Tristan menatap tajam sosok gadis yang duduk di depannya. Selain dendam karena digigit, Tristan juga heran dengan blouse putih yang adik sahabatnya itu kenakan. Zareena mengganti pakaiannya, tetapi baju yang dipakai membuat Tristan menahan tawa.
Pria itu berusaha mengigit lidahnya agar tawa yang ditahan tidak meledak begitu saja di depan meja makan. Tadi rok bertumpuk yang Zareena pakai, sekarang malas blouse dengan kain yang ditumpuk menutupi tubuh bagian depan.
Terlebih calon istri Valdo yang membuatnya tidak tahan mengolok sahabatnya itu. Sungguh gadis yang begitu polos. Selain berkacamata dengan tatanan ikat rambut kucir kuda, Belva juga memakai pakaian yang sama dengan Zareena. Hanya saja bagian lengannya seperti balon mengembang dan lehernya ada kain yang membuat leher gadis itu malah terbenam.
"Aku rasa pakaian sekarang model balon dan kain tumpuk," bisik Tristan pada Valdo.
"Diamlah. Habiskan saja makananmu," balas Valdo.
Zareena membalas tatapan sengit Tristan. Kebetulan sekali ia malah duduk berhadapan dengan pria itu. Zareena tersenyum ketika Tristan memandangnya.
Dari bawah meja sana, Tristan merasakan ada sesuatu yang menyentuh kakinya. Ia melanjutkan makan, tetapi di bawah sana ada gerakan-gerakan turun naik yang membuatnya tidak habis pikir.
Ia melirik sisi kiri ada Valdo dan sisi kanan ada ibu dari sahabatnya. Lalu di depan ada Zareena, Belva serta ibu dari calon mertua Valdo. Siapa lagi yang iseng tengah menggodanya kalau bukan Zareena.
Tiba-tiba secara mengejutkan Zareena berteriak yang berhasil membuat semua orang yang ada di meja makan menoleh padanya. Sontak Zareena menutup bibir dengan pandangan menatap ke sekelilingnya.
"Ada apa, Sayang?" tanya Mary.
"Aku tidak sengaja mengigit lidahku," jawab Zaree.
"Kau harus makan dengan pelan, Nak," ucap Henry, ayah dari Zareena dan Valdo.
Zareena mengangguk. "Iya, Papa. Aku akan hati-hati."
Henry meminta maaf atas kelakukan putrinya di meja makan. Semua memaklumi itu karena Zareena mengalami kecelakaan yang nyatanya tidak demikian. Ada seorang pria yang menendang kakinya dan Zaree tahu siapa itu. Semakin membuat kesal ketika pelaku tersebut malah menikmati makanannya dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa.
"Permisi sebentar, aku ingin ke belakang," ucap Zareena undur diri.
Ia bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju ruang belakang. Zareena keluar dari pintu dapur menuju ke sebuah taman yang menghubungkan halaman depan rumahnya.
"Dia menendang kakiku dengan keras. Pria sialan itu sungguh membuatku marah," ucap Zaree.
Ia memandang mobil yang berjejer di halaman rumah. Zareena tahu kendaraan milik siapa saja yang terparkir rapi itu. Ia tersenyum lebar kemudian menarik jepitan hitam rambutnya.
"Nona sedang apa?" tanya penjaga rumah.
"Oh, ya, yang mana mobil dari teman Valdo?" tanya Zareena.
"Mobil warna putih," jawab penjaga. "Tapi Nona sedang apa di sini?"
"Kau lebih baik duduk manis di dalam pos penjagamu. Jangan beritahu pada siapa pun apa yang aku lakukan sekarang. Anggap saja kau tidak pernah melihatnya," kata Zareena.
Penjaga itu mengangguk. "Baiklah."
Zareena mengusap mobil mewah itu terlebih dahulu kemudian melakukan aksinya dengan mengempiskan keempat ban mobil Tristan.
Ia tertawa kecil ketika rencananya itu berjalan lancar. "Kita lihat bagaimana kamu akan pulang, Tristan."
Zareena melenggang masuk ke rumah dengan senyum ceria yang tersungging di bibirnya. Sebentar lagi ia akan menyaksikan bagaimana Tristan mendorong mobilnya sampai ke rumah.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Trisna
jahil bener deh kamu zareena
2024-10-15
0
Rani Ri
Itu artinya zareena menahan tristan di rumah nya🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-02-03
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
Zereena kayak ansk kecil. ya Tristan ga pulang donk.. 🤭😂😂
2023-10-28
4