Setelah berada sekitar dua jam di bar Vallerie dan teman-temannya pun memutuskan untuk pergi meninggalkan bar begitu pula dengan Bryan, Rachel menghela nafas lega saat melihat Vallerie sudah beranjak pergi dari sana.
Vallerie pun berpisah dari teman-temannya Vallerie yang merasa sedikit pusing pun menelpon supir pengganti untuk membawanya pulang Bryan yang mendengar hal itu pun menyeringai penuh arti.
Mobil milik Vallerie kini sudah melaju berjalan menuju rumah Vallerie tapi saat sudah setengah jalan Vallerie yang sebelumnya memejamkan matanya kini terbangun karena merasakan guncangan.
"Kenapa berguncang seperti ini sih! Kenapa kau melewati jalan berlubang" bentak Vallerie "Bisa nyetir ngga sih?!" sambungnya
"****** ini sangat merepotkan. Dia terlalu banyak bicara"
Tak lama kemudian mobil Vallerie pun berhenti di sebuah gang kecil yang sangat sepi "Sudah sampai nona" ucap supir itu
Vallerie pun turun tanpa menyadari dimana kini ia berada ia mengambil beberapa lembar uang pecahan lima puluh dolar dari tasnya lalu ia juga mengambil kunci mobilnya dari supir pengganti itu.
Saat melangkahkan kakinya menjauh dari mobilnya bukan pagar rumah yang ia temui melainkan tembok saat melihat sekeliling yang dia dapati hanya ada bangunan-bangunan tua kosong yang berada di sebuah gang kecil.
Kini Vallerie baru menyadari keberadaannya Vallerie pun berdecak kesal membalikkan badannya menuju kearah supir pengganti yang masih berada di mobilnya tapi saat ia berhadapan dengan supir pengganti itu ia dibuat kaget karena yang kini tengah bersandar di mobilnya bukan supir pengganti melainkan Bryan.
"Bryan? Kenapa kau bisa di sini?" tanya Vallerie kaget tapi ia tidak bisa menutupi kebahagiaannya melihat Bryan di sana.
Sempat terlintas dipikiran Vallerie mungkinkah Bryan melakukan pekerjaan sambilan sebagai supir pengganti? Namun dengan cepat ia tepis pemikiran tersebut karena itu hal yang sangat tidak masuk akal, seorang Bryan menjadi supir pengganti.
"Karena aku yang membawamu ke sini" ucap Bryan sambil memperlihatkan tiga lembar uang pecahan lima puluh dolar yang Vallerie berikan sebelumnya.
"Benarkah? Apa kau bekerja sebagai supir pengganti?" tanya Vallerie
Dengan tiba-tiba Bryan menarik tangan Vallerie menjauh dari mobil dan mendorong tubuhnya ke dinding bangunan tua tersebut bahkan Bryan menghimpit tubuhnya. Takut? tentu saja tidak. di dalam hati Vallerie kini tengah bersorak senang karena ia yakin bahwa tidak mungkin Bryan lebih memilih wanita murahan itu ketimbang dirinya.
"Apa kau pikir aku akan melakukan pekerjaan itu?" tanya Bryan tepat di telinga Vallerie
"Apa yang ingin kau lakukan denganku di tempat sepi seperti ini" tanya Vallerie dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat girang
Bryan menyeringai jelas tanda bahwa dirinya sudah sangat tidak sabar menghabisi wanita ****** yang ada di hadapannya ini Vallerie tak dapat menahan rasa senangnya senyumnya tercetak jelas di bibirnya.
Saat melihat Bryan yang tengah menyeringai menatapnya mana mungkin ada pria yang tidak tergoda dengannya yang perfect ini terlebih lagi kondisi dan posisi sekarang ini sangat mendukung untuk melakukan hal itu.
Bryan memposisikan tangannya tepat di pinggang Vallerie melihat itu dengan cepat Vallerie mengalungkan tangannya ke leher Bryan tidak hanya sampai di situ bahkan saat Bryan mendekatkan wajahnya Vallerie dengan cepat memejamkan matanya menunggu Bryan melakukan hal yang kini tengah memenuhi pikirannya.
Saat menunggu Bryan untuk mencumbunya ia justru merasakan bahwa tangan Bryan tidak berada di pinggangnya lagi menyadari hal itu Vallerie mengerutkan keningnya bertanya-tanya kenapa Bryan tidak jadi mencumbunya, apakah pria ini sedang menunggunya yang memulai?
Saat ingin membuka matanya Vallerie tercekat kaget merasakan sesuatu yang dingin berada di lehernya mata Vallerie membelalak saat melihat bahwa hawa dingin yang menyeruak masuk di kulit lehernya itu berasal dari sebilah pisau milik Bryan.
Tanpa basa-basi Bryan pun menancapkan pisaunya di leher Vallerie walaupun tidak terlalu dalam tapi darah yang mengucur keluar cukup banyak.
Bryan tidak berniat untuk menghabisi Vallerie langsung dia ingin bermain-main terlebih dulu karena ia ingin Vallerie merasakan sakit yang di rasakan Rachel pada pipi dan sudut bibirnya.
"Arghhhh" teriak Vallerie kesakitan saat pisau itu menusuk bagian lehernya tapi setelah itu bukannya ketakutan Vallerie justru tertawa.
"Hhahaha" tawa Vallerie sambil sesekali meringis kesakitan dan menatap horor Bryan.
"Kau suka bermain kasar? Wow.. sangat cocok dengan dirimu" ucapnya lagi.
"Apa kau sungguh berpikiran seperti itu? Wah lihatlah dirimu benar-benar seperti seorang ******"
Bryan tersenyum miring saat melihat Vallerie yang tertawa bahkan setelah Bryan menusuk lehernya dia bahkan tidak memperlihatkan ketakutannya saat Bryan kembali mengarahkan pisaunya ke arah dagu Vallerie Bryan justru di buat tertawa oleh pertanyaan konyol yang di lontarkan Vallerie.
Vallerie mulai menyadari situasi saat ini, pria yang sangat ia sukai itu melakukan hal ini demi wanita murahan itu "Apa kau yakin ingin membunuhku demi wanita murahan itu?" Vallerie tertawa meremehkan Rachel.
"Haha siapa yang kau sebut murahan" ucap Bryan dengan rahang mengeras dan langsung menyayatkan pisaunya di dagu Vallerie
Vallerie meringis kesakitan diselingi dengan tawanya yang semakin keras "Aku kira itu hanya sekedar keusilan anak kecil saja tapi siapa sangka itu berpengaruh sampai kau dewasa" ucap Vallerie ambigu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ruk Mini
sm2 sengklek...
2024-07-28
0