Episode 19
Perang dan kehilangan
Kembali ke cerita ini lagi dimana seluruh dunia sihir dilanda perang besar dari kubu penyihir yaitu manusia melawan kubu penyerang yaitu ras yavin yang tidak diketahui asalnya dari mana.
Ras yavin diperkirakan musnah saat jaman godwicher dan godklannad masih berkumpul di dunia sihir tuk menjaga dunia itu. Lalu munculah kumpulan vampire lalu dari ras itu terlahir secara misterius. Tapi nampaknya seseorang dari satu penyihir yang mungkin bekerjasama dengan vampire itu berhasil menciptakan ras itu dengan mungkin saja mengambil berbagai perangkat dari ras vampire itu sendiri.
Kemudian terciptalah yavin dari berbagai elemen yang misterius namun diyakini banyak orang bahwa mereka adalah anak keturunan dari bangsa vampire.
Lalu kemudian beberapa yavin itu kembali lagi di jaman ini dengan berbagai pantangan serius. Tak ada yang tahu bagaimana kumpulan yavin yang sudah punah dari hari-hari yang lalu muncul lagi hingga saat ini.
Pertempuran demi pertempuran terus terjadi hingga semuanya di dunia sihir dilanda berbagai bencana yang sangat besar karena yavin.
Kini di sebuah tempat yang dikenal dengan hutan hujan indonesia itu. Berkumpullah kumpulan orang bersenjata yang sangat lengkap dengan penutup badan yang disebut piranti pelindung itu.
Kemudian berjalan berkerumun dan nampak sekali di depan mereka banyak sekali kumpulan dengan manusia-manusia yang sangat haus darah. Terlihat cakar mereka sangat tajam dan melihat ke kumpulan manusia itu.
Di depan sana ada wanita yang sangat terkenal kaya dan jenius. Pemimpin para kumpulan hebat itu. Marra senia. Yaitu cewek smp yang sangat pintar dalam berbagai hal. Populer dimanapun dia berada dan sukses dalam usianya yang masih sangat belia.
Tap tap tap tap tap.
Terlihat marra melompat dan dengan bidikan tepat dia kemudian menarik pelatuknya kencang.
Drrrrt!
Satu tarikan bisa membuat banyak peluru memuntah dari corongnya. Terlihat mahkluk di depannya mati dengan bergetar terlebih dahulu menerima banyak serangan membabi buta milik marra.
Lalu semuanya menyerang. Sayugo dengan kedua tembakan yang sepertinya lebih canggih. Terlihat dia hanya menggunakannya beberapa kali saja tuk menghabisi puluhan lawannya itu.
"Fiuh."
Dengan rasa lega dia melihat senapannya itu. Model CBA1. Tertulis di pinggir tembakan itu. Kemudian dia agak lengah namun seseorang sepertinya menolongnya. Dia tak lain adalah sato kazumi. Dengan senjata lasernya. Tampaknya dia nyaman dengan senjata tipe perusak jarak menengah yang otomatis itu.
Sayugo tersenyum menanggapi sato.
Kemudian keduanya maju dan mulai membasmi semua manusia-manusia yang sangat berbahaya karena memakan daging manusia itu.
Kini marra dan yang lainnya sudah memasuki daerah perumahan. Dengan gampang banyak zombie disana menghampiri mereka. Mereka keluar darimana saja saat sebelumnya mereka mungkin saja beristirahat atau menunggu santapan atau mangsa.
Dan karena banyak mangsa yang sepertinya datang. Semua zombie itu lari dengan kecepatan yang banyak variasi tergantung dengan apa yang mereka punya. Contohnya zombie yang terluka kakinya dia akan berlari lebih pelan karena harus menggeser kakinya disetiap perjalanan.
Namun tak seperti yang diharapkan para zombie yang sudah menahan lapar itu. Mereka malah di tusuk banyak sekali peluru dari semua calon santapan pagi mereka.
Drrrrt.
Krassah.
Terlihat marra kini percaya diri menggunakan pedang tuk menyerang dari jarak dekat itu. Marra berlari kemudian secara beruntun menebas satu persatu zombie yang dia lewati.
Guaaa.
Guaaaaa.
