Pendekar Pedang Azuya

Pendekar Pedang Azuya

Bersandiwara

Langit di atas sebuah penginapan di atas gurun pasir mendadak menghitam.

Penginapan tersebut bernama penginapan Mawar Gurun yang dimilikai seorang janda kaya raya bernama Daiyu.

Beberapa saat kemudian, muncullah sebuah pusaran angin yang sangat besar dan kencang mirip dengan badai Tornado.

Tiba-tiba saja ada gelembung cahaya yang terlempar dari pusaran angin itu dan jatuh tepat di halaman penginapan mawar Gurun itu.

Penginapan Mawar Gurun merupakan penginapan yang terkenal karena satu-satunya bangunan yang terletak diantara blok Barat dan Blok timur.

Gelembung cahaya itu melindungi seorang gadis yang bernama Leonisa, beberapa kali gelembung itu terpental dan melambung lalu jatuh ke sebuah jemuran, yang rata-rata kain lebar seukuran sprei kasur.

"Blughh...pyaarr..!!"

Gelembung cahaya itu seketika itu juga pecah dan banyak tiang jemuran yang ambruk dan bambu-bambu yang patah, secara otomatis sprei-sprei itupun jatuh dan kotor tertimpa Leonisa.

"Syukurlah ada gelembung cahaya dari Paman Ekin, jadi aku tidak terluka sama sekali!" kata dalam hati Leonisa yang kemudian berusaha bangkit dari duduknya.

Namun tak berapa lama ada seorang wanita berpakaian aneh, yang berjalan menghampiri Leonisa.

Wanita itu mengoceh dengan bahasa asing yang Leonisa tak paham maksudnya, namun dia tahu itu bahasa Tiongkok.

"Wanita itu bicara bahasa Tiongkok, aku sudah lupa cara bicara bahasa ini!" gumam dalam hati Leonisa.

"Bagaimana aku menjawabnya?" tanya dalam hati Leonisa yang terus berpikir.

"Ah, sebaiknya aku bersandiwara, pura-pura bisu saja! aku tak tahu tempat apa ini!" batin Leonisa yang merasa tak mengenal bahasa dan lokasi tempat dia terdampar.

(Translate dari bahasa Kanton)

"Hei, dasar gadis tak tahu diri! seenaknya saja merusak jemuranku! " umpat wanita itu yang kemudian menampar Leonisa.

"Plakk..!"

Wanita itu tiba-tiba menampar Leonisa dan dia mengumpat seperti memarahi Leonisa dengan bahasa yang tak di mengerti oleh Leonisa.

Leonisa hanya diam dan mengusap pipinya untuk menahan rasa sakit akibat tamparan wanita itu.

"Kau harus membayar kecerobohanmu! kau tak boleh kemana-mana! kau harus ganti rugi atas semua yang kau lakukan!" seru wanita itu yang menunjuk tangannya supaya Leonisa mengumpulkan semua kain-kain yang jatuh karena tertimpa gelembung cahaya tadi dan juga tubuh Leonisa.

Leonisa hanya diam dan memperhatikan setiap gerakan mulut wanita di depannya.

"Tak mau bicara ya? apa kamu bisu? baiklah akan aku ulangi dengan isyarat, perhatikan ya!" seru wanita itu yang kemudian melakukan setiap omongannya dengan gerakkan.

Akhirnya Leonisa mengerti apa yang di maksudkan wanita itu, dia menuruti perintah wanita itu dengan mengumpulkan kain-kain itu satu persatu.

"Hei, setelah ini kamu cuci semuanya di sumur itu dan di jemur di sini! tapi sebelumnya kamu perbaiki dulu jemuran ini!" perintah wanita itu dengan di iringi bahasa isyarat.

Leonisa mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju ke sumur dan mencuci semua kain-kain itu.

Setelah merasa yakin Leonisa bisa melakukannya, wanita itu meninggalkan Leonisa dan kembali masuk ke bangunan yang menurut Leonisa sangat aneh.

Gadis itu kemudian mencuci dan sesekali memperhatikan ke sekitarnya dan dia merasa sangat aneh.

"Dari bahasa dan pakaian yang di pakai wanita tadi, aku sepertinya terdampar di negara Tiongkok. Tapi bangunan ini tak seperti bangunan rumah adat Tiongkok?" kata dalam hati Leonisa yang terus melihat hamparan pasir di sekeliling tempat di mana dia saat ini berdiri.

