Tak berapa lama datanglah sebuah kereta kuda yang membawa bahan makanan dan enam orang yang di kemudikan Hua Tian.
Kereta kuda itu berhenti di samping pintu dapur, untuk mempermudah memindahkan aneka sayuran.
Hua Tian dan Fang Chen menyamar sebagai orang bayaran Daiyu, sedangkan Yan Qiu dan Caihong berpura-pura mencari pekerjaan.
Pada saat mencari pemilik penginapan, Caihong bertemu dengan Qiao Feng yang ada di dapur.
"Hong'er, kamu kenapa kesini?" bisik Qiao Feng saat menarik Caihong ke tempat yang aman.
"Kami ingin membebaskan Yang Ji dan Sashuang, Patriak" ucap Caihong yang ikut berbisik.
"Sudah terlambat!" seru Qiao Feng.
"Apa maksud Patriak?" tanya Caihong yang penasaran.
"Mereka sudah berpindah tangan." bisik Qiao Feng.
"Kalau begitu, kita hancurkan tempat ini! agar tak ada lagi perdagangan manusia" bisik Yan Qiu yang mengikuti perbincangan murid dan guru itu.
"Iya, kita tunggu sampai Minggu depan!" bisik Qiao Feng seraya menatap Yan Qiu dan Caihong.
"Kenapa Patriak?" tanya Caihong penasaran.
"Besok kalian juga akan tahu sendiri" jawab Qiao Feng yakin.
"Kalau begitu, bisakah kami tetap berada di sini?" tanya Caihong.
"Iya mungkin dengan bekerja sebagai pelayan?" tanya Yan Qiu penasaran.
"Bisa, kebetulan setelah Ming Mei tak ada di sini, kami begitu kewalahan melayani pelanggan" kata Qiao Feng.
"Kebetulan sekali!" ucap Caihong semangat.
"Kalian tidak hanya berdua saja kan?" tanya Qiao Feng penasaran.
"Kami memang berempat bibi, dua orang dari kami laki-laki dan menjadi orang bayaran." jawab Yan Qiu.
"Oh, baguslah!" ucap Qiao Feng.
Qiao Li yang sejak tadi tidak ada, tiba-tiba dia muncul ke dapur.
Qiao Feng menanyakan pada Qiao Li kalau dia dari mana, dengan bahasa isyarat.
Dan Qiao Li menjelaskan kalau dirinya di suruh Daiyu untuk merapikan beberapa kamar.
"Jadi dia putri angkat Patriak?" tanya Caihong yang penasaran, dan dia ingat dengan cerita Ming mei.
"Iya, kenalkan Qiao Li. Qiao Li kenalkan mereka Caihong dan Yan Qiu." ucap Qiao Feng yang memperkenalkan ke tiganya.
Setelah mereka bertiga berkenalan, datang seorang wanita dengan kipas favoritnya.
"Bibi Feng, siapa mereka?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Daiyu si pemilik penginapan.
"Nyonya, mereka tadi bersama rombongan kereta kuda pembawa sayuran. Dan mereka hendak mencari pekerjaan."jelas Qiao Feng.
Dan Daiyu memperhatikan mereka dengan seksama.
"Hm ..! baiklah, yang satu sebagai pendata para tamu dan yang satunya melayani keperluan para tamu. Dan si pelayan bisu itu biar di dapur, membantumu bibi Feng!" seru Daiyu.
"Baik nyonya!" seru semuanya dan kini mereka melakukan tugas masing-masing.
Qiao Li seperti biasa masih mencuci kain sprei dan pakaian Daiyu.
Setelah pekerjaannya selesai, Qiao Li membantu pekerjaan Qiao Feng.
Hari demi hari, penginapan semakin ramai.
"Bi, kenapa penginapan semakin lama semakin ramai?" tanya Yan Qiu penasaran.
"Inilah yang ingin aku jelaskan dari kemarin. Minggu-minggu ini akan ada badai besar di gurun pasir ini." jawab Qiao Feng, yang secara otomatis membuat Yan Qiu dan Caihong penasaran.
"Badai besar gurun pasir?" tanya Yan Qiu penasaran.
"Iya, kamu tahu gundukan seperti bukit itu?" tanya Qiao Feng seraya menunjuk ke arah bukit yang dimaksud.
"Iya, memangnya kenapa?" tanya Caihong yang penasaran.
