Pergi dengan teman-teman

Hari ini adalah hari libur yang Jehan tunggu namun apa daya banyak tugas yang harus dia kerjakan. Membuat dia tidak bisa keluar rumah untuk kumpul bersama teman-temannya.

"ahgg beneran deh ni guru, ngasih tugas ngga kira-kira. Ngga tau apa murid nya pusing gini" Jehan terus saja memukul meja karena kesal, tugas sekolah sangat menyita waktunya. Ingin rasanya dia pergi keluar rumah membiarkan tugas itu. Namun guru jurusan kali ini sangat galak, bahkan tidak sungkan menghukum siapa pun yang tidak mengerjakan tugasnya.

"tok tok tok" , Jehan menyuruh orang yang mengetuk pintu untuk masuk, dia sedang malas untuk beranjak, biasa jika sudah pusing dia akan sangat malas melakukan apapun selain menyelesaikan tugas nya dengan cepat.

"non Jehan, di depan ada temennya" bibi datang sambil mengatakan tujuannya memanggil Jehan. Jehan pun menutup buku dan keluar kamar, dia mengucapkan terimakasih kepada bibi. Lalu berjalan setelah menganti celana pendeknya dengan celana panjang. Sedangkan dia membiarkan bajunya yang kebesaran membuatnya terlihat imut dan menggemaskan.

"ngapain kalian ke sini" Jehan duduk di kursi bersama ke empat temannya, dia bertanya kepada teman-temannya yang sekarang terlihat rapi entah ingin kemana.

"ikut kita yuk Je" Hanna duduk di samping Jehan dengan muka yang antusias.

"kemana ?" Jehan menjawab dengan malas, tugas banyak membuat mood nya menjadi buruk.

"Kediri" jawab Hanna dengan antusias

"ngapain ke sana"

"ke rumah nenek aku Je, kita liburan yuk, sekalian aja yang jauh. Aku bawa mobil kok" Gibran menjawab ucapan Jehan, laki-laki itu menegak minuman dingin yang mungkin di sediakan bibi tadi.

"tugas gw gimana ya guys, ngga mungkin kan gw biarin aja. Guru jurusan yang satu ini galak banget"

"halah masa sama guru aja lo takut, dimana Jehan yang terkenal nakal di sekolah apakah sudah berubah menjadi siswi yang manis." Arga menyahut sambil menyandarkan punggungnya. Iya kalau di pikir Jehan tidak takut kepada guru, dia hanya takut jika nilai nya berkurang karena terus berbuat ulah.

"iya Je lo ikut kita ya. Ngga seru kalau lo ngga ada" Hanna menatap Jehan dengan tatapan memelas, dia tidak mungkin berangkat sendirian dan meninggalkan Jehan.

"emang kalian udah ngerjain tugas dari pak kendrick" Jehan menatap ke empat temannya yang terlihat santai tanpa beban.

"udah, nanti deh gw kasih liat. Lo.Ngga usah mikirin tugas ini saatnya kita bersenang-senang." Jehan mengernyitkan dahinya, ternyata semua temannya telah selesai.

"kok kalian pinter banget sih, udah selesai aja. Gw aja baru satu file yang udah selesai" ucap Jehan sambil ikut menegak minuman, cukup haus juga rasanya berbicara terus.

"ya kalau lo kerjain sendiri emang bakal berat Jehan, kaya kita dong kerja sama. Jadi semuanya kelar dengan cepat. Lagian kita itu satu jurusan saling membantu gitu lah." Jehan mengangguk, memang benar mereka semua satu jurusan, dan tidak ada salahnya memang bekerja sama mengerjakan tugas.

"ya udah gw siap-siap dulu" Jehan bangkit dan berjalan menuju kamarnya, waktu libur jika tidak di gunakan untuk menghabiskan waktu bersama teman mau di gunakan sebagai apa, toh keluarga nya pada sibuk.

Jehan mandi dengan cepat memakai pelembab dan bedak tipis, tak lupa mengolesi lip blam ke bibirnya dan menggunakan lotion. Jehan memakai celana jeans hitam dan memakai kaos polos lalu menyambar jaket yang tersimpan di Walk-in closet. Lalu keluar membawa sepatu hitam.

"anak gadis lama banget dah" Gibran mengajukan protes ketika Jehan turun, begitupun Arga dan Johan yang menatap Jehan membuat gadis itu merasa tersudutkan.

"salah siapa datang ngga kasih pesan, salah lo lo pada lah, makanya lain kali chat dulu kalau mau kesini" Jehan duduk sambil memakai sepatunya, dia mengabaikan tatapan teman-temannya.

