Di Antara Perbatasan Senja

Di Antara Perbatasan Senja

Berteman

Pagi itu di salah satu sekolah favorit yang menjadi incaran para siswa yang baru saja menamatkan sekolah menengah pertama mereka terdapat banyak siswa siswi yang berlalu lalang menuju kelas mereka, jam pertama sudah di mulai sejak 7 menit yang lalu namun masih saja ada beberapa anak yang telat.

Arjuna salah satu murid kesayangan para guru jurusan di sekolah itu sudah tidak asing lagi di kalangan para siswa. Banyak guru yang sudah mengenalnya karena kepintarannya dalam menyerap berbagai ilmu yang di berikan guru yang mengajar tentang pelajaran umum maupun guru pembimbing di jurusan itu. Mengambil jurusan di bidang Teknologi Komputer, karena ingin lebih dekat dengan dunia teknologi.

namun hal itu tidak membuat dirinya di sukai dan di kagumi, dia malah mendapat banyak hinaan dan cacian. Pembullyan sudah tidak asing terjadi pada kehidupannya.

Juna sedang berjalan menyusuri lab jurusan Akutansi, dia memang telat hari ini. Dia harus membantu untuk mengerjakan beberapa projects yang dia ikuti. Itung-itung untuk menambah keuangan nya yang sedang menipis.

"Kak Juna" Juna mengentikan langkahnya ketika mendengar ada yang memanggilnya, dia pun menoleh dan mendapati seseorang yang sepertinya junior nya di jurusan yang sama.

"Iya ?"

"Di suruh kak Dion ke lab desain sekarang" Anak itu menjawab sambil menundukkan kepala dan pergi ketika mendapatkan anggukan dari sang senior.

Juna pun mulai melangkahkan kakinya menuju kelas nya, Dion adalah salah satu murid yang populer di sekolah itu yang satu jurusan dengannya, Dia adalah salah satu orang yang paling gemar menindas juna. Tiada hari tanpa menindas begitulah kelakuannya.

"Sudah gw bilang gw ngga suka di persulit" Juna menghentikan langkahnya ketika mendengar suara perempuan yang selalu dia perhatikan. Perempuan yang selalu membuat ulah namun dapat membuatnya jatuh cinta sejak pertama kali melihat perempuan itu.

"kamu harus ikut ke ruang BK, sudah berapa kali telat tapi tidak mau tanggung jawab" Perempuan itu sepertinya sedang di sidak oleh ketua OSIS.

"ribet ya lu, siapa ngatur-ngatur gw, minggir sana."

"Jangan kamu pikir kamu bisa seenaknya ya, kamu jangan memperburuk citra sekolah. Sudah salah tetap harus di beri poin."

"Buset dah jadi orang sok rajin banget sih, pagi-pagi udah mempersulit hidup orang aja. Mending lu minggir jangan sampai gw ngajak lu olahraga di sini".

Jehan ya, siapa yang tidak mengenalnya, hampir satu sekolah mengetahui namanya. Siswa paling nakal yang sering mempersulit sekolahnya namun tak jarang menjadi dambaan dan incaran murid laki-laki tak terkecuali Arjuna.

"lama banget masih ngapain" nah mampus kan tu OSIS mana mampu ngurusin kalau udah begini.

"Tu ketua OSIS dari tadi ngajak ribut, pengen gw jambak aja rasanya"

"ribet lu tinggal trabas aja susah banget, ngga usah banyak bicara buang tenaga aja". Salah satu temannya menyahut. Jehan mempunyai banyak teman cowok tidak di sekolah ini saja tapi di luar sekolah banyak yang menjadi temannya. Salah satu nya ke empat temannya yang sekarang berada di sampingnya. Satu perempuan dan Tiga laki-laki.

"Lu minggir apa gw buat di pecat jadi ketua osis" ketika Arga sudah berbicara siapa yang berani menjawabnya. Salah satu teman jehan yang paling berbahaya sukanya ngajak perang para guru.

"Kalian itu telat, harusnya kalian mempertanggung jawabkan tindakan kalian bukannya se enaknya." ucap sang ketos

"Siapa lu ngatur-ngatur kita" mereka berlima pun masuk tanpa menghiraukan ketos itu berjalan menuju ruangan masing-masing.

