Bryan meletakkan pisau yang masih berlumuran darah itu di atas meja di sebuah ruangan kecil disudut rumahnya yang ia jadikan sebagai ruang rahasianya.
Sudah hampir satu mingguan ini Bryan tidak mengganggu atau pun menemui Rachel sekalipun setelah kejadian malam itu Bryan memutuskan untuk memberikan sedikit kebebasan pada gadisnya itu.
Rachel sendiri juga begitu ia terus-terusan menghindari Bryan, seperti saat mereka hendak berpapasan Rachel lebih memilih untuk berbalik arah agar tidak bertemu dengannya sedangkan Bryan yang mengetahui hal itu hanya membantu Rachel menghindari dirinya sebelum berpapasan terkadang ia yang berbalik arah atau memperlambat langkahnya.
Bryan menghela nafas kasar ia merasa nasratnya untuk membunuh belum sepenuhnya terpuaskan bahkan kini ia sudah membunuh beberapa orang dalam minggu ini padahal biasanya saat merasa hatinya terasa tak tenang ia akan melakukan aksinya dan kembali baik-baik saja seperti biasanya jika sudah menyelesaikan aksinya.
Bryan bahkan sudah melenyapkan total delapan orang dalam minggu ini dan hari ini ia juga sudah melakukan aksinya dengan satu orang korban tapi hasratnya belum juga terpuaskan ia sendiri bingung dengan keadaannya saat ini ia pikir ia tidak akan merasa puas sebelum bartender sialan itu mati di tangannya.
Bryan sudah mencoba mencari bartender itu kemana-mana tapi ia tidak dapat menemukan keberadaannya, mau itu di Rumah sakit, di Bar bahkan di rumah pria itu sekalipun ia tidak melihat adanya pria itu.
Sebelumnya Bryan pernah mengikuti Albern hingga ke rumahnya karena itulah ia bisa tahu dimana tempat tinggal Albern. Terlebih saat ia merencanakan untuk menghabisi nyawa seseorang ia akan mencari tahu tentang orang tersebut karena ia tidak ingin salah pilih tersangka dan aksinya akan terbongkar dan Bryan tidak pernah gegabah dalam memilih musuhnya.
Bryan keluar menuju kamarnya membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya setelah itu Bryan kembali ke ruangan rahasianya dan mengambill sebuah pisau yang bersih di lemari yang ada di dalam ruangan tersebut ia harus kembali mencari korbannya ia merasa sangat tak nyaman dalam keadaan seperti ini itu benar-benar sangat mengganggunya.
Bryan berdiri cukup jauh dari keramaian saat ini ia sedang berada di gang dekat mini market besar di pinggir jalan pada malam hari seperti ini pasti banyak yang pergi ke mini market itu lalu pulang melewati gang-gang kecil di sekitar sini salah satunya gang yang kini ia berdiri.
Bryan tidak perlu berkeliling mencari korbannya ia hanya perlu menunggu korban selanjutnya datang menghampirinya tanpa perlu bersusah payah untuk berkeliaran mencarinya.
Tapi saat mengedarkan pandangan matanya kesana kemari untuk melihat calon korban berikutnya tiba-tiba pandangan matanya menangkap sosok tak asing yang sudah tidak ia temui selama satu mingguan ini. Melihat gadisnya itu membuat hasrat yang tadinya menggebu-gebu ingin membunuh kini telah lenyap seketika.
FLASHBACK ON
"Maaf" ucap pria yang kini tengah memeluk erat Rachel itu
Rachel sempat kaget karena pelukan yang secara tiba-tiba itu tapi hanya sesaat Rachel langsung melepaskan pelukan dengan kasar itu dan berbalik arah menghadap Bryan melihat itu Bryan pun tersenyum ke arah Rachel
'Plakk' Rachel melayangkan tamparan tepat di pipi Bryan
Rachel sangat kesal sangat marah dan dia sangat-sangat membenci Bryan dan saat itu juga Rachel pun secara tiba-tiba meneteskan air matanya.
"Pergi dari sini jangan pernah menemui ku lagi" ucap Rachel menangis
"Kau gila! kau sangat gila" ucapnya lagi sambil memukul-mukul dada Bryan hingga tangannya yang terluka itu kembali terbuka dan mengeluarkan darah.
Melihat tangan Rachel yang kembali berdarah Bryan dengan cepat menahan tangan Rachel yang terus-terusan memukuli dadanya.
"Hentikan itu" ucap Bryan dengan lembut
"Hiks hiks pergi! kau jahat dasar psycho pembunuh! kau kejam pergi" teriak Rachel tak henti-hentinya
Mendengar ucapan Rachel membuat Bryan sangat geram padahal dia datang ke rumah Rachel berniat baik untuk meminta maaf padanya tapi yang dia dapatkan justru hanya cacian tak berkesudahan.
"DIAM" teriak Bryan
"Kenapa?! Apa kau juga ingin membunuhku jika aku berteriak? Silahkan lakukan saja itu lebih baik daripada aku harus bersamamu" tantang Rachel
Bryan sangat geram ia sangat ingin memukul Rachel saat ini tapi ia tahan itu karena ia tak tega jika harus menyakitinya lagi Bryan mendorong tubuh Rachel dan berjalan menuju ke arah pintu keluar meninggalkan Rachel sendirian.
"Pergi! Jangan pernah menemui ku lagi. Aku benci kau! Sangat-sangat benci dasar psychopath gila" teriak Rachel lagi dan menangis tak henti-hentinya
FLASHBACK OFF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ruk Mini
nenk..nenk .. cari gara2 aj sih
2024-07-28
0