"kakak emang ngga sibuk, datang ke sini setiap hari ?"
"ngga lah, akhir-akhir ini tugas sekolah kakak ngga begitu banyak" Juna tersenyum dia menuang batagor yang dia beli tadi pagi. Karena kemarin gadis di sampingnya itu mengatakan ingin makan batagor.
"seharusnya kakak ngga perlu rajin ke sini, kakak pasti punya kesibukan sendiri. Aku juga ngga masalah kok. Kakak bisa tengok in seminggu dua kali mungkin."
"lagi pula kakak selalu pergi ke lab kalau pulang sekolah, sekarang pasti sore udah ke sini. Udah ngga ke lab karena sering kesini pasti"
"ngga juga, kelas 12 kan lagi ujian jadi udah sering jam kosong karena para guru mengawasi jalannya ujian. Apalagi guru jurusan juga pada sibuk masing-masing. Lab juga di pakai buat ujian jadi yah, pulang sekolah langsung pulang aja sih kakak" Juna menjelaskan cepat sebelum gadis di sampingnya itu berasumsi duluan.
"apa laki-laki itu masih sering menindas kakak" yang dimaksud Jehan adalah Dion kakak kelasnya yang merangkap menjadi musuhnya. Dia jadi kesal sendiri ketika mengingat perlakuan laki-laki itu kepada orang lain.
"siapa ?"
"siapa orang yang paling gemar menindas kakak emang ?"
"oh Dion, ngga sih kakak selalu mencoba buat menghindari dia. Udah jarang ketemu juga" Juna berbohong soal yang satu ini, karena pada faktanya Dion masih sering menggangunya. Namun karena udah sering ada jam kosong di kelas mereka jadi sering tidak bertemu karena Dion membolos sekolah.
"untung deh, heran sama anak itu kenapa sih nyebelin banget"
"biarin ajalah, doain aja semoga dia bisa berubah menjadi lebih baik" Juna memberi nasehat kepada gadisnya untuk tidak menanggapi apapun yang orang lain lakukan padanya. Dia mulai menyuapi gadis itu yang di sambut antusias dari Jehan. Dia memang sangat ingin makan batagor dari kemarin. Jadi ketika mendapatkan dia dengan antusias memakannya.
"enak ?"
"enak kak, kakak mau coba"
"ngga buat kamu aja, kalau mau besok kakak bawain lagi buat kamu" Juna dengan lembut menyuapi gadis itu, terkadang juga mengusap bibir yang terkena noda makanan. Dan Jehan hanya diam dia sudah mulai terbiasa dengan perlakuan manis yang Juna berikan.
"aku yakin, setelah ini berat badan aku pasti naik" Jehan terkekeh sambil mengambil air putih di tangan Juna, mulai meminum nya sedikit.
"ya nggak papa lah dek, kamu tu kurus banget. Biarin aja gendut sedikit."
"aku ngga mau lah, aku aja selalu olahraga biar berat badan aku itu tetap. Kadang aja aku olahraga sampai 3 jam buat bikin badan aku sehat dan tinggi sekarang karena sakit udah ngga pernah olahraga lagi." memang gadis itu rutin melakukan olahraga. Dia merasa fresh ketika selesai berolahraga.
tok tok tok
mereka menghentikan tawa ketika mendengar suara pintu di ketuk. Tidak mungkin itu papa nya atau suster karena jika itu mereka mungkin akan langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"kak mending kakak sembunyi dulu aja deh, di kamar mandi itu kakak sembunyi cepetan" Jehan merasakan perasaan tidak enak jadi dengan cepat meminta Juna untuk bersembunyi.
"Jehan kamu lagi tidur" terdengar suara laki-laki yang terus mengetuk pintu. Dan Jehan mengenali suara itu, dia mendorong Juna untuk segera mencari tempat untuk bersembunyi.
"kakak cepet, jangan sampai orang di luar tau kakak ada di sini" Juna pun akhirnya menurut dan pergi dari hadapan gadis itu, dia penasaran siapa laki-laki di depan. Dia menutup pintu sedikit agar tetap bisa mengintip.
"Jehan" kembali suara terdengar lebih keras
"masuk" Jehan membaringkan tubuhnya ke ranjang mempersilahkan orang yang berada di luar untuk masuk. Dapat Juna lihat seorang laki-laki yang masih remaja masuk dengan membawa buah dan bunga, Juna baru melihat laki-laki itu tapi satu hal yang membuat Juna kaget. Laki-laki itu memeluk tubuh Jehan dan Jehan tidak menolaknya. Bahkan membalas pelukan laki-laki itu.
cukup lama mereka berpelukan seperti sedang melepas rindu. Sampai akhirnya laki-laki itu melepas kan pelukannya dari tubuh Jehan.
"kata kakak kamu sakit, kamu kenapa ngga bilang dan kabari aku" laki-laki itu duduk di samping ranjang sambil menggenggam tangan Jehan yang membuat hati Juna terasa panas dan mendidih. Bahkan Juna belum pernah menggenggam tangan gadis itu.