"Han lo ke kelas dulu sama gibran, gw mau ke toilet bentar" Jehan berlari tanpa menunggu jawaban dari temannya. Arjuna masih diam saat gadis itu berlari ke arahnya dan menabraknya.

"Ck, siapa lagi sih cari masalah mulu perasaan" Ucap gadis itu sambil berdiri merapikan rok nya

"Maaf, kamu ngga papa" ucap arjuna pelan sambil mencoba membersihkan pakaian gadis itu.

"Ngga usah sentuh gw, lain kali liat-liat dong" gadis itu pun berjalan kembali tanpa menoleh ke arahnya.

Juna hanya diam memperhatikan langkah gadis itu tanpa berani mengejarnya, juna pun akhirnya melanjutkan langkahnya menuju kelas, dia juga ikut telat karena melihat pertengkaran gadis itu bersama ketua OSIS.

Waktu sudah menunjukkan pukul 09.10 menandakan bahwa waktu istirahat sudah tiba. Para siswa keluar kelas menuju kantin untuk membeli makan dan minum sedangkan Jehan dan kedua temannya berada di kelas sedang sibuk dengan urusan mereka sendiri-sendiri.

"Kita ke Lab yuk, ngapain gitu bosen gw jadi anak pendiem kaya gini" Gibran berkata sambil melihat hp nya, memang kita tidak terbiasa se anteng ini. Pasti kalau tidak nyuri buah jambu di sekolah sebelah ya pergi untuk mengotak-atik sistem komputer sekolah. Begitulah kelakuan mereka yang selalu membuat para guru marah. Bahkan pernah mereka ke pergok sedang mengambil buah mangga dan jambu di sekolah sebelah dan berakhir guru sekolah sebelah yang melaporkan mereka ke kepala sekolah.

"Lagi males gw, pengen makan orang"

"serem banget lo je kalau ngomong pengen makan orang terus" Kata Gibran sambil membuka buku nya.

"Hanna sama arga kemana ya, kenapa ngga ke sini" ucap gadis itu sambil berdiri merapikan pakaian nya.

"Mau kemana" Ucap teman mereka yang paling irit bicara di antara mereka ber lima siapa lagi kalau bukan johan. Si cowok paling dingin yang di sukai banyak cewek.

"Keluar, kalian pergi aja kemana, jangan ikut gw"

"Gitu ya lo sekarang ngga mau ajak kita" Ucap gibran

"Bodo" gadis itu pun keluar dari kelas, dia sedang ingin mencari mangsa untuk pelampiasan rasa bosannya.

"Udah berani ya lo sekarang, gw suruh lo ke sini jam berapa kenapa baru ke sini sekarang" mendorong bahu arjuna dengan kasar, siapa lagi jika bukan dion.

"Aku masih ada urusan tadi" Ucap juna sambil menatap dion

" Gw ngga peduli, yang gw mau lo urusin sekarang desain gw. Gara-gara lo gw dapat tugas tambahan".

"Ck sia-sia lu punya tangan, gunanya buat apaan ?" Ucap Jehan sambil melipat tangan di dada. Sepertinya menarik juga membuat masalah dengan kakak senior nya yang sok oke itu.

"Siapa lo ikut campur, anak kelas 10 aja belagu" ucap dion sambil menatap sinis jehan.

"Wah ada juga yang belum kenal sama gw, mau kenalan" ucap jehan sambil tersenyum miring.

"ngga level kenalan sama adek kelas sok jagoan" ucap dion

"lo pikir lo siapa, sombong banget. Udah ngerasa hebat" ucap Jehan

Dion tidak menjawab dan pergi dari hadapan gadis itu, meninggalkan Juna dan Jehan. Jehan menatap laki-laki di depannya yang diam saja ketika di tindas.

"Diem aja kaya ngga punya temen" gadis itu menatap sinis kepada juna yang hanya diam.

"Kamu sudah tau, begitulah aku memang tidak mempunyai teman" ucap juna pelan

"menyedihkan" ucap jehan sambil menatap remeh ke juna.

