Malam itu Jehan dan mamahnya mengendarai mobil, mereka baru saja pulang dari rumah tante Jehan, hanya memberi beberapa kue buatan mamahnya. Kini mereka sedang berada di dalam mobil dalam perjalanan untuk pulang.
"Jehan, nanti kita mampir beli makanan dulu ya" ucap sang mama
"makanan apa ma ? tumben mama mau beli makanan di luar" memang mama nya itu jarang keluar rumah, mungkin menemani papa bertemu rekan bisnis, atau mengantar makan siang untuk papa nya. Kalau tidak di ajak makan di luar mama nya itu akan lebih memilih di rumah dan menghabiskan waktu di rumah. Jarang sekali Jehan melihat mama nya keluar, untuk bersenang-senang bersama temannya.
"iya Je mama lagi pengen aja, lagian kamu kan selama ini jarang di rumah, sibuk sama sekolah dan teman-teman kamu. Masak nemenin mama beli makanan aja ngga mau." Jehan tertawa, dia melihat mama nya yang cemberut itu.
"iya nanti Je temenin, mau makan apa ?"
"cari aja yang paling deket dari sini" ucap sang mama sambil celingukan mencari pedagang yang masih buka
"berhenti Je, ada penjual makanan hangat itu" Jehan mengernyitkan dahinya, apa mamanya tidak apa makan di tempat seperti itu.
"di situ mah ?" tanya Jehan memastikan, takut jika dia salah dengar
"iya di situ aja, itu masih rame banget kaya nya" Jehan hanya mengangguk dan memarkirkan mobil di tempat yang sekiranya tidak menggangu pengendara lain, Jehan dan mamahnya pun turun dan mencari tempat duduk yang kosong.
"itu mah kosong kursinya" tunjuk Jehan, mamahnya pun mengangguk, mereka berjalan menuju kursi kosong itu.
mereka dengan sabar menunggu antrian dengan Jehan yang terkadang menggoda mama nya
"Je ngga nyangka mama mau makan makanan di tempat seperti ini" ucap Jehan dengan nada bercanda
"ya tidak apa Je, mau makan di mana aja asal bersih mama oke aja" Jehan mengangguk dia mengambil hp nya dan mulai memeriksa sesuatu di hp nya sampai tiba-tiba mereka di tanya ingin memesan apa.
"ibu ingin memesan apa ?" tanya orang itu sopan, Jehan mendongakkan kepala melihat seseorang yang baru saja berbicara, Jehan terdiam sejenak begitu pun orang itu yang tersenyum tipis ke arahnya.
"hay Jehan ini mamahnya ya ?" orang itu bertanya kepada Jehan yang masih terdiam, Jehan pun membalas senyum Juna dan mengangguk, ya orang itu adalah Arjuna kakak seniornya.
"loh kenal sama Jehan ya nak" tanya mama Jehan sambil menatap remaja di depannya
"iya tan, saya temennya Jehan" mama Jehan menatap anaknya yang terus diam, dia tidak menyangka jika Jehan mempunyai teman seperti Arjuna, yang kelihatanya sederhana namun mempunyai aura yang baik.
"teman Jehan nak, wah kok kamu diam aja sih Je ketemu sama temennya"
"eh iya mah" Jehan hanya tersenyum canggung, tidak tau harus mengatakan apa
"kami pesen bakso dua ya nak, di makan di sini aja sama minumannya air putih saja" Juna mengangguk dan permisi untuk pergi ke belakang sebentar.
mama Jehan kembali melihat anaknya yang nampak diam dan fokus pada handphone nya, dia hanya menggelengkan kepala nya melihat sikap anak nya itu. Tak lama bakso pun datang, Juna memberikan dua mangkuk bakso dan dua air mineral di meja tempat Jehan dan mama nya berada lalu pamit untuk pergi.
"duduk dulu saja nak, mama ingin bertanya beberapa hal" Jehan mengalihkan pandangan nya ke mamahnya, sejak kapan mama memberi panggilan kepada orang lain dengan sebutan "mama". Selama ini teman Jehan hanya memanggil mama nya dengan sebutan tante tidak pernah lebih dari itu. Namun Jehan hanya diam, dia membiarkan mama nya berbicara.