"ya udah kita berangkat yuk" Hanna berdiri, di ikuti oleh Arga, Johan, Gibran dan Jehan, mereka pun berjalan menuju mobil dan masuk. Gibran mengendarai mobil nya bersama Hanna di depan sedangkan Jehan bersama kedua temannya ada di kursi belakang.

"nanti beneran ya gw nyontek pekerjaan kalian"

"tenang aja lagi Je, kaya sama siapa aja lo" ucap Hanna sambil fokus pada layar hp nya.

"setel musik kek" ucap Jehan

"iya bentar, tolong Na putar musiknya" ucap Gibran

"oke" gadis itu pun meletakkan hp nya dan menyetel musiknya, dia memutar musik kesukaan mereka berlima. Mobil membelah padat nya jalan sambil di temani musik, Johan dan Arga hanya diam, hanya Hanna dan Gibran yang terus berbicara. Sedangkan Jehan sedang termenung memikirkan sesuatu yang hanya dia yang tau.

"rumah nenek lu jauh bran ?" tanya Arga setelah lama diam

"ya lumayan lah, biasanya sih gw bawa motor ke sana nya, tapi sekarang lagi pengen aja naik mobil" ucap Gibran

"ya udah lah naik mobil aja, gw juga lagi males nyetir" Hanna berbicara sambil berpindah tempat, dia duduk di dekat Jehan membuat posisi Arga bergeser. Arga berdecak melihat tingkah bar-bar perempuan itu.

"cie yang pengen deket sama mas Arga, lo suka ya Na sama Arga" Gibran menggoda Hanna yang cemberut mendengar perkataan Gibran.

"lo bosen hidup sehat bran" Arga menatap Gibran tajam, yang di tatap hanya duduk tenang di kursi kemudi.

"siapa sih yang bosen buat hidup sehat. Cuma orang gila yang kaya gitu" Gibran menjawab santai.

"siapa juga yang suka sama Arga, gw cuma mau nemenin temen gw yang dari tadi diem aja" ucap Hanna sambil menyentuh pundak Jehan.

"lo ngga papa kan Je, akhir-akhir ini lo diem terus. Masalah lo berat banget ya" tanya Hanna sambil menatap dalam mata sahabatnya. Dia merasa Jehan sedang menyembunyikan sesuatu.

"gw cuma lagi malas banyak ngomong aja Na" Jehan menjawab singkat, dia membuka hp nya dan mulai fokus sama hp nya sendiri.

"ayo turun kita udah sampai" ucap Gibran.Akhirnya mereka berlima pun turun dari mobil. Menghirup udara pagi yang menyegarkan.

"di sekitar sini terdapat pegunungan makanya terasa menyegarkan" ucap Gibran, mereka mengangguk. Mereka berlima pun masuk ke dalam di sambut oleh nenek dan kakek Gibran.

"nanti ikut gw ke hutan buat bantu kakek cari kayu, sekalian kita menghirup aroma alam" lagi-lagi mereka berempat mengangguk. Mereka pun mengikuti Gibran yang berjalan bersama kakeknya menuju hutan yang cukup lebat, banyak pohon besar di samping kiri dan kanan jalan, seketika udara berhembus pelan, udara begitu menyejukkan. Inilah kesukaan mereka yang suka berjelajah. Mereka mencari kayu, di pinggir hutan.

"udaranya nyegerin banget" ucap Arga, walau itu bukan pegunungan namun udara nya tidak kalah dengan sejuknya udara gunung.

"sering-sering kesini deh, kalian bakal gw ajak keliling tempat wisata kediri yang keren" balas Gibran sambil mengambil ranting kayu yang berceceran.

