Sekali lagi Rachel di buat kaget oleh pria gila ini karena kini mereka sudah sampai tepat di depan rumahnya, Rachel yang sedari tadi hanya diam tidak mengatakan apapun bahkan seingatnya ia juga tidak pernah memberitahukan alamat rumahnya dan entah bagaimana bisa sekarang mereka telah berada di rumah Rachel.
Seakan tahu dengan apa yang sedang Rachel pikirkan Bryan menjawab terlebih dulu sebelum Rachel bertanya
"Apa kau juga melupakan hal ini? Kau yang memberitahuku alamat rumahmu" jelas Bryan
"Masuklah, aku akan pergi" sambung Bryan
Rachel dengan patuh mengikuti perintah pria itu, meski banyak hal yang membuatnya penasaran ia memilih untuk memendamnya dan memutuskan untuk segera keluar dari mobil pria tersebut dan berjalan memasuki rumahnya.
Rachel merebahkan tubuhnya di atas kasur, entah kenapa hari ini terasa sangat melelahkan. Bukan hanya tubuhnya yang lelah namun pikirannya juga, terlalu banyak hal yang masih menjadi teka-teki baginya karena terlalu lelah bahkan Rachel secara perlahan mulai terlelap, ia memilih untuk tidur terlebih dulu sebelum berangkat kerja.
Rachel kini berada di jalan menuju bar tempatnya bekerja, bar yang akan membantunya untuk menghasilkan uang selama berada jauh dari orang tuanya untuk menambah-nambah keuangannya.
Rachel kini sudah sampai ditempat kerjanya, ia masuk ke dalam bar karena masih jam 4.50 sore bar terlihat sepi hanya ada para karyawan saja yang sedang bersiap-siap Rachel pun menuju lokernya dan mengganti bajunya mengenakan pakaian waitters khusus barnya.
Waktu berlalu dengan cepat kini jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan bar pun mulai di buka dengan satu dua pelanggan mulai berdatangan ketika sudah jam 9.30 malam bar menjadi sangat ramai oleh pengunjung.
Rachel menjadi sedikit lelah karena pelanggan yang terus berdatangan dan Rachel yang terus bolak-balik antar meja bartender dan meja pelanggan belum lagi kakinya yang sedikit sakit karena mengenakan sepatu high heels.
Sisa tiga puluh menit sebelum kerja part time Rachel selesai meja yang ada di sudut ruangan terdapat seorang pelanggan yang terus-terusan memperhatikan Rachel, karena lampu bar yang tidak terlalu terang Rachel tidak mengetahui hal itu.
Rachel kini berada di meja bartender berdiri di samping sang bartender hingga sang bartender mengatakan padanya bahwa pelanggan yang di sana belum memiliki pesanan melihat arah pandangan bartender Rachel pun menuju ke arah meja pelanggan tersebut.
"Excuse me sir, can i help you?" tanya Rachel dengan sopan
Pelanggan itu sama sekali tidak menggubris perkataan Rachel bahkan melihat ke arah Rachel pun tidak hal itu membuat Rachel sangat kesal.
"Kalau belum selesai memilih saya akan kembali 3 menit lagi sir" ucap Rachel
‘Grebb....’
"Black Bire Bite" ucap pria itu menggenggam tangan Rachel
Mata Rachel membulat suara itu sangat familier untuknya bagaimana tidak suara itu seharian ini selalu terngiang di telinganya tak lain tak bukan dia adalah seorang pria gila egois yang tanpa di sengaja kini menjadi kekasihnya.
"Apa kau tidak ingin menerima pesananku sayang" ucap Bryan mengangkat kepalanya menatap Rachel.
"Ke-kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Rachel
"Di depan tidak tertulis kalau seorang Bryan Kyne kekasih Rachel Zweeta dilarang masuk ke sini" ucap Bryan berbisik di telinga Rachel dan menyeringai.
Rachel yang mendengar hal itu sontak melangkah mundur dan memutar tubuhnya berlari kecil ke arah meja bartender sedangkan Bryan yang melihat reaksi kekasihnya hanya tertawa kecil dan jangan lupakan seringainya.
"Al Black Bire Bite untuk meja 3C" ucap Rachel pada bar tender
Minuman yang di pesan Bryan tidak di antarkan oleh Rachel tapi oleh waitters lain sedangkan Rachel kini terlihat sedang berbincang-bincang dan tertawa bersama Albern sang bartender.
Tanpa mereka sadari di sudut sana ada mata yang menatap panas ke arah mereka seakan siap memangsa Bryan sangat marah karena sikap Rachel yang terlihat berbeda saat sedang berdua dengannya dan saat berduaan dengan pria bartender itu.
"Hah, aku tidak tahu kalau kau juga bisa tersenyum dan tertawa seperti itu sayang" ucap Bryan dengan rahang yang mengeras.
"Lihat dan tunggu saja apa yang akan kulakukan sayang" ucap Bryan menyeringai
Sepuluh menit sebelum waktu part time Rachel selesai Bryan telah meninggalkan bar melihat itu Rachel menghela nafas syukur karena setidaknya di tempat kerjanya dia tidak perlu bertemu pria itu.
Kini waktu part time Rachel telah selesai dia menuju lokernya dan mengganti bajunya serta mengganti sepatunya terlihat tumitnya berdarah karena terlalu lama mengenakan high heels.
Rachel dan Albern terlihat keluar dari pintu belakang bar saat sedang berjalan Albern tidak sengaja melihat ke arah tumit Rachel yang terluka dan membawa Rachel ke mini market yang ada di dekat bar itu dan Albern juga memasangkan plester di tumit Rachel setelah Rachel sempat menolak.
Bryan melihat hal itu wajahnya memanas dia sangat marah melihat pria itu menyentuh kaki kekasihnya dan naluri seorang psychopathnya muncul kembali dia ingin segera menghabisi pria itu karena berani menyentuh miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Gustinur Arofah
seru
2022-09-11
1