Bibit cemburu Hua tian

"Kakak Chen..! kamu sudah sadar?" tanya Yan Qiu saat melihat Fang Chen yang membuka matanya.

"Qiu'er, aaghh..! kepalaku sakit sekali, a..aku tadi seperti melihat seseorang, tapi aku tak bisa melihat wajahnya." kata Fang Chen yang menatap ke arah Yan Qiu.

"Mungkin cuma mimpi kak Chen saja!" ucap Yan Qiu, yang tak ingin Fang Chen terlalu memikirkan bayangan yang mengganggu Fang Chen.

"Iya, mungkin cuma mimpi!" balas Fang Chen yang kemudian dia mulai bangkit dari duduknya.

"Tapi mengapa terlihat jelas, seperti nyata dan pernah saya alami?" tanya dalam hati Fang Chen seraya menghela nafasnya panjang dan menghembuskannya pelan-pelan.

"Kakak Chen, biar saya jalan sendiri saja!" ucap Yan Qiu yang merasa tidak enak hati, karena Fang Chen baru saja sakit.

"Tidak apa-apa, aku coba gendong kamu lagi sampai ke goa!" ucap Fang Chen yang kemudian membopong Yan Qiu kembali.

Yan Qiu dengan senang hati mengkaitkan tangannya ke leher Fang Chen.

Gadis itu terus memandang wajah Lelaki yang ada dihadapannya seraya menghayal kalau lelaki di depannya itu menjadi miliknya.

Fang Chen melangkahkan kakinya menuju ke arah goa dimana anggota sekte Bambu kuning bersembunyi.

Tak berapa lama, Fang Chen yang membopong Yan Qiu sudah sampai di mulut goa.

"Qiu'er kamu kenapa?" tanya Patriak Jingmi saat melihat Fang Chen membopong Yan Qiu.

"Hanya terkilir Patriak.!" jawab Yan Qiu yang sudah di dudukkan Fang Chen di atas batu.

Hua Tian menggenggam tangannya, ada perasaan tak suka di saat Yan Qiu saat di bopong orang lain.

"Itu bukankah lelaki yang kemarin pingsan?" tanya Chen Kun saat melihat Fang Chen yang berdiri di samping Yan Qiu.

"Iya, dia sekarang muridku. Perkenalkan namanya Fang Chen." Jawa Patriak Jingmi.

"Salam" ucap Fang Chen seraya meletakkan telapak tangan kiri di letakkan di dada dengan mengepal dan telapak tangan kanan menangkup di punggung telapak tangan kirinya.

"Saya Chen Kun" kata Chen Kun dengan posisi sama.

" Dan Saya Hua Tian" kata Hua Tian yang juga meletakkan telapak tangan kiri di letakkan di dada dengan mengepal dan telapak tangan kanan menangkup di punggung telapak tangan kirinya.

"Kalian semuanya...! Setelah kita makan sebaiknya kalian segera istirahat." kata Patriak An pada semua orang di hadapannya.

"Baik Patriak!!" jawab semuanya yang mendengar suara Patriak An.

Dan mereka makan bersama, Hua Tian mengambilkan makanan untuk Yan Qiu.

Namun ternyata Fang Chen lebih dulu yang mengambilkan makanan untuk Yan Qiu.

"Kurang ajar! bisa-bisanya dia mendahuluiku!" gerutu Hua Tian dalam hati saat melihat Yan Qiu menerima makanan dari Gang Chen dengan wajah berseri.

"Makanannya buat aku saja! Kasihan, ada yang baru yang lama di lupakan! he..he..!" goda Chen Kun pada Hua Tian yang sedang mengepalkan telapak tangannya.

"Fang Chen, awas kau..!!" umpat dalam hati Hua Tian.

Setelah itu, mereka melanjutkan makan makanan masing-masing.

Ketika selesai makan, Fang Chen mendekati Yan Qiu dengan membawa baskom kecil berisi air dingin dari mata air di dalam goa.

"Qiu'er, ma'af biar saya kompres kaki kamu!" kata Fang Chen yang kemudian duduk berjongkok dan membasuh lalu mengompres kaki Yan Qiu.

"Apa hal itu bisa menyembuhkan sakit yang di derita Qiu'er?" tanya Hua Tian saat berada di samping Fang Chen dengan tatapan tak suka.

