Sementara itu pusaran angin yang sebelumnya membawa Qiao Li, terus berputar membawa Ayah, bunda dan saudara kembarnya Ragadewa.
"Wuuzzz..... wuzzz...... wuzzz..!!"
Pusaran angin bertiup dengan kencang dan menerjang apa yang ada di hadapannya.
"Putriku, Leonisa...! dimana dia?" tanya Rani yang sangat cemas.
"Ma'af Rani, putrimu terlempar di gurun pasir tadi." jawab Ekin yang merasa bersalah karena tak bisa menjaga Leonisa, karena harapan mereka jatuh secara bersamaan tanpa terpisah.
"Saga! hati-hati! nampaknya giliran kamu yang akan terlempar!" seru Leon yang sedari dari mengawasi arah gerak pusaran Angin itu.
"Iya! Aku titip jaga istri dan anakku ya!" seru Komisaris Saga yang kemudian dia melihat ke arah sekitarnya.
"Aku akan jatuh dimana? di sekitar sini banyak pepohonan, ada kemungkinan saat ini aku di hutan!" Komisaris Saga membatin saat melihat di sekitarnya.
Dan benar kata Leon, komisaris Saga terlempar terlebih dulu.
Tubuh komisaris Saga terpental dan terkantuk pohon berat dan tepat di kepalanya.
"Dugh....! blukk...!!"
"Saga!" seru Ekin dan Leon dari atas, karena masih berada di pusaran angin.
Komisaris Saga jatuh terkurap di bawah pohon besar tepat di depan mulut sebuah goa dan kepalanya bersimbah darah.
Beberapa saat kemudian pusaran angin itu menjauh yang masih membawa Rani, Ragadewa, Ekin dan Leon meninggalkan komisaris Saga yang dalam kondisi sangat mengenaskan saat ini.
"Aaghh...! Rani, putra-putriku...!!" racau komisaris Saga yang kemudian dia tak sadarkan diri.
Tak berapa lama ada beberapa orang yang keluar dari Goa, mereka memeriksa semua keadaan di sekitar goa setelah ada bencana pusaran angin tadi.
"Anginnya sungguh kencang sekali!" kata seorang perempuan yang ada di antara mereka.
"Iya, itu tadi seperti bukan angin biasa." kata salah satu orang laki-laki.
"Kita periksa saja dulu semuanya, mungkin ada sesuatu yang bisa mengganggu di sekitar markas kita!" seru laki-laki lainnya.
" Iya" jawab yang lainnya.
Mereka bertiga menyusuri beberapa tempat di sekitar goa, dimana mereka tadi keluar.
"Kakak Kun dan kakak Tian, lihat itu! seperti ada seseorang di sana!" seru seorang perempuan itu seraya menunjuk pada sosok manusia yang tergeletak.
Orang yang di tunjuk perempuan itu, tak lain komisaris Saga yang tadi terlempar oleh pusaran angin.
"Apa itu mayat?" tanya orang yang di panggil perempuan tadi dengan sebutan Hua Tian.
"Entahlah! ayo kita lihat, mungkin masih hidup!" ucap perempuan itu yang kemudian menghampiri tubuh komisaris Saga di ikuti Hua Tian dan Chen Kun.
"Bagaimana Qiu'er?" tanya seorang yang bernama Hua Tian saat perempuan yang di panggil Qiu'er itu selesai memeriksanya.
"Dia masih hidup, ayo kita bawa dia ke Goa. Lukanya cukup parah!" jawab perempuan yang bernama lengkap Yan Qiu itu.
"Hua Tian! ayo kita bawa dia ke goa. Sebelum terlambat, seperti kata Qiu'er. Luka laki-laki ini sangatlah parah" kata Chen Kun yang juga memeriksa beberapa luka yang di alami komisaris Saga.
Hua Tian segera mengangkat tubuh komisaris Saga di bagian kepala dan punggung, sedangkan Chen kun di bagian lutut dan kaki komisaris Saga.
Sementara itu Yan Qiu mencarikan jalan untuk Hua Tian dan Chen Kun yang berjalan seraya membopong tubuh komisaris Saga.
Yan Qiu adalah putri dari tabib istana yang bernama Yan Quon.
Yan Qiu juga tergabung dalam sekte Bambu kuning, dimana sekte ini adalah aliran putih yang berada di Blok Timur.
Sekte Bambu kuning selalu memperjuangkan hak rakyat, sehingga pihak kerajaan sering menyebutnya dengan sekte pemberontak.
Hua Tian di tunjuk sebagai ketua di sekte ini karena ilmu bela dirinya yang mumpuni, dan Yan Qiu sebagai perawat sedangkan Chen Kun bertugas sebagai perekrut anggota baru.