"Gurun pasir!" Leonisa membatin.

Setelah mencuci, Leonisa memperbaiki jemuran yang rusak tadi. dan kemudian memperbaikinya agar bisa di gunakan untuk menjemur kain-kain Sprai itu.

Walaupun sedikit kesusahan, dia berusaha untuk memperbaikinya.

"Ah..akhirnya bisa juga!" gumam Leonisa dengan senang hati setelah bisa memperbaiki jemuran itu.

Kemudian gadis itu menjemur satu persatu kain sprei yang baru di cucinya hingga habis.

Leonisa melihat seorang wanita tua yang keluar dari pintu belakang.

Dia mempercepat langkahnya untuk menghampiri wanita tua yang ternyata sedang membuang sampah.

"Hai kamu siapa?" tegur wanita tua itu yang penasaran.

Leonisa hanya diam dan membuat gerakan minum, dan wanita itu mengerti.

Kemudian wanita tua itu mengajak Leonisa masuk, dan mengambilkan air putih di wadah gelas dari bambu.

Dan Gadis itu pun meminumnya sampai habis.

"Nampaknya kau buka dari Dinasti Ming, pakaian kamu yang membuatku yakin kamu bukan berasal dari negara ini.!" kata wanita itu seraya memegang pakaian yang di kenakan Leonisa.

Leonisa hanya diam dan memperhatikannya, sedikit dia paham apa yang di katakan wanita itu.

"Namaku Qiao Feng panggil saja Ibu" kata wanita setengah baya itu pada Leonisa, namun gadis itu hanya diam dan memperhatikan setiap ucapan dan gerak-gerik orang yang ada di depannya itu.

"Apakah dia memperkenalkan dirinya, namanya siapa tadi? Ahh...! panggilannya ibu! iya ibu!" ucap dalam hati Leonisa seraya berpikir.

Untunglah di sekolahnya ada pelajaran bahasa asing, dan salah satunya bahasa Mandarin.

Jadi Leonisa tak begitu kesulitan dengan bahasa Kanton yang saat ini di dengarnya.

"Oiya, lupa kalau kamu tidak bisa bicara ya! he..he..!" ucap Qiao Feng yang terkekeh karena ucapannya sendiri.

Leonisa pun ikut tersenyum melihat Qiao Feng yang terkekeh itu.

"Bagaimana kalau aku beri nama kamu Qiao Li. Karena aku lihat selain cantik, dan cerdas kamu juga kuat untuk seorang gadis seusia kamu. He...he..! karena kamu mampu mencuci sebegitu banyak sprei dalam waktu singkat!" jelas Qiao Feng seraya tersenyum memandang Leonisa.

"Apa yang dia maksudkan ya?" tanya Leonisa dalam hati.

"Li'er, panggil aku ibu ya. Kamu aku angkat jadi putriku!" kata Bibi Feng dengan bahasa isyarat.

Leonisa hanya bisa tersenyum dan mengangguk karena sedikit mengerti maksud dari wanita di depannya itu.

Sekarang nama Leonisa menjadi Qiao Li, dan dia saat ini membantu Qiao Feng memasak di dapur.

Tak berapa lama, datang seorang gadis cantik yang juga berpakaian sama dengan Qiao Feng, datang menghampiri Qiao Feng.

"Bibi, pelanggan kamar nomor satu dan dua pesan makanan. Apakah ada makanan untuk mereka?" tanya gadis itu yang tak lain pelayan di tempat itu.

"Ada, tunggu sebentar ya!" jawab Bibi Feng yang kemudian mempersiapkan makanan yang untuk para pelanggan.

Gadis itu melihat ke arah Qiao Li yang membantu Qiai Feng di dapur, dengan tatapan yang aneh.

"Bi, dia siapa?" tanya gadis itu pada Qiao Feng seraya menunjuk ke arah Qiao Li.

"Ohw, dia putri angkatku!" jawab Qiao Feng yang kemudian dia meraih tangan Qiao Li dan di gandengnya untuk mendekat pada gadis pelayan tadi.

...~¥~...

