Tak berapa lama, para tamu keluar dan mereka duduk di kursi yang di sediakan.
Qiao Li menangkap sesuatu yang aneh dari para pelanggan penginapan mawar Gurun itu.
"Sepertinya mereka bukan orang baik?" Qiao Li membatin sambil melihat dari dapur.
Qiao Li melihat tiga orang yang dilihatnya itu memesan minuman keras dan mereka membagi-bagikan uang yang ada dalam sebuah karung.
"Apa mereka perampok?"gumam Qiao Li dalam hati yang memperhatikan ketiga orang itu dari dalam dapur.
"Li'er, kamu melihat apa?" tanya Qiao Feng yang sudah berada di belakang Qiao Li.
Qiao Li yang sekarang ini berada balik pintu tempat memasak, tidak menjawab dan tetap memandang ke arah tiga orang yang duduk di meja yang terletak di sudut ruang makan itu.
"Oh, kamu lihat mereka ya?" tanya Qiao Feng yang menyusuri arah pandangan mata Qiao Li.
"Itu belum seberapa, karena penginapan ini adalah tempat pertemuan orang-orang seperti mereka." lanjut Qiao Feng sesudah melihat apa yang dilihat Qiao Feng.
Qiao Li memandang Qiao Feng seolah meminta jawaban dari rasa penasarannya.
"Sudahlah, ayo kerjakan tugas kamu. Setelah itu kita istirahatlah" kata Qiao Feng.
Qiao Li kemudian berbalik mengikuti Qiao Feng yang kembali membereskan keadaan dapurnya.
"Li'er cuci piring-piring itu ya!" kata Qiao Feng seraya menunjuk ke arah piring dan teman lainnya tergeletak di atas meja dapur.
Qiao Li mengangguk tanda menyanggupinya.
Sedangkan Qiao Feng membereskan sisa-sisa sayuran yang ada di dapur.
Dan Mei Ming membereskan makanan dan minuman yang ada di meja makan.
Setelah semuanya selesai, mereka beranjak ke tempat tidur.
Namun sebelum mereka melangkahkan kaki, Daiyu menghadang seraya mengipaskan kipas yang dia bawa ke depan dada dan lehernya.
"Bibi Feng, biarkan Qiao Li tinggal sebentar!" kata Daiyu yang menatap Qiao Li dengan tatapan kebencian.
"Ba..baik nyonya" balas Qiao Feng yang kemudian menepuk bahu Qiao Li beberapa kali, yang menandakan agar Qiao Li berhati-hati.
Gadis yang berusia tiga belas tahun itu menganggukkan kepala dan siap menerima perintah Daiyu.
"Hei, julukanmu sekarang adalah si pelayan bisu. Kamu mengerti kan?" ucap Daiyu seraya berkacak pinggang.
Qiao Li hanya diam dan menunduk, dalam hati dia terus berpikir tentang apa yang Daiyu katakan.
"Dasar pelayan bisu, belum mengerti juga!" seru Daiyu dengan kesal.
Kemudian Daiyu menarik tangan kanan Qiao Li sampai ke ruang utama.
Daiyu memberikan isyarat untuk menyapu dan mengepel ruang utama itu dan beberapa ruangan lainnya.
"Apa harus malam ini juga?" batin Qiao Li.
"Mengerti?" tanya Daiyu setelah menjelaskan semua tempat yang harus di bersihkan oLeh Qiao Li.
Qiao Li mengangguk mengerti dan segera mengambil semua peralatan kebersihannya.
"Bagus, cepat tanggap juga dia!" gumam Daiyu saat melihat Qiao Li sudah membawa peralatan kebersihannya.
Daiyu melangkahkan kaki menuju ke kamarnya, sedangkan Qiao Li melakukan tugas menyapu dan mengepel lantai penginapan.
"Beberapa waktu yang lalu aku masih berkumpul dengan ayah, bunda dan saudara kembarku. Kini aku sendiri di sini" kata dalam hati Qiao Li seraya menghela nafasnya panjang dan menghembuskannya perlahan-lahan.
"Huahaheemmm...!!"
Qiao Li menguap seraya menyeka keringatnya pada saat menyapu seluruh ruangan.
"Jam berapa ya sekarang ini?"
"Aduh ngantuk sekali?"
"Sambil latihan saja, biar tidak mengantuk lagi!"
Kata Qiao Li dalam hati yang kemudian melakukan gerakan bela diri yang di kuasainya sembari menyelesaikan pekerjaannya.