"baik tante" Juna duduk di depan mama nya Jehan, dia sesekali menatap Jehan yang tidak menatapnya sama sekali, Juna tersenyum getir dia kembali menatap mama Jehan.
"kamu kenal Jehan di mana ?" pertanyaan nya sama seperti pertanyaan yang papa Jehan berikan padanya, sepertinya memang orang tua Jehan ini menyelidiki benar orang yang berteman dengan anaknya, baru teman saja sudah di tanya seperti ini apalagi pacar pikir Juna.
"tidak perlu tegang seperti itu nak, santai saja mama hanya bertanya" mama Jehan tertawa kecil sambil menyuapkan bakso ke mulutnya, begitupun Jehan yang juga mulai menyuapkan makanan hangat itu ke mulutnya.
"eh itu, Jehan adalah adek kelas saya di sekolah tante, kami berteman karena satu jurusan" ucap Juna dengan nada sopan
"teman ya mama pikir kamu pacar Je, karena dari tadi Je diam terus, biasanya kalau ketemu temannya dia akan bicara panjang lebar" Jehan tersedak, spontan Juna memberikan air kepadanya, muka gadis itu memerah entah karena tersedak atau karena apa. Jehan menerima air yang Juna berikan sedangkan Mama Jehan tersenyum geli melihat anak gadisnya yang sedikit aneh itu.
"kalian sweet juga ya" ucap mama Jehan sambil tertawa, selama ini memang anak nya itu tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun, mungkin hanya Johan dan Arga temannya.
"mama apaan sih" ucap Jehan cemberut, dia menatap Juna yang juga tersenyum manis ke arahnya, kembali muka Jehan memerah, dia tidak melanjutkan makannya sudah tidak berselera lagi untuk makan.
"kita cuma temen kok tan, ya mungkin untuk saat ini hubungan kita hanya sebatas itu" ucap Juna sambil tersenyum kepada mama Jehan, Jehan mendelik kesal, apa-apaan maksud laki-laki itu.
"berarti nanti bisa lebih dari itu ya" ucap Mama kembali menggoda, Jehan hanya diam tidak mengatakan apapun, ya karena kalau dia berbicara mama nya itu bukannya berhenti malah semakin menggodanya.
Juna bingung ingin mengatakan apa, dia hanya membalas ucapan mama Jehan dengan senyuman tipis
"ya sudah mama sudah selesai, mama ke mobil dulu ya Je, ini nak uangnya" Mama Jehan menaruh uang 500 ribu ke meja.
"eh ini terlalu banyak tante"
"tidak apa, ambil saja, Jehan kamu ngobrol dulu sana sama pacar kamu. kalau tadi malu karena ada mama" Jehan hanya memutar bola matanya malas, dia membiarkan mamanya pergi meninggalkannya berdua dengan Juna yang menatap intens matanya.
"tadi habis keluar ya, pulang gih udah malam" ucap Juna lembut, laki-laki itu menghampiri Jehan yang diam saja di tempatnya. Rasanya ingin sekali Juna memeluk tubuh gadis itu, mungkin untuk obat rasa lelahnya hari ini. namun dia sadar bahwa Jehan sekarang menghindarinya, yang dapat Juna lakukan hanya menatap Jehan dengan tatapan lembut miliknya.
"iya aku mau pulang juga ko" Gadis itu mengambil hp yang terletak di meja, dia menatap Juna sebentar.
"ngga usah di pikiran ucapan mama, dia cuma becanda" ucap gadis itu
"ngga papa, karena omongan mama kamu bener, kalau nanti kita bisa lebih dari itu. Dan aku cuma mau ingetin kalau mulai besok kamu resmi jadi pacar aku Jehan" Jehan hanya menghela nafas, dia lelah inggin segera pulang,
gadis itu hanya mengangguk pelan, lalu pergi menuju mobilnya.
"aku pasti bisa ambil hati kamu Je, dengan izin tuhan aku yakin aku pasti bisa" ucap Juna sambil menatap Jehan yang mulai melajukan mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments