Pagi itu Jehan berangkat ke sekolah sedikit lebih pagi, papa nya menyuruhnya bangun pagi-pagi sekali dan segera berangkat ke sekolah, al hasil sekarang dia harus berangkat jam 06.20 jam yang sangat pagi menurutnya. Karena dia biasanya berangkat sekolah pukul 06.50 karena jam sekolah nya di mulai pukul 07.30
"lain kali kalo sekolah itu berangkat lebih pagi. Jangan suka mepet waktu masuk. Nanti rapot kamu di penuhi poin kenakalan kamu."
dia berdecak kesal ketika mengingat ucapan papa nya tadi pagi, padahal dia berangkat mepet karena ingin ngebut bersama teman-teman nya. Kalau begini dia ngebut pun percuma di sekolah sepagi itu mau ngapain juga.
setelah sampai di sekolah nya gadis itu pun melepas jaketnya. Lalu mengambil handphone di tas dan masuk ke aplikasi hijau dia mengirim pesan kepada Hanna untuk tidak usah menunggu nya karena dia sudah berangkat duluan.
setelah memastikan pesan sudah terkirim gadis itu sekarang bingung ingin ke mana. Walaupun sekolah sudah ramai oleh para siswa siswi rajin. Namun dia tidak seperti mereka yang bisa duduk manis menunggu jam pertama di mulai. Mau menunggu temannya pun dia males.
"udah ah ke kalas aja, biarin aja dapat rekor baru karena seorang Jehan berangkat pagi." gadis itu pun mengambil kunci kontak, melepas helm, dan juga sarung tangan yang tidak bisa terpisahkan darinya ketika naik motor.
🌿🌿🌿
Jehan keluar dari Lab Desain ketika jam pulang sekolah di bunyikan. Dia merasa harus pergi secepatnya dari Lab itu, dia sangat tidak menyukai pelajaran desain grafis yang rumit dan membutuhkan waktu itu. Daripada tentang desain mendesain dia lebih menyukai pelajaran tentang pemrograman atau merentas data yang sudah di kuasai. Tau begini dulu dia memilih SMA dari pada SMK tapi entah apa yang dia pikirkan dia malah memilih sekolah yang langsung membawanya ke Kejuruan yang seharusnya tidak dia pelajari sekarang.
Jehan berjalan ke arah motornya, dia tadi menyuruh teman-teman nya pulang duluan karena dia masih ada urusan. Dia menaiki motornya melajukan ke arah danau yang ada di dekat sekolahnya. Cukup sepi hanya beberapa anak kecil yang sedang bermain. Gadis itu berjalan menuju kursi dan mengambil novel yang ada di tas nya, mulai membacanya sambil menikmati angin yang menyegarkan dari arah danau.
saat sedang fokus membaca novel yang baru dia beli kemarin, tiba-tiba ada yang mengambil novelnya sehingga novel itu berpindah tempat sekarang. Dia berlari mengejar orang yang sudah lancang mengambil novelnya. Tapi tunggu dia seperti mengenali orang itu. Jehan pun mempercepat langkahnya, menarik kerah belakang baju orang yang mengambil novelnya tanpa izin namun nahas ketika sudah berhasil menarik Jehan malah kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah, bukan hanya begitu namun orang yang mengambil novelnya pun ikut terjatuh ke atas tubuhnya.
BRAK
Jehan menahan rasa sakit di punggungnya, astaga betapa kerasnya tanah itu. Belum lagi beban yang menimpa badannya. Rasanya dia kesal sekali dengan hari ini yang mengguras banyak tenaganya. Berharap datang ke danau yang sepi ini untuk menghilangkan rasa lelah dia malah di buat tambah lelah.
"menyingkir lah kak" ucap Jehan sambil menahan tubuh Juna yang menempel pada tubuhnya
"Maaf dek kakak ngga sengaja" Juna pun segera berdiri sambil membantu Jehan yang kesusahan. Niatnya tadi yang hanya becanda malah membuat gadis yang dia suka kesakitan. Dia merasa bersalah.
"kakak tu, kenapa sih ngagetin aja. Kan bisa datang baik-baik" gadis itu masih kesal karena sudah gagal membuat desain dia juga harus jatuh ke tanah keras itu.
"iya maaf, ada yang sakit ngga" tanya Juna dengan raut wajah yang khawatir.
"sakit lah ngga lihat sekeras apa itu tanah" gadis itu pergi membawa novel nya lalu duduk di kursi nya tadi di ikuti oleh Juna di belakang nya.
"maaf ya tadi kakak bener-bener cuma becanda" ucap Juna sambil duduk di samping Jehan
"hem" gadis itu membuka lagi novelnya dan mulai membaca lagi terusan nya. Dia memang tidak suka ketika sedang serius tapi di ganggu. Satu hal yang paling tidak dia suka.