Episodes
1 Berteman
2 Di tindas
3 Papa pulang
4 Di bawah pohon
5 Perhatian dari Jehan
6 Sedikit lelah
7 Salah satu impian
8 Sakit
9 Mendapat izin
10 Cemburu
11 Memilih berontak
12 Kecerobohan yang manis
13 Ragu
14 Mendapat jawaban
15 Menghindar
16 Pergi dengan teman-teman
17 Perjanjian
18 Harus terus bersyukur
19 Pertemuan Arjuna
20 Penghinaan kakak senior
21 Tangisan dalam pelukan
22 Apa sedang cemburu
23 Menjadi sorotan
24 Merasa rendah
25 Salah paham
26 Nama baik di pertaruhkan
27 Apa kamu menyukai nya ?
28 Bertiga di taman
29 Kesalahan ?
30 Berjuang
31 Suasana seperti apa
32 Ngga suka dicuekin
33 Kekesalan yang meluap
34 Takdir
35 Bukan Jehan
36 Seperti Patung Hidup
37 Acuh
38 Kejadian Jehan
39 Fauza
40 Di Kantin
41 Terluka
42 Bungkusan
43 Bungkusan (2)
44 Darah tinggi
45 Jangan Mimpi
46 Canggung
47 Berkunjung Ke Panti
48 Tentang Indah
49 Tugas Tak Terkira
50 Di halaman sekolah
51 Jehan dan Gibran
52 Kedatangan Dion dan Fauza
53 Di Culik
54 Perpisahan paling menyakitkan
55 Jehan hilang ?
56 Siswi Julid
57 Hati yang sulit untuk di mengerti
58 Menginap
59 Masalah hati
60 Perasaan yang bercampur
61 Ada Yang Salah ?
62 Laki-laki asing
63 Terikat
64 Kenzie
65 Tak Dapat Mengenali
66 Hati Yang Retak
67 Siapa ?
68 Pertemuan
69 Berita Mencengangkan
70 Dua laki-laki
71 Keinginan Menghindar
72 Menunggu seseorang di masa lalu
73 Makan bersama Dion
74 Kembali Bertemu
75 Bersama
76 Bingung
77 Kekasih
78 Mood buruk
79 Pencemburu
80 Pulang
81 Mengajak nya menghabiskan waktu
82 Memutuskan Perjodohan
83 Insiden makanan
84 Mendapatkan kesialan
85 Menangis Bersama
86 Kriteria Wanita
87 Kecelakaan
88 Desya
89 Tiramisu untuk Kenzie
90 Ke luar kota
91 Keras Kepala
92 Mimpi yang menjadi nyata
93 Merasa Hancur
94 Menjaga gadis kakak nya
95 Semuanya Telah Berakhir
96 Berita Duka
97 Buku dari Gibran
98 Jangan menghindar
99 Pusing
100 Diary
101 Diary
102 Patah Hati Terhebat
103 Akan Berusaha Lupa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Berteman
2
Di tindas
3
Papa pulang
4
Di bawah pohon
5
Perhatian dari Jehan
6
Sedikit lelah
7
Salah satu impian
8
Sakit
9
Mendapat izin
10
Cemburu
11
Memilih berontak
12
Kecerobohan yang manis
13
Ragu
14
Mendapat jawaban
15
Menghindar
16
Pergi dengan teman-teman
17
Perjanjian
18
Harus terus bersyukur
19
Pertemuan Arjuna
20
Penghinaan kakak senior
21
Tangisan dalam pelukan
22
Apa sedang cemburu
23
Menjadi sorotan
24
Merasa rendah
25
Salah paham
26
Nama baik di pertaruhkan
27
Apa kamu menyukai nya ?
28
Bertiga di taman
29
Kesalahan ?
30
Berjuang
31
Suasana seperti apa
32
Ngga suka dicuekin
33
Kekesalan yang meluap
34
Takdir
35
Bukan Jehan
36
Seperti Patung Hidup
37
Acuh
38
Kejadian Jehan
39
Fauza
40
Di Kantin
41
Terluka
42
Bungkusan
43
Bungkusan (2)
44
Darah tinggi
45
Jangan Mimpi
46
Canggung
47
Berkunjung Ke Panti
48
Tentang Indah
49
Tugas Tak Terkira
50
Di halaman sekolah
51
Jehan dan Gibran
52
Kedatangan Dion dan Fauza
53
Di Culik
54
Perpisahan paling menyakitkan
55
Jehan hilang ?
56
Siswi Julid
57
Hati yang sulit untuk di mengerti
58
Menginap
59
Masalah hati
60
Perasaan yang bercampur
61
Ada Yang Salah ?
62
Laki-laki asing
63
Terikat
64
Kenzie
65
Tak Dapat Mengenali
66
Hati Yang Retak
67
Siapa ?
68
Pertemuan
69
Berita Mencengangkan
70
Dua laki-laki
71
Keinginan Menghindar
72
Menunggu seseorang di masa lalu
73
Makan bersama Dion
74
Kembali Bertemu
75
Bersama
76
Bingung
77
Kekasih
78
Mood buruk
79
Pencemburu
80
Pulang
81
Mengajak nya menghabiskan waktu
82
Memutuskan Perjodohan
83
Insiden makanan
84
Mendapatkan kesialan
85
Menangis Bersama
86
Kriteria Wanita
87
Kecelakaan
88
Desya
89
Tiramisu untuk Kenzie
90
Ke luar kota
91
Keras Kepala
92
Mimpi yang menjadi nyata
93
Merasa Hancur
94
Menjaga gadis kakak nya
95
Semuanya Telah Berakhir
96
Berita Duka
97
Buku dari Gibran
98
Jangan menghindar
99
Pusing
100
Diary
101
Diary
102
Patah Hati Terhebat
103
Akan Berusaha Lupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!