Mendengar hal itu membuat Rachel memutar malas bola matanya Rachel pikir itu hanya pria cabul yang mencoba menggodanya dan memilih untuk mengabaikan pria itu tapi saat Rachel ingin mengenakan handsfreenya kembali tangannya justru di tahan oleh pria itu.
"Apa-apaan ka" ucapan Rachel terhenti saat menatap pria itu.
Kaget itu adalah yang kini Rachel rasakan pria yang kini berdiri di depannya ini adalah pria yang sama di mimpinya bukan pria cabul seperti yang ia pikirkan tapi pria yang ingin melenyapkan nyawanya.
Hmm? Bukankah itu hanya mimpi tapi bagaimana mungkin ada pria yang terlihat sama persis di mimpinya dan berada di sini??
"Sayang ada apa denganmu? Tadi mengabaikanku kini hanya menatapku begitu tanpa mengatakan apapun, apa kau marah padaku? Padahal aku hanya ingin menyapa saja" ucap pria itu sambil mengelus lembut kepala Rachel
Sontak itu membuat Rachel dengan cepat menepis tangannya, pria itu menyeringai melihat Rachel menepis tangannya dan pergi meninggalkan Rachel yang masih dalam kebingungan begitu saja.
"Ini gila, bagaimana mungkin. arrrgh.." rutuk Rachel
Rachel berniat pergi meninggalkan tempat itu dan ia dibuat bingung dengan orang yang ada di sana karena semua pandangan mata mengarah padanya dan mereka menatap Rachel dengan sinis.
Rachel tetap melangkahkan kakinya pergi menjauh dari taman tersebut untuk kembali bersama temannya dan mengabaikan tatapan aneh itu dengan penuh tanda tanya dipikirannya, ada apa dengan tatapan itu? apa ada yang salah dengannya??.
Rachel menuju ruang kelasnya karena kini teman-temannya sudah berada di dalam kelas, setibanya di ruang kelas Rachel langsung bertanya kepada temannya tanpa menjelaskan apapun.
"Apa ada yang aneh denganku? Apa aku terlihat aneh?" tanya Rachel kebingungan.
Kini tidak hanya dirinya yang menjadi bingung bahkan kedua temannya itu ikut kebingungan dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu sambil memikirkan apa yang aneh dari Rachel.
"Orang-orang di taman melihatku sinis, apa ada yang aneh dengan penampilanku?" tanyanya lagi.
Felly dan Giska dengan kompak menggelengkan kepalanya karena ia tidak melihat hal aneh dari diri Rachel.
"Tidak ada yang aneh dengan penampilanmu" ucap Giska dan disetujui oleh Felly.
Mendengar itu Rachel memutuskan untuk melupakan dan mengabaikan hal itu, ia duduk di bangkunya dan siap mengikuti kelas berikutnya.
Kini jam kampus sudah selesai Rachel kini tengah berjalan di koridor ingin menuju gerbang untuk pulang tapi saat ingin pulang tiba-tiba Rachel kebelet dan pergi menuju toilet dengan terburu-buru tapi saat keluar dari toilet suara pria di belakang membuatnya kaget.
"Kau akan pulang sekarang sayang" pria itu berbisik tepat berada di belakangnya
"K-kau kenapa bisa ada di situ" Rachel kaget
Pria itu melangkah maju mendekati Rachel hingga mendorong cepat Rachel kembali masuk dalam toilet dan dorongan itu seperti deja vu bagi Rachel.
"Ja-jangan mendekat! ke-keluar ini toilet wa-wanita" ucap Rachel terbata-bata
"Lalu kenapa? Aku hanya ingin berdua denganmu saja itu bukan hal yang salah bagi sepasang kekasih" ucap pria itu dengan santainya.
"Kekasih? Si-siapa kekasihmu? Aku tidak kenal denganmu, i-ini pertama kalinya aku melihatmu" ucap Rachel.
"HAHAHA yang benar saja, kau melupakanku sayang?" ucap pria itu mengimpit Rachel yang tersandar di dinding.
"Ap-apa maksudmu?" tanya Rachel
"Sepertinya aku harus membuatmu mengingatku terlebih dulu" ucapnya sambil mengeluarkan sebilah pisau dari sakunya.
Deg. Itu bukan mimpi hal itu benar-benar terjadi pria di depannya ini benar-benar pria psychopath yang ingin melenyapkan nyawanya tadi malam. Rachel sangat ketakutan tubuhnya bergetar saat pria itu bermain dengan pisau yang sama di hadapannya dengan gerakan seolah sedang menyayat sesuatu.
"Ma-maaf sepertinya A-anda salah orang, sa-saya tidak mengenali A-anda, permisi" ucap Rachel dengan suara yang bergetar mencoba kabur dari pria itu.
Belum sempat melangkahkan kakinya pria itu kembali mendorong kasar tubuh Rachel dan mencengkeram kuat bahunya itu membuat Rachel meringis kesakitan.
"Sepertinya kau tidak mengerti ucapanku ya. Kau itu adalah kekasihku! Jangan pernah berpura-pura tidak mengenaliku lagi" ucap pria itu dengan mengeraskan rahangnya.
"Aku akan membunuhmu jika kau seperti itu lagi walaupun kau kekasihku itu tidak akan membuat aku segan untuk menghabisimu. Mengerti!"
Tubuh Rachel melemas hingga membuatnya terduduk di lantai ingin rasanya ia menangis sekarang Rachel benar-benar tidak tahu harus berbuat apa di situasi seperti ini apa yang bisa di buat kalau ia mengatakan tidak ingin pria ini pasti membunuhnya sekarang ini juga, bahkan tidak memungkinkan baginya untuk menghubungi teman-temannya dan menyeret mereka untuk berurusan dengan pria gila ini.
"Apa kau mengerti?!" tanyanya dengan penuh penekanan
Rachel yang sudah sangat lemas hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanpa mengatakan hal apapun, ini semua salahnya kenapa malam itu ia mengatakan akan melakukan apa saja, lihatlah yang terjadi sekarang karna perkataan konyol itu bisa-bisanya ia bernegosiasi dengan seorang pria gila.
"Ah sepertinya aku membuat kau sangat ketakutan ya sayang? Ayo aku akan mengantarmu pulang" ajaknya sambil membantu Rachel berdiri dari duduknya.
Kini Rachel berada di dalam mobil pria itu, ia tidak ikut dengan patuh, ia sempat menolak ajakan pria itu namun ucapannya tidak didengar sama sekali oleh pria gila egois itu.
Hening hanya keheningan yang ada di mobil itu Rachel hanya berdiam diri menunduk tak mengatakan sepatah katapun bahkan nafasnya tidak terdengar bukan berarti ia tidak bernafas dan hingga akhirnya pria itu membuka suara mengajak Rachel berbicara.
"Kau tidak tahu namaku bukan?” tanyanya dan Rachel hanya memandangnya takut.
"Bryan. Bryan Kyne"
"Itu namaku, lalu kau" ucap Bryan sembari menunjuk Rachel "Apa kau bisa tidak menatapku seperti itu, itu sedikit mengganggu" ucapnya lagi karena ia merasa sedikit risi dengan tatapan yang di berikan Rachel padanya.
Hmm? Apa pria itu sedang meminta tolong padanya bukan memberinya perintah? Apa yang salah dengan pria ini, apa dia berkepribadian ganda??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Gustinur Arofah
menegangkan, tp seru
2022-09-11
2