"Tidak menyembuhkan, paling tidak mengurangi rasa sakit yang di rasakan Qiu'er." jawab Fang Chen yang selesai mengompres kaki Yan Qiu.

"Iya, seharusnya pakai es batu atau salju. Berhubung sekarang ini bukan musim dingin, air dingin juga tidak apa-apa!" kata Yan Qiu yang mengamati hasil kompresan Fang Chen dengan mengulas senyum bahagia.

"Ah, terserah kalianlah!" seru Hua Tian yang kemudian bergabung dengan Chen Kun dan yang lainnya untuk beristirahat.

Fang Chen dan Yan Qiu saling pandang, dan kemudian Fang Chen juga bergabung dengan Chen Kun dan Hua Tian.

Sedangkan Yan Qiu sudah mulai beranjak untuk tidur.

Dan semuanya sudah mulai tertidur, hanya Fan Chen yang masih duduk di depan perapian.

"Kenapa aku tak bisa melupakan gadis yang ada dalam mimpiku? tadi seolah-olah nyata!' gumam Fang Chen dalam hati.

"Siapa gadis itu? apa dia ada di masa laluku?" tanya dalam hati Fang Chen yang gundah.

Tak berapa lama Fang Chen terlelap dalam tidurnya, dan dia pun bermimpi.

...☁️☁️☁️☁️...

Kejadian dimana dia memakai pakaian yang lain dari kehidupannya sekarang.

Seorang pria yang tak lain adalah dirinya, sedang mengejar begal motor dan di bantu dua orang laki-laki dan perempuan yang memakai topeng.

"Terima kasih atas bantuan kalian, tapi ini sangat membahayakan diri kalian" kata Fang Chen(Inspektur Saga) pada dua orang laki-laki dan perempuan.

"Tidak apa-apa,kami sudah biasa menghadapinya"kata laki-laki di hadapan Fang Chen (Inspektur Saga).

Fang Chen (Inspektur Saga) melepaskan helm yang sejak tadi masih dipakainya.

Terpancar aura ganteng,gagah dan kharismanya.

Gadis yang bertopeng itu melihatnya, seakan tak mau mengedipkan matanya.

"Oya saya Inspektur Saga" kata Fang Chen saat memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.

Disambut oleh laki-laki di hadapannya "Raditya dan..." kata Radit sambil menoleh kearah adiknya yang masih terpaku akan ketampanan sang Inspektur.

Tiba-tiba Rani mengulurkan tangannya. "Panggil saja Ran" kata gadis bertopeng itu sambil tersenyum.

"Kenapa kalian pakai topeng, saya kira tadi komplotan mereka." kata Fang Chen penasaran.

"Kami hanya tidak ingin dikenali lawan kami, Karena tujuan kami belum berhasil" kata Raditya.

"Apa tujuan kalian,mungkin saya bisa bantu?" tanya Inspektur Saga. "Kami mau menagih janji pada orang yang menabrak orang tua kami sepuluh tahun yang lalu."jelas Radit.

"Iya kami Yatim piatu sejak saat itu" imbuh Radit.

"Ok,kalau ada apa-apa bisa hubungi saya ."kata Inspektur Saga sambil mengulurkan kartu namanya. Dengan sigap di ambil oleh gadis bertopeng itu.

"Baik Inspektur" kata gadis bertopeng itu yang masih memandang Inspektur Saga.

Inspektur saga(Fang Chen) berpamitan dan menemui anggota polisi patroli yang sudah dia panggil sedari tadi.

"Ran....! Rani....! gadis bertopeng...!"

"Gadis bertopeng...! Gadis bertopeng..!!"

...☁️☁️☁️☁️...

Fang Chen terus mengigau, meracau memanggil gadis bertopeng.

Hua Tian terbangun, dan juga yang lainya termasuk Yan Qiu.

"Kamu mimpi Chen'er?" tanya Patriak An setelah Hua Tian membangunkan Fang Chen.

"Ah, apa aku mengigau?" bukanya menjawab, Fang Chen malah bertanya dengan sedkit mengumpulkan nyawanya.

"Iya kamu mengigau menyebut gadis bertopeng? siapa dia?" tanya Jingmi yang penasaran.

"A..aku sendiri juga tidak tahu! A..aku seperti tidak berpakaian seperti ini!" jawab Fang Chen yang masih kebingungan.

...~¥~...

...Mohon dukungan para Readers untuk memberi like/komentar/favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel PENDEKAR PEDANG AZUYA...

