"Apa yang kau katakan? Kekasihku? Aku tidak memiliki kekasih" ucap Bryan
Rachel tersentak hatinya berdenyut nyeri bak tertusuk sesuatu. Tidak memiliki kekasih? Bukankah hubungan ini bisa di sebut sebagai kekasih? Dia bahkan selalu mengatakan kalau aku kekasihnya dan selalu memanggilku dengan sebutan sayang apa benar kalau aku hanya pelariannya saja?
Setelah melontarkan hal itu Bryan tidak mendapat tanggapan dari Rachel melihat Rachel yang menunduk ia pun mengangkat wajah Rachel dengan tangannya yang ia letakkan di dagu Rachel.
Bryan tersentak ketika melihat tatapan mata sayu Rachel yang kini dilapisi genangan air mata, merasa ada yang salah Bryan pun meluruskan maksud dari perkataannya.
"Bukan seperti itu, tentu saja kau adalah kekasihku yang kumaksud itu aku tidak memiliki kekasih lain selain kau" jelas Bryan
Setelah mengatakan hal itu Bryan justru di buat kaget oleh Rachel karena air mata yang tadinya menggenang kini mengalir turun, melihat itu Bryan langsung menarik Rachel ke dalam pelukannya.
"Aku tidak tau siapa yang kau maksud tapi aku tidak akan mengkhianatimu. Kekasihku hanya kau saja" ucap Bryan lagi sambil mengeratkan pelukannya.
Setelah merasa lelah menangis Rachel pun merasakan kantuk yang kini datang menyerangnya saat mencoba sibuk melawan rasa kantuknya tanpa ia sadari ia pun memejamkan matanya dengan posisi masih berada di dalam pelukan hangat Bryan.
Bryan yang mendengar isakan tangis yang kini berganti menjadi dengkuran kecil pun tersenyum ia merasa Rachel itu sangat lucu setelah lelah menangis ia pun tertidur pulas Bryan membaringkan tubuh Rachel di kasurnya dan menyelimuti Rachel.
Bryan mengelus lembut pipi Rachel dan mengecup bibir Rachel singkat tanpa berniat untuk ********** Bryan juga mengecup kening Rachel sebelum beranjak pergi dari sana.
...****************...
Di Bar tempat Rachel bekerja terlihat seorang wanita cantik yang mengganggu pikiran Rachel yang kini tengah mengawasi menatap sinis ke arahnya dengan di temani kedua orang temannya.
Rachel sangat tidak nyaman dengan tatapan itu ia sangat risih dan sangat terganggu ya itu semua terjadi karena Rachel mengatakan bahwa dia akan berpisah dengan Bryan yang kenyataannya ia sendiri enggan untuk berpisah dan mereka akan terus mengawasi Rachel sampai Rachel berpisah dari Bryan.
Tapi bukan hanya Vallerie yang mengawasi Rachel justru kini Vallerie juga tengah di awasi oleh seorang pria. Setelah pergi meninggalkan Rachel yang tadi siang tengah tertidur Bryan meminta Evan untuk membantunya menyelidiki lebih banyak tentang Vallerie.
Bryan menunggu Rachel terbangun dari tidurnya setelahnya Bryan pun mengantarkan Rachel pulang dan juga mengantarkannya ke Bar untuk bekerja setelahnya Bryan kembali ke rumahnya ia mengenakan pakaian serba hitam nya dan Bryan juga mengambil pisau yang telah ia siapkan sudah sempat ia asah sebelumnya saat menunggu Rachel terbangun dari tidurnya.
Setelah selesai dengan peralatannya Bryan pun pergi dengan mengemudikan mobilnya menuju sebuah alamat yang sebelumnya telah diberikan Evan.
Tak butuh waktu lama Bryan pun tiba di alamat yang ingin ia tuju Bryan memarkirkan mobilnya sejauh lima meter dari rumah Vallerie sekitar dua jam lebih menunggu sebuah seringai pun membentuk dibibir Bryan karena orang yang dari tadi ia tunggu akhirnya menampakkan dirinya.
Vallerie memasuki mobilnya yang ia parkirkan di depan rumahnya ia pun melajukan mobilnya ke sebuah tempat yang cukup jauh dari rumahnya ia memberhentikan mobilnya di sebuah bar yang tanpa dia sadari bahwa selama perjalanan ada yang sedang membuntutinya.