...Dan Author mohon dukungan para Readers untuk memberi like/komentar/favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel PENDEKAR PEDANG AZUYA....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

N'Dön Jùañ Shakespeare

N'Dön Jùañ Shakespeare

mampir thor, semoga seru

2023-11-16

0

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

semangat thor

2022-11-04

1

Jans🍒

Jans🍒

smngatt thor

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bersandiwara
2 Bekerja di Penginapan Mawar Gurun
3 Mengintai
4 Sekte bambu kuning
5 Saga siuman
6 Saga Amnesia bernama Fang chen
7 Bayangan Istri
8 Bibit cemburu Hua tian
9 Dihadang sekte kalajengking merah
10 Melayani Penghuni kamar paling ujung
11 ketua perampok wanita
12 Peringatan Pemilik Penginapan
13 Desa Bambu kuning
14 Perundingan
15 Usaha cinta Chen kun
16 Kalung berliontin tengkorak hitam
17 Menuju ke penginapan
18 Menanti Badai gurun
19 Terbongkarnya sandiwara
20 Perjalanan kembali ke sungai lembah kuning
21 Tempat rahasia di bukit piramida
22 Batu Impian dan Jurus Pemindah Energi
23 Keluar dari Bukit Piramida
24 Pendekar Bercadar
25 Mengejar Pendekar bercadar
26 Masih Mengejar Pendekar Bercadar
27 Pertemuan Anak dan Ibu
28 Bertemu Sahabat Lama Ayah
29 Kenangan di Pulau Tengah Laut
30 Prahara di Pulau Tengah Laut
31 Masih Dengan Prahara di Pulau Tengah Laut
32 Menuju Gubuk Air Terjun
33 Xin Xin dan Chang Yi
34 Menceritakan Pertemuan dengan Fang chen
35 Kisah Pedang Azuya
36 Asmara Chang Yi
37 Masih Chiang Yi
38 Persiapan Meninggalkan Gubuk
39 Menghadapi Anggota Sekte Kalajengking Merah
40 Misi Kemanusiaan
41 Kenangan saat bersama Nenek Wan
42 Pelajaran Dari Ibunda
43 Masih Pelajaran Dari Ibu
44 Gadis abad XXX (Reinkarnasi kekasih Chiang Yi)
45 Ayumi Gadis abad XXX
46 Di Serang Perampok : Ayumi dan Qiao Li di culik
47 Usaha Membebaskan Diri
48 Granat Gas Air Mata dan Pistol Air Cabe
49 Kembali Berkumpul, Ungkapan hati Chiang Yi
50 Cerita Xin xin
51 Nama dari Ramalan
52 Leon Berganti Hai Jun
53 Pertengkaran Saudara : Memperebutkan Pendekar Bercadar
54 Berpisah dengan Hai Jun
55 Terjebak di Sarang Penyamun
56 Chiang Yi menemukan Batu Impian
57 Tekat menjadi Pendekar Bercadar
58 Bertemu dengan Hai Jun
59 Menghindari Badai Gurun Pasir
60 Cerita dari Daiyu
61 Ledakan Bola Impian
62 Penginapan di Desa Shengcun
63 Tiba di Desa Bambu Kuning
64 Pertemuan di Sekte Bambu Kuning
65 Hua Tian Yang Bercerita
66 Masih Cerita Hua Tian
67 Masih Cerita Hua Tian ll
68 Qiao Li Memancing Masa lalu Fang Chen
69 Hasil keputusan Pertemuan Aliran Putih
70 Menjalankan Misi
71 Mulai Membangun Kembali Penginapan
72 Xin Xin ditolong Seorang Pemuda
73 Ju Long Nama Untuk Si Pemuda
74 Keinginan Ju Long
75 Keinginan Xin xin
76 Xin Xin yang di Culik
77 Nama Untuk Penginapan yang Baru
78 Membebaskan Xin xin
79 Xin Xin menceritakan pertemuannya dengan Ju long
80 Xin Xin bertemu Fang Chen
81 Usaha Xin Xin untuk Kembalikan Ingatan Fang Chen
82 Berlatih melempar kerikil
83 Alam bawah sadar Fang Chen
84 Masih dialam bawah sadar
85 Ingatan Fang Chen yang pulih
86 Melatih jurus Pedang
87 Latihan Yang keras