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Nindira

Nindira

Aku udah tekan Favorit thor

2022-04-26

2

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren 😍

2022-04-22

3

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2022-04-22

3

lihat semua
Episodes
1 Bersandiwara
2 Bekerja di Penginapan Mawar Gurun
3 Mengintai
4 Sekte bambu kuning
5 Saga siuman
6 Saga Amnesia bernama Fang chen
7 Bayangan Istri
8 Bibit cemburu Hua tian
9 Dihadang sekte kalajengking merah
10 Melayani Penghuni kamar paling ujung
11 ketua perampok wanita
12 Peringatan Pemilik Penginapan
13 Desa Bambu kuning
14 Perundingan
15 Usaha cinta Chen kun
16 Kalung berliontin tengkorak hitam
17 Menuju ke penginapan
18 Menanti Badai gurun
19 Terbongkarnya sandiwara
20 Perjalanan kembali ke sungai lembah kuning
21 Tempat rahasia di bukit piramida
22 Batu Impian dan Jurus Pemindah Energi
23 Keluar dari Bukit Piramida
24 Pendekar Bercadar
25 Mengejar Pendekar bercadar
26 Masih Mengejar Pendekar Bercadar
27 Pertemuan Anak dan Ibu
28 Bertemu Sahabat Lama Ayah
29 Kenangan di Pulau Tengah Laut
30 Prahara di Pulau Tengah Laut
31 Masih Dengan Prahara di Pulau Tengah Laut
32 Menuju Gubuk Air Terjun
33 Xin Xin dan Chang Yi
34 Menceritakan Pertemuan dengan Fang chen
35 Kisah Pedang Azuya
36 Asmara Chang Yi
37 Masih Chiang Yi
38 Persiapan Meninggalkan Gubuk
39 Menghadapi Anggota Sekte Kalajengking Merah
40 Misi Kemanusiaan
41 Kenangan saat bersama Nenek Wan
42 Pelajaran Dari Ibunda
43 Masih Pelajaran Dari Ibu
44 Gadis abad XXX (Reinkarnasi kekasih Chiang Yi)
45 Ayumi Gadis abad XXX
46 Di Serang Perampok : Ayumi dan Qiao Li di culik
47 Usaha Membebaskan Diri
48 Granat Gas Air Mata dan Pistol Air Cabe
49 Kembali Berkumpul, Ungkapan hati Chiang Yi
50 Cerita Xin xin
51 Nama dari Ramalan
52 Leon Berganti Hai Jun
53 Pertengkaran Saudara : Memperebutkan Pendekar Bercadar
54 Berpisah dengan Hai Jun
55 Terjebak di Sarang Penyamun
56 Chiang Yi menemukan Batu Impian
57 Tekat menjadi Pendekar Bercadar
58 Bertemu dengan Hai Jun
59 Menghindari Badai Gurun Pasir
60 Cerita dari Daiyu
61 Ledakan Bola Impian
62 Penginapan di Desa Shengcun
63 Tiba di Desa Bambu Kuning
64 Pertemuan di Sekte Bambu Kuning
65 Hua Tian Yang Bercerita
66 Masih Cerita Hua Tian
67 Masih Cerita Hua Tian ll
68 Qiao Li Memancing Masa lalu Fang Chen
69 Hasil keputusan Pertemuan Aliran Putih
70 Menjalankan Misi
71 Mulai Membangun Kembali Penginapan
72 Xin Xin ditolong Seorang Pemuda
73 Ju Long Nama Untuk Si Pemuda
74 Keinginan Ju Long
75 Keinginan Xin xin
76 Xin Xin yang di Culik
77 Nama Untuk Penginapan yang Baru
78 Membebaskan Xin xin
79 Xin Xin menceritakan pertemuannya dengan Ju long
80 Xin Xin bertemu Fang Chen
81 Usaha Xin Xin untuk Kembalikan Ingatan Fang Chen
82 Berlatih melempar kerikil
83 Alam bawah sadar Fang Chen
84 Masih dialam bawah sadar
85 Ingatan Fang Chen yang pulih
86 Melatih jurus Pedang
87 Latihan Yang keras
88 Xin Xin menyerahkan Pedang Azuya pada Qiao Li
89 Awal Perjalanan Bertemu Musang Merah
90 Masuk Sarang sekte Musang Merah
91 Mengalahkan Ketua Sekte Musang Merah