"Jika ada badai nanti, maka bukit itu akan terlihat aslinya. Menurut cerita itu adalah Piramida harta Karun. Bagi yang bisa masuk ke dalamnya, maka dia menemukan harta Karun yang melebihi harta kaisar!" jelas Qiao Li.
"Begitu ya!" seru Caihong dan Yan Qiu yang semakin penasaran.
Tiba-tiba di luar penginapan cuaca berubah begitu saja.
Yang awalnya cerah, kini menjadi mendung dan perubahan angin pun terlihat.
"Wuzzz.....wuzzz....wuzz...!!"
Angin yang semula tenang kini berubah kencang dan pasir-pasir beterbangan sesuai arah angin yang berhembus.
"Badai besar terjadi! Cari tempat berlindung yang aman. Jaga-jaga jika bangunan ini tak mampu menahan badai angin besar itu!" seru Qiao Feng pada Qiao Li, Yan Qiu dan Caihong.
Sementara Hua Tian dan Fang Chen yang semula berada di luar, kini masuk ke dalam penginapan.
Hua Tian dan Fang Chen melangkahkan kaki menuju ke dapur.
Mereka sekedar ingin melihat kondisi Yan Qiu dan yang lainya.
"Yan Qiu, dan yang lainnya! kalian tak apa-apa kan?" tanya Hua Tian yang penasaran.
"Kami tak apa-apa, kalian bagaimana?" jawab Yan Qiu yang kemudian memberi pertanyaan juga pada Hua Tian.
"Di luar anginnya sangat dahsyat, hingga pandangan mata kami hanya terfokus pasir yang beterbangan kesana dan kemari!" jawab Fang Chen yang sedari tadi diam.
Qiao Li yang sedari tadi duduk di pojokan, kedua alisnya berkenyit mana kala mendengar suara yang tak asing di telinganya.
"Ayah!" Qiao Li membatin, dan kemudian dia mencari sumber suara yang di dengarnya tadi.
Gadis itu sangat terkejut, saat melihat wajah Fang Chen. Dia mengucek kedua matanya berkali-kali, dan dia memastikan dirinya kalau laki-laki yang ada di hadapannya itu adalah ayahnya.
"Ayah!" Qiao Li terus membatin.
"Li'er, kamu kenapa?" tanya Qiao Feng yang penasaran dengan sikap Qiao Li yang begitu aneh tak seperti biasanya.
Qiao Li menggelengkan kepalanya, karena dia belum yakin kalau di hadapannya itu adalah ayahnya.
"Semisal laki-laki ini ayahku, seharusnya sedari tadi dia memelukku!" Qiao Li yang membatin.
"Wuuzzzzz...!!"
"Blessh...blessh...blessh...!"
Angin badai berganti hujan yang begitu derasnya, membuat bukit pasir yang sudah menipis kini perlahan-lahan terlihat bentuk Piramida yang sering di sebutkan banyak orang itu.
Terdengar suara riuh di ruang utama penginapan mawar Gurun.
"Piramidanya sudah nampak! harta itu akan jadi milikku!" seru beberapa pelanggan penginapan.
"Tidak! harta itu milik kami!" seru rombongan pelanggan dari sudut kanan ruangan.
"Harta itu milikku!" seru seseorang dari sudut kanan ruangan itu.
"Milikku....!"
"Milik kami...!"
"Milikku....!"
"Milik kami...!"
"Milikku....!"
"Milik kami...!"
Dan baku hantam pun terjadi.
Seluruh ruangan pun menjadi kacau balau.
"Kita jangan ikut campur, kita tunggu saja siapa yang masih bertahan." kata Qiao Feng yang terus menatap ke arah perkelahian itu.
Perkelahian antar perampok di seluruh penjuru kota dinasti Ming, mereka berlomba-lomba berharap jadi pemenang dan berkesempatan mengambil harta Karun di piramida harta Karun.
Siang hari berganti malam dan malam hari berganti pagi, perkelahian itu belum juga usai.
...~¥~...
...Mohon dukungan para Readers untuk memberi like/komentar/favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel PENDEKAR PEDANG AZUYA...
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻
semangat thor kity
2022-04-25
1
Elisabeth Ratna Susanti
keren 😍
2022-04-25
2
💞 Lily Biru 💞
penasaran kelanjutannya... semangat kk
2022-04-25
2