"Apa kamu mau menjadi temanku" ucap juna pelan, dia tidak tau mengatakan apa. Hanya ucapan itu keluar dari mulutnya. Bisa-bisanya dia berharap kepada gadis itu.

"Apa untungnya kalau gw jadi temen lo" ucap jehan

"Aku tidak tau" ucap juna

"oke, lo bisa jadi temen gw mulai sekarang" ucap jehan, gadis itu pergi begitu saja karena bel sudah berbunyi menandakan istirahat sudah berakhir.

ketika bel pulang sekolah berbunyi mereka ber lima pun keluar, berjalan bersama menuju kantin sekolah. Parkiran sedang sangat ramai, jadi mereka menunggu senggang terlebih dahulu baru pulang.

"Hari ini, kita kumpul yuk kangen gw sama anak-anak" ucap gibran sambil memakan snack yang berada di tangannya.

"Ngga bisa gw, lagi sibuk" ucap hanna, satu-satunya temen perempuan jehan.

"Kalau kalian bertiga gimana" ucap gibran lagi sambil menatap jehan, johan, dan arga.

"Kalian aja gw juga ngga bisa" ucap jehan sambil mengambil tas nya. Dia berjalan menuju motor nya dan memakai jaket hitam nya. Gadis itu memakaikan helm ke kepalanya dan menjalankan motor nya di ikuti oleh teman-temanya.

mereka mengendari motor dengan kecepatan tinggi, membalap kendaraan lain yang berada di depan mereka. Begitulah mereka tiada hari tanpa ngebut.Sedangkan Arjuna saat itu dia sedang berada di kantin membeli makan siang, hari ini dia harus menyelesaikan desain milik dion karena dia membutuhkan banyak uang.

bukan seperti anak lain yang berkecukupan, Arjuna adalah anak yang tidak memiliki orang tua hidup sendirian dengan usaha sendiri. Banyak yang mengatakan kalau orang tua nya membuangnya tapi ntah lah Arjuna sendiri tidak tau.

Terpopuler

Comments

viva vorever

viva vorever

awal part membuatku tertarik...dan ceritanya ternyata bagus banget

2022-12-21

0

Magnolia

Magnolia

semangat kakak

2022-05-24

1

Tia Prayuda

Tia Prayuda

mampir kk,, dari pertama kayak nya seru ne.