Sekte Bambu kuning mempunyai dua orang Patriak, Hua An dan Jingmi.
Patriak Hua An adalah ayah dari Hua Tian, dan Patriak Jingmi adalah seorang wanita adik seperguruan dari Hua An.
Jingmi menyukai dalam diam saudara seperguruannya itu, maka dari itu dia selalu mendampingi kakak seperguruannya itu dalam membesarkan sekte Bambu kuning.
Sebelumnya Jingmi juga mempunyai sebuah keluarga, namun semua keluarganya di bunuh oleh sekte Tengkorak Hitam yang berada di blok Barat.
Jingmi meminta perlindungan pada kakak seperguruannya dan mereka berdua yang mengajari beladiri pada anggota sekte Bambu kuning tersebut.
Sesampainya di mulut goa, mereka di sambut oleh beberapa orang yang berada di dalam goa.
"Wah, ternyata angin besar tadi membawa korban ya?" tanya salah satu orang murid dari Hua An.
"Iya, lelaki ini kami temukan di bawah pohon besar depan Goa." jawab Yan Qiu pada saudara-saudaranya.
Hua Tian dan Chen Kun membawa tubuh komisaris Saga di atas batu besar yang pipih.
Sementara itu Jingmi dan Hua An menghampiri tubuh komisaris Saga, setelah Hua Tian dan Chen Kun meletakkan tubuh komisaris Saga diatas batu besar dan pipih itu.
"Hmm...! dari pakaiannya dia bukan berasal dari negara kita, entah dia orang baik atau orang jahat. Kita belum tahu" kata Jingmi yang terus mengamati wajah hingga pakaian yang di kenakan komisaris Saga itu.
"Yan Qiu dan Hua Tian, cepat kalian obati luka-lukanya.!" seru Hua An seraya melihat kondisi Komisari Saga yang masih tak sadarkan diri.
"Baik Patriak An" jawab Hua Tian dan Yan Qiu bersamaan.
Hua Tian membuka pakaian bagian atas komisaris Saga, sementara Yan Qiu mengambil air panas dan menyeka wajah komisaris Saga secara perlahan-lahan.
"Hm..! Tampan sekali laki-laki ini. Seandainya dia sudah bangun, siapa namanya ya?" gumam dalam hati Yan Qiu yang terus menyeka wajah dan peelahan guru ke leher dan dada bidang komisaris Saga.
"Sebaiknya kita obati luka luar lelaki ini, karena kita tidak tahu apakah laki-laki ini mengalami luka dalam atau tidak." kata Hua An yang memeriksa bagian kaki Komisaris Saga.
"Iya kau benar, tolong jaga laki-laki ini sebentar. Aku akan membuatkan ramuan untuk menyembuhkan luka-luka pada lelaki ini." kata Yan Qiu pada Hua An.
"Percayakan padaku!" seru Hua An sembari tersenyum pada Yan Qiu dan Yan Qiu membalas dengan senyuman pula sebelum dia keluar dari goa untuk mencari aneka tanaman obat yang ada di sekitar hutan di sekitar goa.
"Yan Qiu..!!" panggil Chen Kun ketika Yan Qiu membawa keranjang yang biasa di bawa Yan Qiu untuk mencari tanaman Obat.
"Oh, Chen Kun...! aku mau mencari beberapa tanaman obat" jawab Yan Qiu yang memberhentikan langkahnya.
"Biar aku temani, bahaya kalau kamu sendirian di cuaca tak menentu seperti ini." ucap Chen Kun yang menawarkan diri.
"Boleh, aku tidak keberatan. Ayo kita berangkat sekarang, sebelum hari menjadi gelap!" kata Yan Qiu yang melangkahkan kakinya dan di ikuti Chen Kun.
Keduanya sibuk mencari tanaman berkhasiat dengan teliti dan cermat.
Karena ada sebagian tanaman yang tertimpa pohon-pohon besar itu!
Setelah di rasa cukup, Yan Qiu mengajak Chen Ku, untuk kembali ke Goa tempat mereka tinggal.
...~¥~...
...Mohon dukungan para Readers untuk memberi like/komentar/favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel PENDEKAR PEDANG AZUYA...
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Julianso
Kun....aduh jadi kearah yang horor🤔
2022-11-08
1
gegechan (ig:@aboutgege_)
wow sepertinya nanti akan terlempar semua keluarganya 😱
.
.
.
Salam dari "Mystery" mari mampir dan saling mendukung.
2022-07-03
3
Cahyaning Fitri
aku kasih bunga buat Authornya....
2022-05-11
1