92 Dikepung Gerombolan berjubah Hitam
93 Ketua Jubah Hitam
94 Membantu Rombongan dari Sekte Bambu kuning
95 Yan Qiu Terluka
96 Cerita Yan Qiu
97 Bunga Tidur
98 Bunga Tidur ll
99 Bertemu Dua patriak
100 Kedua Patriak Terluka
101 Kembali ke Perguruan Serigala Hitam
102 Berhasil Mengalahkan Sekte Serigala Hitam
103 Perkampungan Barat
104 Di Pelelangan
105 Qiao Li melawan Ju Long
106 Qiao Li siuman
107 Kisah Si Nenek Air dan Kakek Angin
108 Masa lalu Pedang Azuya
109 Mulai latihan
110 Jurus Pengendalian Air
111 Teori jurus Pengendalian Angin
112 Latihan bersama
113 Masih Latihan Bersama
114 Meninggalkan Kakek angin dan Nenek Air
115 Membantu Sekte Pengemis
116 Kembali melawan anggota sekte Kalajengking Merah
117 Perjalanan ke Gurun pasir
118 Menjauhkan Pedang Naga dari Ju Long
119 Membuat Ju Long terlepas dari pengaruh pedang Naga
120 Ju Long yang telah siuman
121 Perpisahan Keluarga
122 Makan siang bersama Patriak
123 Menjaga Penginapan Pintu Naga
124 Melawan dua orang berambut putih
125 Diserang Sekte Rambut Putih
126 Perlawanan Qiao Li
127 Air melawan Bumi
128 Suami Daiyu
129 Pertemuan kembali
130 Kembalinya Pengurus Penginapan Pintu Naga
131 Perjalanan Qiao Li
132 Melawan Macan dan Serigala
133 Roh Pangeran Zhu You
134 Sekte Salju Abadi
135 Teman Masa Kecil Pangeran
136 Melanjutkan Perjalanan
137 Masuk ke Desa Bambu Kuning
138 Pedang Azuya dan Pedang Naga Kembali Beradu
139 Mengalahkan Bing Wen
140 Bing Wen yang Siuman
141 Empat bola Impian dari Bing Wen
142 Membuka segel Pedang Azuya
143 Membebaskan Pangeran You
144 Saling menautkan hati
145 PENDEKAR PEDANG AZUYA
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Bersandiwara
2
Bekerja di Penginapan Mawar Gurun
3
Mengintai
4
Sekte bambu kuning
5
Saga siuman
6
Saga Amnesia bernama Fang chen
7
Bayangan Istri
8
Bibit cemburu Hua tian
9
Dihadang sekte kalajengking merah
10
Melayani Penghuni kamar paling ujung
11
ketua perampok wanita
12
Peringatan Pemilik Penginapan
13
Desa Bambu kuning
14
Perundingan
15
Usaha cinta Chen kun
16
Kalung berliontin tengkorak hitam
17
Menuju ke penginapan
18
Menanti Badai gurun
19
Terbongkarnya sandiwara
20
Perjalanan kembali ke sungai lembah kuning
21
Tempat rahasia di bukit piramida
22
Batu Impian dan Jurus Pemindah Energi
23
Keluar dari Bukit Piramida
24
Pendekar Bercadar
25
Mengejar Pendekar bercadar
26
Masih Mengejar Pendekar Bercadar
27
Pertemuan Anak dan Ibu
28
Bertemu Sahabat Lama Ayah
29
Kenangan di Pulau Tengah Laut
30
Prahara di Pulau Tengah Laut
31
Masih Dengan Prahara di Pulau Tengah Laut
32
Menuju Gubuk Air Terjun
33
Xin Xin dan Chang Yi
34
Menceritakan Pertemuan dengan Fang chen
35
Kisah Pedang Azuya
36
Asmara Chang Yi
37
Masih Chiang Yi
38
Persiapan Meninggalkan Gubuk
39
Menghadapi Anggota Sekte Kalajengking Merah
40
Misi Kemanusiaan
41
Kenangan saat bersama Nenek Wan
42
Pelajaran Dari Ibunda
43
Masih Pelajaran Dari Ibu
44
Gadis abad XXX (Reinkarnasi kekasih Chiang Yi)
45
Ayumi Gadis abad XXX
46
Di Serang Perampok : Ayumi dan Qiao Li di culik
47
Usaha Membebaskan Diri
48
