"Hentikan ini, Zaree," kata Valdo. "Kenapa kau datang?" Valdo sangat kesal dengan kehadiran adiknya.
"Aku akan mengatakan semua kelakuanmu kepada mama. Kita lihat apa yang akan terjadi padamu nantinya."
"Kau punya mata-mata, Val," sahut Tristan.
"Diamlah, Tris. Ini semua karena dirimu yang mengizinkannya masuk ke rumah."
"Kenapa kau tidak pergi?" tanya Zareena.
"Zaree, dia temanku. Aku mengizinkannya untuk tinggal di sini."
"Kau tinggal bersamanya?" tanya Zaree tidak percaya. "Bersama pria tidak sopan ini?"
"Nona, kau-lah yang tidak sopan," protes Tristan.
Zaree berkacak pinggang. "Kau saja hanya memakai celana pendek itu, dan kalian membawa masuk dua orang wanita ke rumah ini. Kalian yang tidak sopan."
Valdo melambaikan tangan agar Tristan memakai pakaiannya. Semua pakaian berserakan di lantai. Tristan mengenakan bajunya, lalu memungut celana Valdo dan melemparnya ke arah pria itu.
Zareena memalingkan wajah ketika Valdo bangun dari tempat tidur hendak memakai celana jeans miliknya. Kakaknya itu benar-benar polos tanpa sehelai baju yang melekat di tubuhnya.
"Kau sudah bisa melihat," kata Valdo.
"Terima kasih sudah bertindak sopan padaku," sahut Zareena sembari tersenyum.
Tristan merasa senyuman itu seperti ledekan untuk mereka berdua. Tidak menyangka jika sahabatnya punya adik yang begitu cerewet dan sedikit konservatif. Sudah biasa keduanya berpesta bersama, tetapi baru kali ini terciduk oleh seorang wanita muda.
"Katakan, kenapa kau datang?" tanya Valdo.
"Kau disuruh pulang. Malam ini keluarga calon istrimu akan makan malam di rumah."
"Kau bisa meneleponku, Zaree."
"Memangnya kau mengangkat teleponku!" sembur Zaree. "Aku ini adikmu. Kau bahkan tidak peduli padaku."
Valdo menghela napas panjang. Drama adiknya dimulai lagi. "Apa mama dan papa masih berniat ingin menjodohkanku?"
"Tentu saja. Umurmu sudah dua puluh sembilan tahun. Sudah saatnya kau menikah."
"Pulanglah. Aku akan memberitahu mama untuk datang."
"Tidak bisa. Kau harus mengatakannya sendiri jika akan datang nanti malam. Aku akan menelepon mama dan kau bicara padanya," kata Zaree.
"Aku bisa melakukannya sendiri!" ujar Valdo.
Zareena tidak menghiraukan perkataan kakaknya. Ia menghubungi ibunya, lalu menyuruh Valdo bicara setelah panggilan itu tersambung.
"Iya, Ma. Valdo akan datang nanti malam. Oke, janji tidak akan telat," ucapnya, lalu memutus sambungan telepon. "Puas!"
Zareena tertawa. "Sangat puas. Aku akan menunggumu Kakakku tersayang."
"Sekarang kau pulanglah. Lama-lama aku bisa gila kau ada di sini," kata Valdo. "Tris, antar dia sampai ke depan pintu. Pastikan makhluk ini tidak datang kemari lagi."
"Aku bisa pergi sendiri," sahut Zareena dengan mengentakkan kakinya kesal, lalu keluar kamar begitu saja.
"Dia begitu pemarah," kata Tristan.
"Ini salahmu, Tris. Kau membuatnya masuk ke rumahku."
"Aku sudah menghalanginya, tetapi dia menerobos masuk begitu saja," ujar Tristan. "Tapi, apa kau sungguh akan menikah?"
Valdo mengangkat bahu. "Aku tidak ingin menikah, tetapi orang tuaku terus mendesakku agar lekas melepas masa lajang. Aku tidak ingin diatur oleh wanita. Kau lihat sendiri adikku itu. Dia adalah gadis pengatur sama seperti ibuku."
"Dia juga pemarah," timpal Tristan.
"Malam ini kau harus ikut bersamaku," kata Valdo.
"Aku tidak ingin ikut-ikutan."
"Ini juga karena dirimu yang mengizinkan adikku masuk ke rumah."
"Baiklah, aku akan ikut bersamamu," ucap Tristan pasrah.
Pagi yang buruk untuk Valdo. Sialnya Tristan terjebak di dalamnya. Mereka diciduk oleh gadis pemarah bernama Zareena.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Naura Pulungan
mantap zaree
2023-12-29
1
Ahmad Fatur
aduh soswit
2023-12-25
0
Ahmad Fatur
ih suara nya jelek
2023-12-25
0