"Hop hiaaat..!"
"Bagh...! Bugh...! Bagh..! Bugh..!"
Qiao Li atau Leonisa dan Ragadewa, memang sejak kecil sudah di ajari bela diri oleh kedua orang tuanya.
Karena selain untuk menjaga diri mereka, juga untuk melindungi orang membutuhkan.
Beberapa saat kemudian, Qiao Li menyelesaikan semua pekerjaannya.
Tiba-tiba kedua mata Qiao Li terganggu pada sebuah cahaya silau dari bawah meja ruang tamu.
"Benda apa itu?" batin Qiao Li yang kemudian menghampiri benda yang berkilau itu.
"Hmm...! sebuah kalung berliontin bunga mawar yang terbuat dari emas. Cantik sekali!" kata Qiao Li dengan lirih.
"Aku simpan saja, siapa tahu nanti ada yang mencarinya." kata dalam hati Qiao Li, yang kemudian memasukkan kalung itu ke balik pakaiannya.
Qiao Li melangkahkan kaki untuk membersihkan diri, dia melihat ada seseorang mengendap-endap masuk ke kamar yang terdapat ukiran mawar di daun pintunya.
Karena sangat mencurigakan, Qiao Li mengintainya diam-diam.
"Aneh, kenapa orang itu mengendap-endap seperti itu?" Qiao Li yang membatin.
Qiao Li mendengarkan percakapan lelaki itu dengan sesorang yang ada di dalamnya.
"Laki-laki itu bicara dengan seorang wanita, siapa dia?" batin Qiao Li seraya mengintip dari balik pintu.
"Oh, rupanya pemilik penginapan" kata dalam hati Qiao yang menjawab pertanyaannya sendiri.
Walaupun masih belum paham dengan bahasa mereka, Qiao Li tetap mengintip apa yang mereka lakukan.
"Laki-laki itu memberikan sejumlah uang pada pemilik penginapan. Eh mereka keluar!" batin Qiao Li yang kemudian mencari tempat sembunyi.
Daiyu bersama lelaki itu keluar dari kamar dan melangkahkan kaki melewati lorong penginapan.
Qiao Li terus mengikuti mereka dengan mengendap-endap di belakang mereka.
Tak berapa lama mereka berhenti di depan pintu kamar yang paling ujung. Dan mereka masuk ke dalam kamar itu.
"Kamar apa itu? " Qiao Li yang membatin dengan curiga.
Beberapa saat kemudian lelaki itu keluar dengan seorang wanita cantik dan seksi.
Mereka berjalan menuju ke sebuah kamar.
Sedangkan Daiyu selang lima menit kemudian keluar dari kamar yang di ujung itu dan menguncinya kembali.
Daiyu melangkahkan kakinya kembali menuju ke kamar yang daun pintunya berukir bunga mawar.
Setelah melihat Daiyu yang benar-benar masuk ke dalam kamarnya, Qiao Li keluar dari persembunyiannya dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi.
Setelah membersihkan diri di kamar mandi, dan kemudian Qiao Li berjalan menuju ke kamar Qiao Feng.
Qiao Li sampai di depan pintu kamar Qiao Feng.
Setelah memeriksa pintu kamar tidak di kunci dari dalam, Qiao Li masuk dan kemudian menutup serta mengunci pintu kamar itu.
Qiao Li melihat Ibu angkatnya Qiao Feng tidur dengan beralaskan kasur yang di gulung tadi.
Kemudian Qiao Li merebahkan tubuhnya di samping Qiao Feng.
Pandangannya menerawang ke langit - langit kamar.
"Apakah yang tadi itu termasuk perdagangan manusia?" Qiao Li yang membatin.
"Bunda, Ayah dan Kak Raga kalian di mana? Nisa rindu kalian" kata dalam hati Qiao Li yang kemudian memiringkan posisi tidurnya dan kedua matanya berkaca-kaca.
Air matanya pun berlinang, Qiao Li menyeka air matanya dan perlahan menutup kedua matanya.
Sekejap kemudian Qiao Li sudah berada di alam mimpinya, bersama keluarganya.
...~¥~...
...Mohon dukungan para Readers untuk memberi like/komentar/favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel PENDEKAR PEDANG AZUYA...
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Julianso
seru!
2022-11-08
1
Naba rumi
apa itu🤔
2022-09-13
0
Julianso
iya, sepertinya begitu
2022-09-13
0