88 Xin Xin menyerahkan Pedang Azuya pada Qiao Li
89 Awal Perjalanan Bertemu Musang Merah
90 Masuk Sarang sekte Musang Merah
91 Mengalahkan Ketua Sekte Musang Merah
92 Dikepung Gerombolan berjubah Hitam
93 Ketua Jubah Hitam
94 Membantu Rombongan dari Sekte Bambu kuning
95 Yan Qiu Terluka
96 Cerita Yan Qiu
97 Bunga Tidur
98 Bunga Tidur ll
99 Bertemu Dua patriak
100 Kedua Patriak Terluka
101 Kembali ke Perguruan Serigala Hitam
102 Berhasil Mengalahkan Sekte Serigala Hitam
103 Perkampungan Barat
104 Di Pelelangan
105 Qiao Li melawan Ju Long
106 Qiao Li siuman
107 Kisah Si Nenek Air dan Kakek Angin
108 Masa lalu Pedang Azuya
109 Mulai latihan
110 Jurus Pengendalian Air
111 Teori jurus Pengendalian Angin
112 Latihan bersama
113 Masih Latihan Bersama
114 Meninggalkan Kakek angin dan Nenek Air
115 Membantu Sekte Pengemis
116 Kembali melawan anggota sekte Kalajengking Merah
117 Perjalanan ke Gurun pasir
118 Menjauhkan Pedang Naga dari Ju Long
119 Membuat Ju Long terlepas dari pengaruh pedang Naga
120 Ju Long yang telah siuman
121 Perpisahan Keluarga
122 Makan siang bersama Patriak
123 Menjaga Penginapan Pintu Naga
124 Melawan dua orang berambut putih
125 Diserang Sekte Rambut Putih
126 Perlawanan Qiao Li
127 Air melawan Bumi
128 Suami Daiyu
129 Pertemuan kembali
130 Kembalinya Pengurus Penginapan Pintu Naga
131 Perjalanan Qiao Li
132 Melawan Macan dan Serigala
133 Roh Pangeran Zhu You
134 Sekte Salju Abadi
135 Teman Masa Kecil Pangeran
136 Melanjutkan Perjalanan
137 Masuk ke Desa Bambu Kuning
138 Pedang Azuya dan Pedang Naga Kembali Beradu
139 Mengalahkan Bing Wen
140 Bing Wen yang Siuman
141 Empat bola Impian dari Bing Wen
142 Membuka segel Pedang Azuya
143 Membebaskan Pangeran You
144 Saling menautkan hati
145 PENDEKAR PEDANG AZUYA
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Bersandiwara
2
Bekerja di Penginapan Mawar Gurun
3
Mengintai
4
Sekte bambu kuning
5
Saga siuman
6
Saga Amnesia bernama Fang chen
7
Bayangan Istri
8
Bibit cemburu Hua tian
9
Dihadang sekte kalajengking merah
10
Melayani Penghuni kamar paling ujung
11
ketua perampok wanita
12
Peringatan Pemilik Penginapan
13
Desa Bambu kuning
14
Perundingan
15
Usaha cinta Chen kun
16
Kalung berliontin tengkorak hitam
17
Menuju ke penginapan
18
Menanti Badai gurun
19
Terbongkarnya sandiwara
20
Perjalanan kembali ke sungai lembah kuning
21
Tempat rahasia di bukit piramida
22
Batu Impian dan Jurus Pemindah Energi
23
Keluar dari Bukit Piramida
24
Pendekar Bercadar
25
Mengejar Pendekar bercadar
26
Masih Mengejar Pendekar Bercadar
27
Pertemuan Anak dan Ibu
28
Bertemu Sahabat Lama Ayah
29
Kenangan di Pulau Tengah Laut
30
Prahara di Pulau Tengah Laut
31
Masih Dengan Prahara di Pulau Tengah Laut
32
Menuju Gubuk Air Terjun
33
Xin Xin dan Chang Yi
34
Menceritakan Pertemuan dengan Fang chen
35
Kisah Pedang Azuya
36
Asmara Chang Yi
37
Masih Chiang Yi
38
Persiapan Meninggalkan Gubuk
39
Menghadapi Anggota Sekte Kalajengking Merah
40
Misi Kemanusiaan
41
Kenangan saat bersama Nenek Wan
42
Pelajaran Dari Ibunda
43
Masih Pelajaran Dari Ibu
44
Gadis abad XXX (Reinkarnasi kekasih Chiang Yi)
45
Ayumi Gadis abad XXX
46
Di Serang Perampok : Ayumi dan Qiao Li di culik
47
Usaha Membebaskan Diri
48
Granat Gas Air Mata dan Pistol Air Cabe
49
Kembali Berkumpul, Ungkapan hati Chiang Yi
50
Cerita Xin xin
51
Nama dari Ramalan
52
Leon Berganti Hai Jun
53
Pertengkaran Saudara : Memperebutkan Pendekar Bercadar
54
Berpisah dengan Hai Jun
55
Terjebak di Sarang Penyamun
56
Chiang Yi menemukan Batu Impian
57
Tekat menjadi Pendekar Bercadar
58
Bertemu dengan Hai Jun
59
Menghindari Badai Gurun Pasir
60
Cerita dari Daiyu
61
Ledakan Bola Impian
62
Penginapan di Desa Shengcun
63
Tiba di Desa Bambu Kuning
64
Pertemuan di Sekte Bambu Kuning
65
Hua Tian Yang Bercerita
66
Masih Cerita Hua Tian
67
Masih Cerita Hua Tian ll
68
Qiao Li Memancing Masa lalu Fang Chen
69
Hasil keputusan Pertemuan Aliran Putih
70
Menjalankan Misi
71
Mulai Membangun Kembali Penginapan
72
Xin Xin ditolong Seorang Pemuda
73
Ju Long Nama Untuk Si Pemuda
74
Keinginan Ju Long
75
Keinginan Xin xin
76
Xin Xin yang di Culik
77
Nama Untuk Penginapan yang Baru
78
Membebaskan Xin xin
79
Xin Xin menceritakan pertemuannya dengan Ju long
80
Xin Xin bertemu Fang Chen
81
Usaha Xin Xin untuk Kembalikan Ingatan Fang Chen
82
Berlatih melempar kerikil
83
Alam bawah sadar Fang Chen
84
Masih dialam bawah sadar
85
Ingatan Fang Chen yang pulih
86
Melatih jurus Pedang
87
Latihan Yang keras
88
Xin Xin menyerahkan Pedang Azuya pada Qiao Li
89
Awal Perjalanan Bertemu Musang Merah
90
Masuk Sarang sekte Musang Merah
91
Mengalahkan Ketua Sekte Musang Merah
92
Dikepung Gerombolan berjubah Hitam
93
Ketua Jubah Hitam
94
Membantu Rombongan dari Sekte Bambu kuning
95
Yan Qiu Terluka
96
Cerita Yan Qiu
97
Bunga Tidur
98
Bunga Tidur ll
99
Bertemu Dua patriak
100
Kedua Patriak Terluka
101
Kembali ke Perguruan Serigala Hitam
102
Berhasil Mengalahkan Sekte Serigala Hitam
103
Perkampungan Barat
104
Di Pelelangan
105
Qiao Li melawan Ju Long
106
Qiao Li siuman
107
Kisah Si Nenek Air dan Kakek Angin
108
Masa lalu Pedang Azuya
109
Mulai latihan
110
Jurus Pengendalian Air
111
Teori jurus Pengendalian Angin
112
Latihan bersama
113
Masih Latihan Bersama
114
Meninggalkan Kakek angin dan Nenek Air
115
Membantu Sekte Pengemis
116
Kembali melawan anggota sekte Kalajengking Merah
117
Perjalanan ke Gurun pasir
118
Menjauhkan Pedang Naga dari Ju Long
119
Membuat Ju Long terlepas dari pengaruh pedang Naga
120
Ju Long yang telah siuman
121
Perpisahan Keluarga
122
Makan siang bersama Patriak
123
Menjaga Penginapan Pintu Naga
124
Melawan dua orang berambut putih
125
Diserang Sekte Rambut Putih
126
Perlawanan Qiao Li
127
Air melawan Bumi
128
Suami Daiyu
129
Pertemuan kembali
130
Kembalinya Pengurus Penginapan Pintu Naga
131
Perjalanan Qiao Li
132
Melawan Macan dan Serigala
133
Roh Pangeran Zhu You
134
Sekte Salju Abadi
135
Teman Masa Kecil Pangeran
136
Melanjutkan Perjalanan
137
Masuk ke Desa Bambu Kuning
138
Pedang Azuya dan Pedang Naga Kembali Beradu
139
Mengalahkan Bing Wen
140
Bing Wen yang Siuman
141
Empat bola Impian dari Bing Wen
142
Membuka segel Pedang Azuya
143
Membebaskan Pangeran You
144
Saling menautkan hati
145
PENDEKAR PEDANG AZUYA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!