"Kenapa masih mengikutiku?"
"Kau sendiri tadi yang menyuruhku untuk ikut. Aku ini tamu dan kau harus melayaniku," ucap Tristan.
"Siapa yang mengundangmu kemari? Kau bukan tamuku," sanggah Zareena.
"Ibumu sendiri yang mengatakan agar kau menemaniku."
Zareena membalik dirinya dari hadapan Tristan kemudian berjalan menuju ayunan yang berada di taman. Tristan mengikuti langkahnya tanpa sadar sepatunya itu menginjak rok yang dikenakan Zareena.
"Kau ini!" murka Zareena.
"Maaf, aku tidak sengaja," kata Tristan.
Zareena membalik diri menatap tajam Tristan. Ia mendorong pria itu. "Kau pasti sengaja mengerjaiku, kan?"
"Enak saja. Aku sungguh tidak sengaja!" kata Tristan.
Zareena menunjuk wajah Tristan. "Kau memang ingin mencari masalah denganku, kan? Pertama kau mengatakan rok yang aku kenakan seperti permen. Kedua, kau tidak ingin melihatku. Sekarang kau malah menginjak rok-ku."
"Pertama apa yang aku katakan benar. Kedua aku memang tidak ingin melihatmu. Ketiga, aku tidak sengaja dan keempat, aku memang harus mengikutimu. Kau lupa menambahkan bagian terakhirnya," balas Tristan.
"Tidak sopan," kata Zaree.
"Kau yang tidak sopan. Kau baru saja mendorongku."
"Itu karena kau!" Zareena melangkah maju, tetapi ia kehilangan keseimbangan dengan menginjak rok-nya sendiri. "Eh, tangkap aku."
Keduanya terjatuh bersama di rumput taman. Zareena mengangkat wajahnya dan ia bertatapan dengan bola mata hitam pekat itu. Dapat ia rasakan napas Tristan yang berembus mengenai wajahnya.
"Ini semua salahmu," kata Zaree.
"Ini karena rok yang kau pakai terlalu panjang."
"Kau yang lemah karena tidak bisa menangkapku."
Tristan tidak percaya dengan ucapan Zaree. Ia bisa mengangkat wanita itu dengan satu tangan. "Aku menginjak rok yang kau pakai itu."
Zareena menekan tubuh bidang Tristan dengan jari telunjuknya. "Pantas saja kau menyukai kakakku. Tapi aku tidak akan membiarkan kau mendekatinya."
"Apa maksudmu? Kau tidak melihat dua wanita tadi pagi?"
"Siapa tau kalau kalian malah bermain bersama," kata Zareena.
"Kau!" geram Tristan.
"Apa?" tantang Zaree, "yang aku katakan memang benar, kan?"
"Sepertinya aku harus membuktikannya kepadamu."
Tristan menekan kepala Zareena kemudian membenamkan bibirnya di atas bibir gadis itu. Zaree mengeliat agar Tristan melepaskan dirinya, tetapi pria itu malah menikmati sesapan bibir lembut adik sahabatnya.
"Le-lepas!"
Tristan menarik bibirnya. "Ini baru permulaan."
Zareena menatapnya tajam. "Berani sekali kau!"
"Kau sendiri yang ingin membuktikannya."
Zareena menunduk, memberi gigitan di dagu Tristan yang berhasil membuat pria itu kesakitan. Zareena lekas bangkit dari tubuh bidang Tristan kemudian melarikan diri.
"Sialan!" umpat Tristan. "Awas kau. Kubalas nanti."
Tristan menggosok-gosok dagunya yang telah digigit sembari terus mengumpat Zareena yang sudah melarikan diri.
"Kau kenapa?" tegur Valdo yang menghampiri sahabatnya. "Kau ini bukan anak kecil yang berguling di tanah."
"Sialan! Bantu aku berdiri," kata Tristan.
Valdo membantu sahabatnya berdiri dan ia heran melihat bercak merah di dagu Tristan. "Rumah kami tidak memelihara anjing. Ada apa dengan dagumu?"
"Adikmu menggigitku," kata Tristan.
Valdo tercengang. "Maksudmu Zareena?"
"Memangnya kau punya adik berapa banyak?"
"Kenapa kau bisa digigit?"
Oh, tidak! Tristan tidak mungkin mengatakan jika ia telah mengecup bibir Zareena. Terlebih di depan sahabatnya sendiri. Bagaimanapun, Zaree adalah adik kandung Valdo.
"Aku mengatakan rok yang ia pakai seperti permen," ucap Tristan.
"Jangan mencari masalah dengannya. Zareena wanita pemarah. Untung kau hanya digigit," kata Valdo.
"Memangnya adikmu bisa melakukan apa lagi?"
"Membuatmu dibanting," jawab Valdo.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
🤣🤣🤣🤣
2025-01-16
0
Rani Ri
Hahaha parahhhh 🤣🤣🤣🤣
2024-02-03
1
Elizabeth Zulfa
brrti zaree wanita perkasa dong klo bisa banting tubuh kekarnya Tristan 😅😅
2023-11-24
1