"rumah kamu kan jauh, lagian buat apa aku kabari kamu. Aku ngga mau kamu cemas. Lagian kenapa kakak ngasih tau kamu" gadis itu bahkan tidak menolak ketika ada seseorang yang menggenggam tangan nya, Juna jadi bertanya-tanya siapa laki-laki itu di hidup Jehan.
"jelas aja aku akan cemas, kamu pasti ugal-ugalan lagi kan, kakak kamu khawatir banget loh di sana. Tapi masih belum bisa pulang karena masih banyak pekerjaan."
"ngga usah berlebihan, aku juga bentar lagi sembuh kok, lagian kamu ngapain sampai ke sini. Buang-buang waktu tau ngga"
"trus kesini sama siapa coba, bukannya masih sibuk sama sekolah" gadis itu mengomel terus yang membuat kepala Juna terasa panas seperti berdiri di siang hari di bawah panasnya matahari.
"kamu sakit masa ngga aku jenguk, lagian aku kesini sama bodyguard jadi ngga sendiri. Oh ya aku tadi bawa makanan kesukaan kamu, mau makan sekarang ?" Jehan menggeleng karena dia masih kenyang karena di suapi Juna tadi. Gadis itu menatap pintu kamar mandi yang tidak sepenuhnya tertutup membuat Jehan was-was jika laki-laki itu ketahuan.
"kamu mau jalan-jalan, aku tau tidur terus membuatmu bosan" laki-laki itu menawarkan gadis di sampingnya untuk jalan-jalan sebentar.
"tidak, aku sedang sangat lelah. Jadi aku akan menghabiskan waktu hari ini di kamar" Jehan menolak halus, dia tidak mood untuk keluar meskipun sangat ingin.
"baiklah, aku akan menemani mu" laki-laki itu meletakkan buah dan bunga di nakas sambil meletakkan makanan yang di taruh di plastik hitam. Mereka mengobrol cukup lama tentang sekolah, beberapa tempat yang menyegarkan dan indah. Inggin sekali Juna keluar dari kamar mandi itu namun dia mencoba untuk menahan diri.
pantas saja tadi Jehan memintanya untuk cepat bersembunyi, apa karena dia tidak mau kalau ketahuan. Apa laki-laki di samping Jehan itu begitu penting sehingga Jehan tidak mau laki-laki itu mengetahui jika dirinya ada di kamar itu.
"kamu bakal nungguin aku di sini ?"
"iya, aku bakal nunggu kamu di sini" laki-laki itu tersenyum dan mengusap puncak kepala Jehan.
" Ar, aku mau minuman di kantin kamu bisa beliin ?" Jehan meminta tolong kepada laki-laki di samping nya.
"minuman apa ?"
"aku mau cappucino panas tolong beliin ya"
"aku akan menyuruh bodyguard tunggu sebentar" laki-laki itu berdiri dari duduknya dan bersiap untuk keluar menemui pengawal.
"aku mau kamu sendiri yang beli, aku takut nanti kalau orang lain yang beli malah salah, trus ngga aku minum. Kalau kamu kan tau kesukaan aku seperti apa" Jehan berusaha meminta laki-laki itu untuk membeli sendiri apa yang dia inginkan.
"ya udah aku beli sendiri, tapi ngga papa kan kalau aku tinggal ?"
"nggak kan cuma ke kantin"
"ya udah aku keluar dulu ya" Jehan hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah memastikan pintu tertutup Jehan pun memanggil Juna yang sejak tadi bersembunyi di kamar mandi.
"pacar kamu ya, kayak yang deket banget" Juna langsung bersuara setelah sejak tadi menunggu di kamar mandi seperti seorang pecundang.
"bukan, dia temen baik aku dari Eropa. Dia datang buat jenguk aku kok. Maaf ya udah bikin kakak sembunyi lama di kamar mandi"
"beneran temen ?"
"iya temen deket aku, dia yang sering ajak aku jalan-jalan ke gunung. Anaknya suka alam trus dia juga deket sama kakak aku jadi yah ngga masalah si kita emang deket banget" Jehan menjelaskan laki-laki itu kepada Juna. Yang sedang tidak ingin mendengar apapun soal lelaki itu walau dia penasaran.
"kakak pulang aja deh, nanti Ardan balik lagi kesini nanti kalau Ardan tau kakak ada di sini bisa-bisa nanti di laporin ke kakak aku"
"jadi ngusir ni ceritanya ?" Juna tersenyum kepada Jehan walau hatinya terasa panas saat ini.
"aku cuma ngga mau ketahuan, nanti kalau sampai Ardan lapor ke kakak bisa-bisa kak Juna ngga bisa temenan lagi sama aku" gadis itu tau Juna sedang marah tapi membiarkan Juna tetap berada di sini juga bukan keputusan yang tepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
viva vorever
ardan dan jihan sepertinya ada something,tpi jihan berusaha menjaga perasaan juna,tpi tahukah kamu jihan sikapmu ini akan melukai juna dan ardhan
2022-12-21
1