Rachel mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menarik selimut menutupi tubuhnya saat ia meraih ponselnya yang berada di sampingnya seketika matanya membulat kaget melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10.15 AM
Tapi saat itu juga ia mengingat bahwa hari ini ia tidak ada kelas Rachel pun menghela nafas lega kepalanya terasa sakit akibat tidur terlalu lama.
Di sisi lain Bryan yang kini tengah berada di kampus lebih tepatnya di kantin dengan seorang wanita yang membuat banyak orang menatap keduanya. Sudah pasti wanita yang bersamanya bukan Rachel, wanita yang ada di hadapannya adalah Vallerie yang sejak kehadiran Bryan di kampus hingga saat ini terus menempel bagai prangko.
Bahkan pulang kampus juga bersama Bryan hingga mereka menjadi bualan banyak orang di kampus Vallerie bahkan tak segan-segan menggandeng tangan Bryan sepanjang jalan kemana pun mereka pergi seperti sekarang ini mereka menuju parkiran untuk pulang bersama.
Sedangkan Rachel ia benar-benar menghabiskan waktu siangnya hanya di rumah saja ia tidak keluar kemana pun bahkan ke mini market sekali pun yang biasa ia kunjungi setiap hari ia benar-benar stay at home di malam harinya baru ia keluar dari rumah itu pun pergi ke bar dan hanya bekerja seperti biasa dan tidak ada hal yang istimewa terjadi di sana.
...****************...
Rachel kini tengah berdiri di depan cermin meja rias yang ada di kamarnya sembari memikirkan apa tidak masalah untuknya mengenakan pakaian terbuka seperti ini, bagaimana jika nanti Bryan kembali menyebutnya ******?
Tapi jika tidak nanti Giska akan merasa sedih karena ia tidak pernah mengenakan pakaian pemberiannya apalagi sebelumnya Giska sempat protes karena ia tak kunjung mengenakan baju pemberiannya tapi ia sudah dua kali mengenakan baju pemberian Vely.
Rachel menghela nafas kasar dan memutuskan untuk mengenakannya sekali saja hari ini dia hanya harus bersembunyi dari Bryan pikirnya.
Rachel pun pergi ke kampus dengan mengenakan baju putih lengan panjang dengan bagian depan yang mengekspose tulang selangka indah miliknya serta bagian dadanya. Rachel mengenakan rok pendek kotak-kotak berwarna abu-abu serta kardigan berwarna cream yang hanya panjang di sebelah kanan sedang kan bagian kiri dan bagian belakang panjangnya tidak menutupi paha mulusnya.
Saat baru menginjakkan kakinya di gerbang kampus banyak mata memandang ke arahnya Rachel melangkahkan kakinya ter buru-buru karena merasa sangat risih dan terganggu dengan tatapan banyak orang tapi saat setengah jalan menuju kelas ponselnya justru berdering ia mendapat telpon dari Giska yang menyuruhnya ke kantin.
Setelah mematikan sambungan telponnya Rachel pun berbalik arah menuju kantin dengan terburu-buru ia merasa sangat tidak percaya diri mengenakan pakaian yang cukup seksi menurutnya ini di luar rumah apalagi di kampus yang sudah jelas akan di tatap banyak orang terlebih ia takut jika bertemu Bryan.
Tanpa melihat kiri kanan Rachel buru-buru berlari kecil menghampiri kedua temannya yang tengah melambaikan tangan ke arahnya
Saat ia ingin duduk Giska justru berdiri dari duduknya dan memutar-mutar tubuh Rachel dan berdecak kagum "Lihatlah.. kan aku sudah bilang style seperti ini lebih cocok untuk mu, kau cantik sekali" ucap Giska girang
"Sudah hentikan jika bukan karena kau yang merengek aku tidak akan pernah mengenakannya apalagi ke kampus" ucap Rachel mendudukkan dirinya di kursi di seberang kedua temannya.
Tanpa Rachel sadari seseorang tengah menatap lekat dirinya dengan rahang yang mengeras mulai saat melihat Rachel memasuki kantin hingga sekarang.
"Apa ini untukku?" tanya Rachel pada kedua temannya sambil menunjuk makanan yang ada di hadapannya.
"Makan saja" ucap Giska
"Apa kau dan Bryan putus?" tanya Vely to the point yang justru mendapat senggolan dari Giska tanda seharusnya tidak menanyakan hal itu.
"Tidak" jawab Rachel sambil menyuap makanannya lalu memandang bingung ke arah Giska dan Vely.
"Hmm?" tanya Rachel bingung melihat kearah temannya.
"Kalian kenapa sih?" tanyanya lagi melihat kedua temannya saling menyenggol satu sama lain.
Giska dan Vely mengalihkan pandangan matanya ke arah samping, Rachel hanya memiringkan kepalanya tak mengerti melihat tingkah kedua temannya itu. Hingga akhirnya Giska memberinya kode dengan mulutnya untuk melihat ke samping mereka.
'Deeggg' hatinya berdenyut dan terasa nyeri saat melihat pemandangan di sana walaupun terhalangan oleh orang di meja sampingnya tapi Rachel dapat melihat jelas siapa yang kini kedua temannya maksud.
Pandangan mata Rachel tidak bisa lepas dari Bryan dan Vallerie hatinya sangat sakit melihat keduanya yang kini tengah bermesraan mereka saling menyuapi satu sama lain bahkan Bryan mengelus tangan dan pipi Vallerie.
Bagaimana mungkin mereka bisa bersama?
Rachel tidak ingin melihat pemandangan yang menyakitkan itu tapi ia tidak bisa lepas dari itu ia menggigit kuat bibir bawahnya sembari menahan air mata yang sepertinya akan keluar hingga kedua temannya menyadarkannya.
Tapi tetap saja saat ia memalingkan wajahnya ke arah teman-temannya air mata yang ia tahan mati-matian dari tadi tanpa sadar jatuh begitu saja.
"Ah.. maaf" ucap Rachel saat merasakan air matanya mengalir di kedua pipinya dan kemudian beranjak pergi dari kantin meninggalkan kedua temannya itu.
"Rachel" panggil Vely.
"Dasar keparat" maki Giska melihat ke arah Bryan
Bryan yang tak henti-hentinya menatap Rachel dikejutkan oleh kedua teman Rachel yang memandang sinis ke arahnya tepat saat Rachel melirik ke arahnya dengan buru-buru Bryan memalingkan wajahnya.
Meskipun tengah bermesraan dengan Vallerie tapi sesekali matanya melirik ke arah Rachel yang masih setia menatap ke arahnya dengan bibir yang bergetar dan tatapan sayunya Bryan juga dengan tidak sengaja melihat Rachel meneteskan air mata saat memalingkan wajah ke arah temannya sebelum ia berlari beranjak pergi.
Melihat itu Bryan dengan otomatis berdiri ingin mengejar Rachel tapi belum sempat ia pergi Vallerie terlebih dulu menahan tangannya.
"Kau yakin ingin mengejarnya Bryan?" tanya Vallerie menyeringai licik.
"Apa kau masih tidak mempercayaiku? Kau boleh mencobanya. Silahkan saja ikuti wanita ****** itu" ucap Vallerie sambil menaikkan kedua bahunya.
Semenit kemudian Vallerie tersenyum senang saat Bryan tidak jadi menyusul Rachel dan lebih memilih untuk tetap bersamanya sedangkan Bryan kini tengah mengepalkan tangannya ingin rasanya melenyapkan wanita licik ini sekarang juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ruk Mini
ko...🙄🙄🙄🙄
2024-07-28
0