"Wah demi apapun Bryan terlihat sangat tampan bahkan dari samping sekali pun" puji Giska saat melihat kedatangan Bryan di kantin bersama dengan mahasiswa lainnya.
"Kau benar-benar gadis beruntung Rachel karena mendapatkannya" ucap Giska lagi
Rachel memutar malas bola matanya bagaimana tidak Giska dan Velly terus-terusan saja memuji Bryan “Beruntung katanya? Yang benar saja, apa yang membuatku beruntung menjadi kekasihnya? Beruntung karena bisa cepat mati” rutuk Rachel dalam hatinya.
Bagaimana kedua sahabat Rachel bisa tahu hubungan Rachel dan Bryan? Saat insiden pulang kampus kemarin beberapa orang yang masih berada di parkiran melihat mereka bersama kini satu kampus mengetahui hubungan mereka bukan hanya Giska dan Velly yang tahu itu, bagaimana bisa tersebar entahlah ia pun tidak mengetahui itu.
"Bryan sungguh mempesona, kau sangat keren Rachel" ucap Velly tapi Rachel tidak menanggapi itu.
"Lihatlah! lihatlah! dia tersenyum padamu" ucap Giska heboh sambil memukul-mukul tangan Rachel.
"Ya sudah biarkan saja" ucap Rachel ketus
Rachel yang di tatap oleh Bryan sama sekali tidak terlihat senang bahkan Rachel tidak menatap kearah Bryan apa lagi membalas senyuman Bryan Rachel benar-benar mengabaikan itu.
Melihat Rachel yang berani mengabaikannya Bryan pun tersenyum miring lalu bangkit dari kursinya dan menuju arah meja Rachel dan kedua sahabatnya itu.
"Sayang" ucap Bryan menghampiri Rachel sontak saja panggilan manis yang di berikan Bryan pada Rachel itu sukses membuat Velly dan Giska menjadi sangat heboh.
"Apa aku boleh membawa Rachel pergi?" tanya Bryan sopan pada Giska dan Velly.
"Ah tentu saja, silakan saja tidak perlu pakai izin-izin segala, iyakan vel?" ucap Giska heboh dan di tanggapi oleh Velly yang terlihat kegirangan.
Bryan tersenyum ke arah Giska dan Velly lalu menggenggam tangan Rachel dan menarik lembut tangannya, mereka berdua terlalu heboh dibanding Rachel.
"Apa yang ingin kau lakukan!" ucap Rachel dengan nada sedikit tinggi
"Sebentar saja" ucap Bryan dengan lembut
Bryan adalah kakak tingkat Rachel di kampus ini, dijuluki pria populer most wanted bukan hanya karena wajahnya yang tampan tubuhnya yang seksi dan gayanya yang keren Bryan juga di sukai karena sifatnya yang ramah dan baik
Karena hal itu banyak orang yang menyukai Bryan di kampus ini terutama para wanita bahkan jika sekarang Rachel berteriak di sini mengatakan bahwa sebenarnya Bryan itu seorang Psychopath mungkin ia akan di kira sakit jiwa.
Sifat Bryan di keramaian sangat berbeda dengan saat hanya berdua saja dengan Rachel contohnya saja sekarang ini Bryan membawa Rachel masuk ke dalam mobilnya senyuman yang tadi ia tebar di kantin sudah lenyap begitu saja dan ia menampakkan sifat aslinya saat sedang berduaan saja.
"Apa maksud perlakuanmu tadi sayang? tanya Bryan
"Apa yang kulakukan? Aku hanya memakan makananku" ucap Rachel ketus ia sangat muak dengan Psychopath bermuka dua ini.
"Apa maksudnya ini? Kau menentangku? Aku lihat semakin hari kau semakin berani menentangku ya sayang" Bryan tersenyum miring.
"Apa karena kini kau sudah memiliki pria lain yang bisa melindungimu dariku maka dari itu kau berani menentangku?" ucap Bryan dengan rahang yang mengeras.
"Apa maksudmu? Omong kosong apa itu?" tanya Rachel
"Omong kosong?" tanya Bryan tertawa kesal
"Aku hanya ingin mengakhiri semua ini aku tidak ingin bersamamu aku tidak ingin menjadi kekasihmu" ucap Rachel cukup lantang dan ia mengatakan itu sambil memejamkan erat matanya
"Putus? Apa itu maksud ucapanmu itu?"
"Iya putus! AKU INGIN PUTUS" ucap Rachel penuh penekanan. ini agak menggelikan bahwa ia mengatakan putus disaat ia tidak menginginkan hubungan ini.
"Kenapa kau ingin putus dariku? Bukankah kau menyukaiku?"
"Tidak, aku tidak ingin bersamamu dan aku sama sekali tidak pernah menyukaimu"
"Apa karena kau menyukai bartender sialan itu? Kau menyukainya karena dia mentraktirmu makan atau karena dia membawamu bermain cupid? Aku juga bisa melakukan hal yang lebih dari itu sayang"
"Apa kau lupa sayang jika kau terus bersamanya aku bisa saja menghabisinya karena dia menghalangiku untuk memilikimu sepenuhnya" sambung Bryan
Mata Rachel terbelalak mendengar hal itu apa dia akan menghabisi Albert jika aku menyukainya alasan gila apa itu aku tidak boleh melibatkan Albert di sini.
"Aku tidak menyukainya" ucap Rachel jujur
"Kalau begitu tidak ada alasan untuk kita berpisah"
"Apa maksudmu kenapa tidak ada alasan? Aku tidak menyukaimu itu sudah lebih dari alasan" bentak Rachel
Bryan mengeluarkan pisaunya dari box mobilnya dan Bryan juga memainkan pisau itu tepat di hadapan Rachel tubuh Rachel mendadak kaku, mulutnya yang dari tadi terus-terusan berkoar kini menjadi diam seribu bahasa tubuhnya bergetar.
"Aku bisa membunuhmu sekarang sayang setelahku pikirkan lagi daripada membunuh si bartender itu, membunuh kau adalah solusi yang jauh lebih baik" ucapnya diam sejenak lalu menyeringai
Dan kembali berkata "Bukan hanya aku, pria sialan itu juga tidak akan bisa mendapatkanmu selamanya" ucap Bryan yang masih memainkan pisaunya dengan gerakan seperti sedang menyayat sesuatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Joemiati
Bryan terobsesi aj ini sih tp serem bngt SM ancemannya
2022-09-15
3