Bryan menyeringai melihat tempat yang kini didatangi Vallerie karena wanita itu masuk ke dalam bar tempat di mana Rachel bekerja "Jadi ****** itu benar-benar ingin bermain-main denganku" ucap Bryan menyeringai.
Vallerie memasuki bar itu dan menghampiri ke dua temannya yang sudah berada di sana terlebih dulu. Rachel tidak mengetahui keberadaan mereka ketika teman kerjanya meminta ia untuk ke meja tempat mereka ia pun melakukannya tanpa pikir panjang.
"Did you choose what you want to order miss" tanya Rachel dengan ramah dan sopan
Bukan jawaban yang Rachel dapatkan ia justru ia mendapatkan hinaan dari wanita itu Vallerie menarik kasar tangan Rachel yang membuat Rachel kini berhadapan dengan Vallerie face to face.
"Aku pikir kau bekerja sebagai wanita malam" ucap Vallerie
"Ya walaupun bekerja di bar tidak jauh berbeda dengan menjadi wanita malam" ledeknya sambil tertawa bersama kedua temannya.
Mendengar cacian itu Rachel hanya bisa berdiam diri ia menahan amarahnya serta air matanya yang kini sudah membahasi bola matanya
Bryan yang berada di luar tak lama setelah Vallerie masuk ia pun memutuskan untuk ikut masuk ke dalam saat ia berada di pintu masuk ia justru melihat pemandangan yang membuatnya naik pitam ia melihat wanita gila dan teman-temannya yang kini sedang mentertawakan Rachel.
"Apa kau sudah menepati janjimu?" tanya Vallerie Rachel hanya menggelengkan pelan kepalanya.
Melihat tanggapan Rachel Vallerie mengayunkan tangannya berniat untuk menamparnya menyadari itu Rachel sontak kaget dan memundurkan tubuhnya namun Vallerie kembali menariknya.
Bryan yang melihat Vallerie ingin memukul Rachel berdiri dari duduknya saat ingin melangkahkan kakinya ia melihat bahwa pukulan itu tidak terjadi Bryan memutuskan untuk duduk lebih dekat dari mereka saat berlalu melewati mereka Bryan tersenyum miring mendengar perkataan yang dilontarkan Vallerie pada Rachel.
"Kau masih ingat perkataanku bukan? Jika kau tidak segera melakukannya maka dengan terpaksa aku harus mengotori tanganku untuk melenyapkan kau" ucap Vallerie.
Bryan tertawa mendengar perkataan Vallerie yang mengancam Rachel dengan membunuhnya "Lucu sekali wanita itu" ucap Bryan tertawa kecil
"Sebelum itu terjadi kau sudah lenyap terlebih dahulu di tanganku" ucap Bryan didalam hatinya.
"Kembalilah bekerja" ucap Vallerie sambil meremas bokong Rachel dan ditertawai oleh kedua temannya
.
"Bawakan aku greanadine" ucap Vallerie ikut tertawa dengan kedua temannya.
Rachel benar-benar ingin menangis kini air matanya sudah menumpuk di ujung. Vallerie benar-benar perlakuannya seakan ia benar-benar seorang ******, mereka memandang sangat rendah dirinya. Rachel meninggalkan meja Vallerie dan teman-temannya lalu mengantar pesanan ke meja Bartender lalu Rachel berlari kecil menuju toilet khusus karyawan menangis tersedu-sedu di sana hatinya sangat sakit.
Bryan yang tatapan matanya tidak pernah lepas dari mereka pun di buat geram saat melihat Vallerie meremas bokong Rachel lalu menertawai Rachel
"Berani sekali ******-****** itu" ucap Bryan dengan rahang yang mengeras
Tidak hanya sampai di situ Bryan bahkan ingin segera melenyapkan Vallerie saat itu juga setelah melihat Rachel mengangkat wajahnya pergi meninggalkan meja itu dengan air mata yang menggenang serta menggigit bibir yang bergetar karena mencoba menahan tangisannya.
"Sialan! maki Bryan dengan tatapan membunuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ruk Mini
val..val... bangunin macan
2024-07-28
0