Zombie berteriak kesakitan. Karena lukanya itu. Reaksi dari kebanyakan zombie itu terbilang lambat. Sato dan yang lainnyapun terlihat sama berhasil membunuh semua zombie yang menjadi lawannya.
Tap tap tap.
Terlihat dari arah sebaliknya seseorang melangkah. Dia lalu berhenti dan bersembunyi setelah kaget melihat peperangan yang ada didepannya.
Kembali ke pada perang itu. Marra terlihat makin yakin tuk menyerang dari dekat. Itu karena support dari teman-teman dan anak buahnya.
Hyaaah.
Dengan lekas dia berhasil memotong-motong semua zombie itu setelah dari belakang tertembak banyak sekali peluru muntahan dari anak buah marra ataupun ketiga temannya.
Srinng!
Orang itu terkejut. Ya benar orang yang mengintip. Dia menyaksikan dengan sebuah mata yang bersinar terang biru cerah keputihan.
Lalu dia dengan cepat berbalik kearahnya datang dan tubuhnya hilang entah kemana layaknya ilusi mata.
Trang trang.
Kraaash.
Drt. Drrrt. Dor dor dor.
Guaaaa.
Bruk.
Zombie terakhir yang berukuran besar dan terkuatpun mati tergelumpung di tanah. Marra dan yang lainnya pelakunya.
"Haaah, hhaaah, haaah," terlihat marra kelelahan. Dia menghembuskan nafas begitu banyak sebagai tanda lelahnya barusan.
Sato juga sama berserta yang lainnya. Berusaha menahan lelah ditempat pertempuran itu. Kemudian semua orang bersyukur karena sudah tak ada lagi yang mereka sisakan tuk dibunuh. Terlihat semua zombie itu sudah tak ada lagi yang bergerak.
"Akhirnya," ucap marra dan terperosot jatuh.
"Tuan!" ucap anak buahnya dan menopang marra yang sepertinya begitu terlalu bekerja keras.
Sato dan yang lainnya menghampiri marra. Terlihat khawatir akan apa yang terjadi barusan.
"Ketua osis, bagaimana keadaanmu?" tanya sato mewakili megamu dan sayugo.
"Tidak apa-apa. Tenang saja," jawab marra santai dengan senyum hangatnya.
Sato mengangguk dan kemudian mempersilahkan marra tuk kembali ke atas bukit menuju tempat basecamp kru mereka yang tadi.
Sato kemudian mengikuti mereka namun tiba-tiba dikejutkan oleh keberadaan orang asing diatas sana. Marra dan yang lainnya terkejut pasalnya penampilan mereka sangat aneh. Terlihat dua orang disana.
Satu orang berambut panjang dengan berbagai warna namun hitam adalah warna yang dominan. Lalu satu orang dengan badan lebih gempal dan berambut biru dengan gaya rambut naik keatas melawan gravitasi.
"Siapa mereka?" tanya marra dan sepertinya sudah bisa berdiri normal lagi. Bersiap dengan pedangnya.
Megamu melihat dua orang itu.
"Hati-hatilah, lebih baik kita mundur saja," ucap megamu yang kini terlihat seperti menerawang kedua orang itu.
Semuanya menoleh kepadanya.
"Orang-orang itu punya daya tempur dan sihir yang sangat kuat, lebih kuat dari para manusia-manusia yang sudah kita hadapi sebelumnya," ucap megamu.
Marra melotot. Sato tak percaya. Kenapa bisa ada mahkluk yang kuat disini. Apa mungkin mereka dalang dibalik para zombie yang muncul didaerah pedesaan ini? Batin pemuda itu.
Sayugo hanya diam.
Tap tap tap. Dengan sangat percaya diri kedua orang itu maju.
Si rambut biru yang biasa dipanggil jago menyeringai. Kini mulutnya terlihat melebar dari ukuran aslinya.
"Hehehe."
Sato dan yang lainnya mundur karenanya. Lalu satu temannya itu menghentikan langkah si jago. Hal itu membuat terheran rambut biru yang sepertinya sangat bernafsu tuk membunuh mereka semua.
Lalu si rambut panjang membisikan sesuatu. Membuat si rambut biru mengerti. Dia berkata dengan sangat malas "baiklah, walau begitu aku akan dapat bagian membunuh juga bukan?"