"kamu marah dek ?" tanya Juna sambil terus menatap gadis di sampingnya.
"maafin kakak ya, jangan marah kamu boleh deh hukum kakak tapi jangan marah ya" laki-laki itu sedikit menghiba dia takut jika gadis itu akan menjauhi nya. Jehan adalah satu-satunya orang yang mau berteman dengan nya jadi dia sedikit kalut ketika gadis itu mulai bersikap dingin.
Jehan diam dan tiba-tiba tersenyum. Dia mendapatkan ide yang sepertinya akan menguntungkan dirinya kali ini.
"kak Juna bisa desain ?" tanya Jehan sambil berpura-pura acuh
"bisa, kenapa kamu mau di ajarin, kakak bisa ajarin kamu kalau kamu mau. Tapi jangan marah lagi ya please" ucap Juna sambil melihat gadis di sampingnya yang tidak mengalihkan pandangan nya dari buku itu.
bagus, Jehan bersorak senang dalam hati, dia tidak perlu meminta ke laki-laki itu karena kakak kelas nya itu mau membantu nya tanpa dia minta.
"kak Juna sudah membuat ku terluka hari ini, seharusnya kakak bisa melakukan sesuatu yang menguntungkan untukku. Kakak harus membantu ku belajar desain sampai aku jago. Aku tidak mau tau" ucap gadis itu tegas, namun dia tertawa dalam hati melihat ekspresi kakak kelas nya yang kusut dan gelisah itu.
"iya kakak bantu kamu, kapan pun kamu mau. Sekarang udah ngga marah lagi kan sama kakak ?"
"masih" ucap Jehan, dia kesal sendiri hari ini. Udah di suruh berangkat pagi, di marahi guru jurusan karena tidak selesai-selesai mendesain belum lagi punggungnya yang sakit. Sepertinya hari ini memang hari yang sial untuk gadis itu. Jehan harus menandai pada kalendernya untuk hati-hati pada setiap tanggal 15.
"trus kakak harus gimana biar adek ngga marah lagi. Kakak cuma becanda tadi maaf ya kakak ngga akan lakuin hal itu lagi." Jehan tersenyum geli, panggilan adek terasa menggelitik hatinya. Meskipun antara senior dan junior panggilannya memang begitu.
"iya udah di maafin kok, kakak ngapain ke sini. Kok bisa ketemu sama aku"
"kakak cuma mau cari udara yang seger aja sih, trus ngelihat kamu ya udah kakak samperin deh, maaf kalau ganggu waktu kamu." ucap Juna pelan
"iya perasaan dari tadi minta maaf mulu" ucap Jehan gadis itu menutup Novelnya dan menaruh kembali ke dalam tas punggung nya.
"udah makan siang dek ?"
"belum, aku nggak terbiasa makan siang sih hehe" gadis itu cengengesan Jehan berdoa semoga aja laki-laki di depannya ini tidak mengatakan sesuatu yang seperti orang lain katakan.
"kamu itu meremehkan makan siang, kemarin aja ngelarang kakak buat nunda makan. Eh kmu sendiri malah ngga makan siang, jangan suka meninggalkan makan siang tubuh kamu butuh energi untuk melakukan aktivitas. Terlepas kamu laper atau ngga tetep harus di isi perutnya" Jehan menghela nafas ternyata kakak kelas nya itu tidak ada bedanya dengan keluarga dan teman-temannya.
begitu juga kakak nya yang sekarang sedang mengurus bisnis dan meninggalkan Jehan dan mama nya pasti akan mengomel seharian sampai telinga Jehan merah karena adek nya mengabaikan makan siang.
"dengar ngga kakak ngomong apa" ucap Juna sambil menatap Jehan yang merenggut kesal.
"iya" jawab Jehan sedikit ketus, dia juga tidak suka di ceramah hi. Namun memang terkadang gadis itu perlu mendapat ceramah untuk merendahkan sifat nya yang keras.
"maafin kakak ya kalau terlalu ngatur kamu, kakak cuma nasehatin kok di ambil baik nya aja. Kalau ngga suka ya ngga papa yang penting niat kakak baik biar kamu ngga sakit" Juna menjelaskan bahwa tujuan nya baik. Dia takut gadis itu ilfil dengan sikap nya yang suka mengatur.
"iya aku tau kok, santai aja" mereka pun terdiam dan menikmati semilir angin yang begitu menyejukkan di bawah pohon besar yang menutupi langit dengan matahari yang terasa sangat panas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
viva vorever
maaf ya kak author ,aku terlalu fokus baca karyamu,sampai lupa koment,karyamu bagus pakai banget😍😍
2022-12-21
0