2022-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Berteman
2 Di tindas
3 Papa pulang
4 Di bawah pohon
5 Perhatian dari Jehan
6 Sedikit lelah
7 Salah satu impian
8 Sakit
9 Mendapat izin
10 Cemburu
11 Memilih berontak
12 Kecerobohan yang manis
13 Ragu
14 Mendapat jawaban
15 Menghindar
16 Pergi dengan teman-teman
17 Perjanjian
18 Harus terus bersyukur
19 Pertemuan Arjuna
20 Penghinaan kakak senior
21 Tangisan dalam pelukan
22 Apa sedang cemburu
23 Menjadi sorotan
24 Merasa rendah
25 Salah paham
26 Nama baik di pertaruhkan
27 Apa kamu menyukai nya ?
28 Bertiga di taman
29 Kesalahan ?
30 Berjuang
31 Suasana seperti apa
32 Ngga suka dicuekin
33 Kekesalan yang meluap
34 Takdir
35 Bukan Jehan
36 Seperti Patung Hidup
37 Acuh
38 Kejadian Jehan
39 Fauza
40 Di Kantin
41 Terluka
42 Bungkusan
43 Bungkusan (2)
44 Darah tinggi
45 Jangan Mimpi
46 Canggung
47 Berkunjung Ke Panti
48 Tentang Indah
49 Tugas Tak Terkira
50 Di halaman sekolah
51 Jehan dan Gibran
52 Kedatangan Dion dan Fauza
53 Di Culik
54 Perpisahan paling menyakitkan
55 Jehan hilang ?
56 Siswi Julid
57 Hati yang sulit untuk di mengerti
58 Menginap
59 Masalah hati
60 Perasaan yang bercampur
61 Ada Yang Salah ?
62 Laki-laki asing
63 Terikat
64 Kenzie
65 Tak Dapat Mengenali
66 Hati Yang Retak
67 Siapa ?
68 Pertemuan
69 Berita Mencengangkan
70 Dua laki-laki
71 Keinginan Menghindar
72 Menunggu seseorang di masa lalu
73 Makan bersama Dion
74 Kembali Bertemu
75 Bersama
76 Bingung
77 Kekasih
78 Mood buruk
79 Pencemburu
80 Pulang
81 Mengajak nya menghabiskan waktu
82 Memutuskan Perjodohan
83 Insiden makanan
84 Mendapatkan kesialan
85 Menangis Bersama
86 Kriteria Wanita
87 Kecelakaan
88 Desya
89 Tiramisu untuk Kenzie
90 Ke luar kota
91 Keras Kepala
92 Mimpi yang menjadi nyata
93 Merasa Hancur
94 Menjaga gadis kakak nya
95 Semuanya Telah Berakhir
96 Berita Duka
97 Buku dari Gibran
98 Jangan menghindar
99 Pusing
100 Diary
101 Diary
102 Patah Hati Terhebat
103 Akan Berusaha Lupa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Berteman
2
Di tindas
3
Papa pulang
4
Di bawah pohon
5
Perhatian dari Jehan
6
Sedikit lelah
7
Salah satu impian
8
Sakit
9
Mendapat izin
10
Cemburu
11
Memilih berontak
12
Kecerobohan yang manis
13
Ragu
14
Mendapat jawaban
15
Menghindar
16
Pergi dengan teman-teman
17
Perjanjian
18
Harus terus bersyukur
19
Pertemuan Arjuna
20
Penghinaan kakak senior
21
Tangisan dalam pelukan
22
Apa sedang cemburu
23
Menjadi sorotan
24
Merasa rendah
25
Salah paham
26
Nama baik di pertaruhkan
27
Apa kamu menyukai nya ?
28
Bertiga di taman
29
Kesalahan ?
30
Berjuang
31
Suasana seperti apa
32
Ngga suka dicuekin
33
Kekesalan yang meluap
34
Takdir
35
Bukan Jehan
36
Seperti Patung Hidup
37
Acuh
38
Kejadian Jehan
39
Fauza
40
Di Kantin
41
Terluka
42
Bungkusan
43
Bungkusan (2)
44
Darah tinggi
45
Jangan Mimpi
46
Canggung
47
Berkunjung Ke Panti
48
Tentang Indah
49
Tugas Tak Terkira
50
Di halaman sekolah
51
Jehan dan Gibran
52
Kedatangan Dion dan Fauza
53
Di Culik
54
Perpisahan paling menyakitkan
55
Jehan hilang ?
56
Siswi Julid
57
Hati yang sulit untuk di mengerti
58
Menginap
59
Masalah hati
60
Perasaan yang bercampur
61
Ada Yang Salah ?
62
Laki-laki asing
63
Terikat
64
Kenzie
65
Tak Dapat Mengenali
66
Hati Yang Retak
67
Siapa ?
68
Pertemuan
69
Berita Mencengangkan
70
Dua laki-laki
71
Keinginan Menghindar
72
Menunggu seseorang di masa lalu
73
Makan bersama Dion
74
Kembali Bertemu
75
Bersama
76
Bingung
77
Kekasih
78
Mood buruk
79
Pencemburu
80
Pulang
81
Mengajak nya menghabiskan waktu
82
Memutuskan Perjodohan
83
Insiden makanan
84
Mendapatkan kesialan
85
Menangis Bersama
86
Kriteria Wanita
87
Kecelakaan
88
Desya
89
Tiramisu untuk Kenzie
90
Ke luar kota
91
Keras Kepala
92
Mimpi yang menjadi nyata
93
Merasa Hancur
94
Menjaga gadis kakak nya
95
Semuanya Telah Berakhir
96
Berita Duka
97
Buku dari Gibran
98
Jangan menghindar
99
Pusing
100
Diary
101
Diary
102
Patah Hati Terhebat
103
Akan Berusaha Lupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!