Tidak ingin bertambah malu, Tristan langsung saja keluar dari kelab. Ia menendang ban mobil sebagai pelampiasan dirinya. Seorang Tristan ditolak. Apa yang kurang darinya dari pria yang merangkul pinggang Zareena? Ia lebih dari segalanya.
"Dia berani menolakku," geram Tristan. "Beraninya dia!"
Tristan melayangkan tinjunya di atas badan mobil dan sontak ia menjerit kesakitan. Ia mengibas-ngibaskan tangan, lalu masuk ke dalam mobil.
"Sialan!" ucapnya marah. "Ini karena Zareena. Awas saja dia."
Tristan menghidupkan mesin mobil, lalu mengendarai kendaraan roda empatnya keluar dari area kelab summer. Sementara di dalam kelab, Zareena tertawa bahagia karena berhasil membalas perbuatan Tristan.
"Kau melukai hatinya, Zaree. Seorang pria akan kehilangan harga diri jika kau berkata demikian. Aku bahkan tidak tega melihat wajahnya itu," ucap Colin.
"Dia juga mempermalukan diriku. Dia menolak untuk menemaniku, padahal dia sendiri seperti menawarkan diri," kata Zareena membela diri.
"Dia langsung pergi," Justin menimpali.
"Sayang sekali, padahal dia sangat tampan," kata Colin.
"Jangan lagi membahasnya. Aku merasa bersalah. Lebih baik kita nikmati malam ini," ucap Zareena.
Colin dan Justin saling memandang, dan mereka setuju untuk tidak lagi membahas Tristan. Minuman yang Zareena teguk sama sekali tidak mengenakkan. Gara-gara ucapan sahabatnya, Zaree memikirkan Tristan.
"Aku mau pulang. Kalian tinggal saja di sini," kata Zareena.
"Kau datang bersamaku, maka aku akan mengantarmu pulang," ucap Colin, lalu memandang Justin. "Sayang, kau mau ikut?"
"Kenapa tidak? Aku akan ikut kalian," ucap Justin.
Ketiganya keluar dari kelab malam. Justin masuk ke mobilnya sendiri, sedangkan Zareena bersama Colin berlalu dengan kendaraannya.
"Terima kasih sudah mengantar," ucap Zareena ketika sampai di gerbang rumahnya.
"Sudah kewajibanku. Titip salam pada orang tuamu dan Valdo. Katakan jika aku menunggunya di kamar," kata Colin seraya tertawa.
"Jangan menggoda Valdo. Dia akan segera bertunangan."
"Baiklah, tapi aku menyukai malam bersamanya."
Zareena menggeleng, lalu keluar dari mobil. "Sampai jumpa, Colin. Selamat bersenang-senang."
Zareena juga melambaikan tangan pada Justin yang berada di mobil belakang. Malam ini pria itu akan bersenang-senang dengan Colin. Malam panas akan terjadi, dan Zareena cuma bisa mendengar review tentang permainan itu pada besok pagi.
"Besok pagi aku tidak ingin mengaktifkan ponsel. Colin pasti akan menceritakan pengalamannya itu," gumam Zaree, lalu masuk ke rumah.
Zareena tidak menyangka jika sang kakak akan menginap di rumah. Yang Zareena tahu jika Valdo ada janji bersama calon istrinya untuk makan malam. Zareena penasaran apa yang terjadi antara mereka.
"Seharusnya wajahmu senang sehabis makan malam bersama Belva," ucap Zareena.
"Jangan mengingatkanku akan makan malam itu," kata Valdo.
"Kenapa?"
"Jangan membahasnya, Zaree. Aku akan pulang ke rumahku sendiri," ucap Valdo. "Aku akan bersenang-senang lebih dulu sebelum hidupku diatur oleh perempuan itu."
"Tristan memberimu pengaruh buruk. Jangan bermain dengannya. Kau tidak boleh main-main lagi."
"Kau sama saja seperti mama. Aku hanya menikmati masa lajangku, dan ini tidak ada hubungannya dengan Tristan," ucap Valdo.
Zareena mendengkus, ia tidak yakin tentang hal itu. "Kau akan bersenang-senang dengan dua wanita lagi? Aku baru saja melihat temanmu bermain bersama dua wanita. Kalian sungguh hebat."
Valdo tersenyum meremehkan. "Cari pacar, maka kau akan tau kekuatan pria sebenarnya."
"Berharap aku tidak jatuh cinta pada pria sepertimu dan Tristan. Aku kasihan pada Belva pada akhirnya. Dia memberikan tubuhnya pada pria bekas."
"Jaga bicaramu, Zareena!" hardik Valdo.
"Aku hanya bicara fakta," sahut wanita itu, lalu melangkah pergi.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Rizma
gemes liat peran cewek nya lucu
2023-09-24
4
Angraini Devina Devina
hati didengar tor nanti bisa di jodohkan dengan Tristan.....🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-21
0
Anggrainy kaka
emang benar ko yg di katakan adik mu itu......
2023-04-04
0