Rachel kini tengah menatap kosong pantulan diri nya di cermin yang ada di toilet kampus mata yang sedikit sembab dan raut wajahnya yang terlihat pucat, seperti orang sakit. Ia keluar dari sana berjalan pelan di lorong kampus pandangan nya kosong ke depan bahkan beberapa kali ia hampir bertabrakan dengan orang yang melewatinya.
Sebetulnya Rachel juga sangat bingung kenapa ia menjadi seperti ini hatinya bahkan terasa sakit melihat kejadian di kantin tadi bahkan ia juga menangis hingga matanya terlihat sembab belum lagi pikirannya yang kini di penuhi dengan Bryan.
Rachel sangat tidak menyukai ini bukan seperti ini yang harusnya terjadi justru seharusnya ia merasa bahagia bahkan sangat bahagia karena sekarang dia benar-benar sudah terbebas dari psychopath yang sangat ia benci itu.
Ia sangat tidak mengerti dirinya, pikiran dan hatinya sangat berlawanan.
Dari awal kelas di mulai hingga kelas berakhir ia tidak dapat mengikuti kelas dengan baik Bryan benar-benar ngestuck di pikirannya.
Kini saat kelas berakhir entah di sengaja atau tidak saat Rachel baru keluar dari kelasnya Vallerie dan Bryan menghampirinya seakan mereka sudah menunggu Rachel.
"Ah ini dia.. aku dan Bryan sudah menunggumu dari tadi" ucap Vallerie merangkul tangan Bryan
"Aku ke sini cuma mau minta maaf karena kemarin aku sudah menamparmu karena ada sedikit kesalahpahaman" ucapnya lagi menampilkan senyuman kemenangan
"Tidak.. itu bukan salahmu, itu salahku aku yang harusnya minta maaf" ucap Rachel ia tidak menatap keduanya ia hanya menunduk meremas jari-jari tangannya.
Vallerie mendekatkan wajahnya ke telinga Rachel "Sekarang aku tidak akan mengawasi kau lagi tapi ingat jangan coba-coba untuk mendekatinya lagi" ucapnya.
Vallerie tersenyum licik lalu menepuk-nepuk pundak Rachel dan berlalu pergi menggandeng Bryan meninggalkan Rachel.
...****************...
Rachel kini tengah bersiap-siap karena sebentar lagi bar akan di buka bukan weekend tapi entah kenapa malam ini sangat ramai orang berkunjung. Tidak ada hal istimewa yang terjadi di bar hanya saja Rachel merasa sangat lelah karena banyak nya pelanggan Rachel kini membaringkan tubuhnya di kasurnya setelah tadi sempat membersihkan diri sebelumnya.
Meskipun hatinya sedang hancur tapi waktu tetap berjalan sebagaimana mestinya tidak ada yang berubah, hanya saja kini ia akan menjalani hidup yang tenang karena tidak ada lagi yang akan mengganggu hari-hatinya.
Saat membaringkan tubuhnya Rachel menghela nafas kasar seketika pikirannya kembali di penuhi dengan kenangannya saat bersama Bryan. Ia memaksakan dirinya agar tertidur dengan memejamkan mata hingga akhirnya setelah beberapa saat ia benar-benar tertidur.
Tanpa Rachel sadari di pintu kamarnya ada seseorang yang dari tadi sedang mengamatinya dari kegelapan itu saat melihat Rachel sudah tertidur seseorang itu mendekatinya dan duduk di tepi Ranjang ia mengelus lembut pipi Rachel
"Maaf aku akan segera menyelesaikannya" ucapnya lalu mengecup bibir Rachel singkat sebelum beranjak pergi.
Setelah seseorang itu pergi dan terdengar suara menutup pintu kamar air mata Rachel mengalir di sudut matanya ia memposisikan tubuhnya ke samping meringkuk menangis hingga akhirnya benar-benar tertidur pulas.
Rachel bukan berpura-pura tidur ia benar-benar tertidur tapi karena belum lama ia memejamkan matanya ia tidak tertidur pulas ia terbangun saat merasakan tempat tidurnya bergerak saat seseorang itu duduk di sana.
Jujur Rachel ingin sekali membuka matanya ia ingin sekali menatap dan memeluk orang itu tapi ia takut jika ia membuka matanya Bryan akan berhenti mengelus pipinya dan pergi meninggalkannya lagi.
Alarm ponselnya berbunyi Rachel bangun bangun dari tidurnya mendengar suara bising dari ponselnya dengan malas ia membersihkan dirinya setelah itu Rachel pergi menuju lemari pakaiannya ia mengambil rok pendek kotak-kotak berwarna hijau mudanya dan tank top hijau serta cardigan yang senada.
Rachel sengaja mengenakan pakaian terbuka karena ia tau Bryan tidak menyukai itu Rachel mencoba untuk menarik perhatian Bryan lagi.
Saat ingin berangkat ke kampus Rachel di buat bingung karena ada yang mengetuk pintu rumahnya mendengar ketukan yang berkali-kali itu Rachel pun berlari keluar kamarnya untuk membukakan pintunya ia di buat kaget dengan kehadiran seseorang yang sudah lebih dari satu mingguan ini tidak ia temui.
Rachel menatap Albern yang kini tengah berdiri di depan pintu tersenyum ke arahnya dengan rasa bersalah. Albern menyodorkan sesuatu yang ia bawa Rachel tambah merasa bersalah saat melihat salah satu tangannya mengenakan gips.
"Ini untukmu.. Aku baru saja kembali dari rumah orang tuaku, saat berkeliling aku melihat ini dan teringat padamu" ucap Albern
"Thanks Al and Sorry for that" ucap Rachel sambil melirik tangan Albern yang di gips.
"That's okay, apa kau akan pergi ke kampus? Apa aku boleh mengantarmu?" tanya Albern yang mendapat kan tatapan bingung dari Rachel
"Bukan aku yang menyetir tapi di sana ada taksi yang menungguku" sambung Albern seakan tau apa yang di pikirkan Rachel.
Mereka kini berada di dalam taksi mereka berbincang-bincang hingga akhirnya Rachel tau alasan dia tidak lagi melihat Albern di Bar karena ia sudah berhenti bekerja di sana dan kini Albern masih dalam tahap penyembuhan (tangannya).
"Kau terlihat berbeda dari biasanya, kau merubah stylemu?" tanya Albern
"Hmm" Rachel berdehem sambil menganggukkan pelan kepalanya
"Emm.. apa kau masih berkencan dengannya?" tanya Albern
'Deeggg' bak di hantam sesuatu hatinya terasa nyeri ia tidak siap untuk menerima kenyataan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ruk Mini
cari gara2 kau al
2024-07-28
0