Granat Gas Air Mata dan Pistol Air Cabe
49
Kembali Berkumpul, Ungkapan hati Chiang Yi
50
Cerita Xin xin
51
Nama dari Ramalan
52
Leon Berganti Hai Jun
53
Pertengkaran Saudara : Memperebutkan Pendekar Bercadar
54
Berpisah dengan Hai Jun
55
Terjebak di Sarang Penyamun
56
Chiang Yi menemukan Batu Impian
57
Tekat menjadi Pendekar Bercadar
58
Bertemu dengan Hai Jun
59
Menghindari Badai Gurun Pasir
60
Cerita dari Daiyu
61
Ledakan Bola Impian
62
Penginapan di Desa Shengcun
63
Tiba di Desa Bambu Kuning
64
Pertemuan di Sekte Bambu Kuning
65
Hua Tian Yang Bercerita
66
Masih Cerita Hua Tian
67
Masih Cerita Hua Tian ll
68
Qiao Li Memancing Masa lalu Fang Chen
69
Hasil keputusan Pertemuan Aliran Putih
70
Menjalankan Misi
71
Mulai Membangun Kembali Penginapan
72
Xin Xin ditolong Seorang Pemuda
73
Ju Long Nama Untuk Si Pemuda
74
Keinginan Ju Long
75
Keinginan Xin xin
76
Xin Xin yang di Culik
77
Nama Untuk Penginapan yang Baru
78
Membebaskan Xin xin
79
Xin Xin menceritakan pertemuannya dengan Ju long
80
Xin Xin bertemu Fang Chen
81
Usaha Xin Xin untuk Kembalikan Ingatan Fang Chen
82
Berlatih melempar kerikil
83
Alam bawah sadar Fang Chen
84
Masih dialam bawah sadar
85
Ingatan Fang Chen yang pulih
86
Melatih jurus Pedang
87
Latihan Yang keras
88
Xin Xin menyerahkan Pedang Azuya pada Qiao Li
89
Awal Perjalanan Bertemu Musang Merah
90
Masuk Sarang sekte Musang Merah
91
Mengalahkan Ketua Sekte Musang Merah
92
Dikepung Gerombolan berjubah Hitam
93
Ketua Jubah Hitam
94
Membantu Rombongan dari Sekte Bambu kuning
95
Yan Qiu Terluka
96
Cerita Yan Qiu
97
Bunga Tidur
98
Bunga Tidur ll
99
Bertemu Dua patriak
100
Kedua Patriak Terluka
101
Kembali ke Perguruan Serigala Hitam
102
Berhasil Mengalahkan Sekte Serigala Hitam
103
Perkampungan Barat
104
Di Pelelangan
105
Qiao Li melawan Ju Long
106
Qiao Li siuman
107
Kisah Si Nenek Air dan Kakek Angin
108
Masa lalu Pedang Azuya
109
Mulai latihan
110
Jurus Pengendalian Air
111
Teori jurus Pengendalian Angin
112
Latihan bersama
113
Masih Latihan Bersama
114
Meninggalkan Kakek angin dan Nenek Air
115
Membantu Sekte Pengemis
116
Kembali melawan anggota sekte Kalajengking Merah
117
Perjalanan ke Gurun pasir
118
Menjauhkan Pedang Naga dari Ju Long
119
Membuat Ju Long terlepas dari pengaruh pedang Naga
120
Ju Long yang telah siuman
121
Perpisahan Keluarga
122
Makan siang bersama Patriak
123
Menjaga Penginapan Pintu Naga
124
Melawan dua orang berambut putih
125
Diserang Sekte Rambut Putih
126
Perlawanan Qiao Li
127
Air melawan Bumi
128
Suami Daiyu
129
Pertemuan kembali
130
Kembalinya Pengurus Penginapan Pintu Naga
131
Perjalanan Qiao Li
132
Melawan Macan dan Serigala
133
Roh Pangeran Zhu You
134
Sekte Salju Abadi
135
Teman Masa Kecil Pangeran
136
Melanjutkan Perjalanan
137
Masuk ke Desa Bambu Kuning
138
Pedang Azuya dan Pedang Naga Kembali Beradu
139
Mengalahkan Bing Wen
140
Bing Wen yang Siuman
141
Empat bola Impian dari Bing Wen
142
Membuka segel Pedang Azuya
143
Membebaskan Pangeran You
144
Saling menautkan hati
145
PENDEKAR PEDANG AZUYA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!