Si rambut panjang itu mengangguk menjawab. Lalu terlihat si rambut biru kembali maju sendirian ke arah musuh mereka. Yg rambut panjang berdiri saja. Dia tersenyum.
Sato dan yang lainnya waspada di kaki bukit.
"Hahahaha." Si rambut biru jago tertawa lalu terlihat dia dengan saangat mengejutkan merubah wujudnya menjadi sesosok monster menyeramkan yang sepertinya sangat ganas. Yaitu mahkluk serigala monster dengan ukuran besar. Lebih besar dari serigala yang biasanya.
Semua kaget. Lalu serigala itu mengaum secara mengejutkan. Membuat semua orang sakit pada bagian telinga.
"M-mundur," ucap marra menahan sakit. Semuanya lalu mundur. Namun di belakang sana sudah ada sosok itu yang sepertinya melompat menghadang laju mereka semua.
"Sialan," ucap sayugo.
Mereka semua tak tahu harus apa. Lalu kemudian marra memutuskan tuk menyerang. Memberikan komando juga tuk pasukan lain.
Mereka menyerang dengan tembakan. Namun serigala itu tak mempan. Dia kini maju perlahan. Marra ingin maju namun ditahan oleh megamu.
Megamu kemudian maju ke arah serigala itu menarik tubuh sato.
"A-apa yang?" ucap sato bingung.
Lalu ditengah jalan si megamu berbisik kepada sato.
Sato kini berada di depan monster itu. Dengan senjata tembakan lasernya.
"Hmmm, baiklah. Kau sepertinya sudah bosan hidup ya nak," ucap serigala jago itu.
Sato menelan ludahnya. Menahan rasa ngeri apabila si monster itu memakannya bulat-bulat sekarang.
Dalam bisikan tadi sato diminta tuk berhadapan langsung oleh megamu. Bukan tanpa alasan. Hal itu karena hanya satolah yang bisa diandalkan sekarang. Pasalnya sato yang sudah menerima kekuatan besar. Yaitu sihir karma. Dimana sihir punya sato itu akan aktif saat anak itu dalam keadaan terdesak saja. Megamu memanfaatkan ketakutan sato tuk menghadapi musuh kuat yang digadang-gadang merupakan pemilik sisa-sisa energi monster bernama werewolf.
Sato tak berbicara. Lalu kemudian dengan sangat-sangat terpaksa dia menyerang monster itu. Menembakan sinar merah tuk melemahkan atau melukai si monster serigala itu. Tapi hasilnya percuma. Serigala itu tak mempan pada laser itu.
Megamu dan marra yang menyaksikan seperti sangat terkejut. Pasalnya marra bilang bahwa penembak laser yang dipegang sato adalah senjata paling ampuh abad ini yang dibuat hanya khusus oleh marra seorang beserta kru penelitinya. Melihat itu membuat marra agak geram. Menggeretakan gigi-giginya dan menggenggam tangan kosongnya itu.
Serigala itu terlihat maju.
"Baiklah nak, memang sepertinya kau ingin mati ya. Selamat jalan anak jabrik yang an-"
Ucapan serigala itu tertahan. Pasalnya sesuatu yang tak dimengerti sato dan yang lainnya.
"S-sialan, waktuku malah habis. Kurang ajar," ucap serigala itu dengan sangat kecewa. Dia lalu berlari ke arah bawah sana dan menghilang secara misterius.
Sato lega.
"Huft."
Semuanya pun lega. Lalu sato terlihat berbalik dan tersenyum kepada sayugo yang dia rasa pasti sudah di dekatnya.
"Untunglah aku-"
Sato terheran.
"Sayugo?" teriak sato. Membuat marra menoleh. Lalu mengartikan ucapan sato. Marra kemudian melihat kesekitar.
Tidak ada sosok yang dia maksud. Sayugo tiba-tiba hilang. Lalu megamu menerawang dan melihat ke atas bukit. Dan orang dengan rambut panjang yang menemani si manusia monster itupun sudah tidak ada di tempat.
"Dimana sayugo?" tanya kesal sato. Terlihat sangat emosi. Namun semua orang tak bisa menjawabnya bahkan itu termasuk untuk putri megamu sekalipun.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments