Episode 3
Masalah itu
Marra senia sang ketua osis kemudian bersiap pergi.
"Ketua osis mau kemana?" tanya sayugo tak sopan membuat fernie memukul kepala setengah botaknya itu.
Jdassh
"Aduh."
"Tanya yang sopan, setengah botak!" ucap fernie marah.
Ketua osis itu melangkah sembari berucap.
"Karena kejadian ini, aku yakin bahwa suatu saat klub ini akan berguna," ucap marra dan pergi meninggalkan sato dan kedua rekannya.
Semuanya terpana dengan marra yang cantik itu.
"Ketua osis itu sungguh keren," ucap sayugo.
"Diamlah," ucap fernie.
"Huuuu, iri bilang saja. Fernie bodoh," ucap sayugo.
"Hey, apa kamu lihat aku itu sedang ngiri haaah?" ucap fernie marah siap memukul sayugo yang sangat menyebalkan itu.
"Ampuuuuun."
Buagh
Buagh
Buagh
Selain itu, sato melihat tubuhnya. Tampak baik-baik saja. Padahal waktu itu lukanya sangat vital dan begitu mengeluarkan banyak darah.
Sato melirik lantai karena saat ini dia diatas meja yang panjang. Dia melihat bekas noda darah.
"Jadi kejadian itu memang nyata ya," ucap sato dan melihat ke jendela. Semilir angin membuat korden jendela itu berayun-ayun.
---------
Tap! Tap!
Seseorang dengan pakaian serba hitam berdiri diatas suatu jurang di tengah hutan. Matahari kian bersinar diatasnya. Tapi topi besarnya berhasil menghalangi panas terik sang surya di atas tubuhnya.
"Heh," dia tersenyum.
"Aku berhasil," ucapnya lagi.
Terlihat dia seperti gadis yang masih belia.
Kembali di tempat sato.
Kesokan paginya. Sato kembali berangkat sekolah. Kini tubuhnya sudah bugar lagi. Tapi sekarang dia tampak ditemani oleh gadis pendek berambut biru muda. Sato melirik gadis itu beberapa kali. Dia sepertinya ragu.
"Ke-kenapa kau tidak masuk kemarin?" tanya sato.
Gadis itu tak menjawab. Satopun diam. Dia tak tahu harus apa.
Tadi pagi dia dikejutkan oleh perkataan ibunya bahwa adiknya mega akan pulang. Dan dia pulang dari akademi sihir karena baru melaksanakan ujian masuk.
Saat itu juga, sato berusaha menjelaskan kejadian yang baru saja dia timpa kemarin. Namun ibunya tak menghiraukannya apalagi dia bersiap memasak yang spesial untuk adiknya mega kazumi.
Sato berjalan bersama adiknya yang sepertinya penyihir itu. Lalu dia ingin bertanya sesuatu namun saat sampai di dekat sekolahannya. Mega mulai dikerumuni banyak siswi. Itu membuat posisi sato yang tadinya disamping adiknya menjadi jauh dari adiknya itu.
"Waaaah, mega kau kembali?"
"Mega, ayo kita bersama ke kelas."
"Apa kau ingin memainkan game bersamaku?"
Suara berisik para siswi yang berkerumun itu.
"O-oh, dia sangat populer," ucap sato memuji adiknya.
"Huft," hela sato.
"Baiklah, mungkin aku akan mengutarakannya di lain waktu," ucapnya dan masuk ke gerbang sekolah sesaat belum tertutup.
Bel masuk berbunyi. Sato sudah di dalam kelas. Lalu guru yang berkacamata itu tiba membawa informasi hasil ujian kemarin. Ujian yang akan menentukan siapa yang akan masuk menjadi peserta kejuaraan nasional.
Guru itu berdiri di tempat yang paling gampang diperhatikan. Di depan papan tulis tepat bagian tengahnya.
Kemudian dia berucap "selamat karena sudah menyelesaikan ujian tepat waktu."
"Untuk kalian yang lulus, selamat masuk ke tahap berikutnya dimana kalian akan langsung dihadapkan pada soal lain yang lebih menantang," ucap guru itu.
Sato kaget.
"Hahh? Kenapa begitu?" tanya siswa pintar yang bisa menyelesaikan soal kurang dari dua jam.
"Itu karena ada penambahan jumlah peserta yang akan ikut kejuaraan," jawab guru itu.
"Tapi bukankah tiga orang saja?" tanyanya lagi.
"Tiga orang itu sudah termasuk standar bukan? Bagaimana bisa menambah lagi?" tanya siswa lainnya
"Apa kalian menambahkan juara keempat juga?" tanya yang lain lagi
"Jangan bercanda, buang-buang tenaga," ucap yang lainnya.
Kelaspun makin gemuruh karena suara-suara siswa yang protes.
Lalu guru itupun merasa risih. Dia hendak menegur.
Tap!
Seseorang tiba-tiba masuk sebelum guru itu berteriak. Semuanya berhenti berisik. Tampak seseorang yang para siswa kenal datang ke kelas itu.
"Sepertinya disini sangat ribut ya tadi," ucap pria tambun yang baru datang.
"Oh, maafkan saya pak. Ini seharusnya sudah tanggung jawab saya," ucap guru itu sembari membungkuk
"Sudahlah, tidak apa-apa," ucap orang itu.
"Jadi sekalian disini, saya sendiri yang akan jelaskan," ucap laki-laki itu yang sepertinya atasan guru berkacamata.
"Kenapa kami menambah peserta untuk kejuaraan bulan depan? Itu karena dua diantara kalian mempunyai nilai dan rata-rata yang sama," ucap guru itu.
"A-apa?" Kaget siswa terpintar.
"Lalu kenapa?" ucap siswa lainnya.
"Hal itu memang kadang terjadi, namun itu bisa kita pecah jikalau dua orang itu sama-sama di posisi peringkat tertinggi," jawab laki-laki itu.
"Apa? Jadi dengan kata lain?" ucap siswa pintar itu.
"Jadi kasusnya dua orang ini sama-sama berada di peringkat ke tiga. Makanya kami menambah babak baru untuk menunjukan kelayakan keempat peserta ini, lagi," ucap pria itu.
"Oooh, begitu."
"Baiklah, daftar nilai kalian sudah ada di tanganku," ucap guru wanita berkacamata.
"Selanjutnya kalian lihat sendiri," ucapnya lagi setelah menempel kertas itu di papan tulis.
Tulisan di kertas itu :
Empat peserta yang LOLOS
Juara satu : Bahktian os, rata-rata nilai 9.4
Juara dua : lawrens op, rata-rata nilai 9.3
Juara tiga : sayfull on dan sato km, rata-rata nilai 9.0
Sato terkejut. Ternyata dia salah satu siswa yang dibicarakan itu. Tapi usahanya setidaknya sudah berhasil.
'A-aku berhasil masuk' batin anak itu.
"Sa-sato?" tanya satu siswa
"Apa kau tahu?" tanya yang lain
"Tidak," jawab temannya.
"Sayfull peringkat ketiga juga? Padahal dia yang paling awal menyelesaikannya," ucap siswa-siswa itu.
Sato agak terkejut dengan pernyataan bahwa rekan satu kelasnya sama sekali tak mengetahui namanya.
'Cih, diriku yang lain memang sangat tak berguna' batin sato
'Tapi dia tak ada bedanya denganku yang dulu' lanjutnya dalam hati
Sato sewaktu smp sering bolos hanya untuk membaca buku misteri dan membuat proyek bagi klub misterinya. Apalagi setelah dia ditunjuk sebagai ketua klub itu. Maka dari itu beberapa tak ada yang mengenalnya.
Tampak satu siswa yang dari tadi berdiri terduduk dengan kasar. Dia terlihat sangat kesal.
'Gangguan macam apa ini' ucapnya dalam hati
Dia lalu melirik sekitarnya. Lalu melihat sato yang terlihat berpikir.
'Anak itu, padahal aku sudah bekerja keras. Sialan. Akan ku bereskan penganggu itu' batinnya lagi penuh amarah.
Di suatu tempat.
Tap! Tap tap
Tampak siswa dengan rambut pirang sudah siap dengan seragamnya. Sebelum dia berangkat dia menuju ke ruangan lain di rumahnya yang sangat mewah dan besar itu.
"Sayfull? Kau sudah siap untuk berangkat ya?" ucap sesorang yang mirip anak itu namun lebih tua.
"Y-ya, ayah," jawab sayfull gugup. Dia terlihat takut.
"Tenanglah nak, hari ini ayah tak akan memukul. Kudengar hari ini adalah hari ujian masuk kejuaraan bukan?" tanya orang itu lagi. Bisa kita panggil ayahnya.
"B-benar sekali ayah," jawab sayfull. Nampak dia masih sangat trauma.
"Hmmm."
Ayah sayfull kemudian menenggak wine miliknya.
"Dalam hal apapun, kau harus selangkah lebih maju dari yang lainnya. Sayfull. Jika kau tak bisa masuk kejuaraan hanya gara-gara kau baru selesai ikut test masuk akademi sihir. Ayah tak segan akan memukulmu lebih keras lagi karena sudah mengotori nama keluarga kita," ucap ayah sayfull dengan sangat kejam.
"Baiklah a-ayah, saya akan berusaha sebaik mungkin," jawab sayfull.
Sayfull adalah anak dari ketua klan penyihir dan klan terkaya nomor satu di dunia. Klan mereka bernama onpipan. Klan ini selalu menjadi nomor satu dalam bidang bisnis, kepintaran, prestasi, dan sihir.
Sayfull hidup dikeluarga yang sangat kejam. Ayahnya selalu memaksanya agar selalu menjadi pintar dari yang lain. Terus memukul sampai saat ini. Walaupun sayfull sering menangis. Ayahnya akan selalu memukulnya dan terus memukul hingga apa yang dia inginkan pada anaknya itu menjadi nyata. Maka dari itu sayfull selalu berusaha keras dan lebih keras. Pukulan demi pukulan itu sudah menjadi hal yang ditakutinya. Maka dari itu dia selalu berusaha keras agar ayahnya tidak marah hingga sampai menyiksanya lagi.
Karena itu sayfull tumbuh dengan mental yang tidak normal. Sayfull rela bertindak keji demi memuaskan hasrat ayahnya yang berdasarkan pada nama baik keluarganya. Sudah puluhan nyawa milik orang-orang yang dia renggut hanya untuk tujuannya itu.
Saat ini.
Setelah bel istirahat. Sato nampak berjalan terburu-buru menuju toilet. Dia sepertinya sudah diujung tanduk.
'Sialan, kenapa harus tiba-tiba seperti ini,' batin sato
Setelah sampai di dalam. Satopun membuang semua bebannya dengan rasa puas yang tak terelakan.
"Sialan, kalau bukan karena uang. Aku tak akan minum soda sebanyak itu," ucap sato.
Tadi di kantin. Fernie dan sayugo menantangnya lomba minum cola siapa yang kalah akan dihukum membersihkan ruangan klub sampai bulan depan. Dalam lomba itu fernie menang dari kedua saingannya. Tapi dua orang itu sepertinya tak tahu bahwa botol cola milik fernie hampir semuanya berlubang. Dan yang kalah tentu saja si sayugo.
Sato kembali buang air sangat lama akibat efek lomba aneh yang baru saja dia lakukan bersama dua sahabatnya.
'Sialan, tidak mau berhenti juga' batin sato
Tap tap!
Cklek! Braaak!
Bunyi pintu yang tertutup membuat sato menoleh.
"Kenapa?" tanya sato.
Terlihat di depannya siswa berambut kuning. Tatapan matanya tajam menuju wajah sato.
'Apa aku membuatnya marah?' Batin sato
Kemudian sato mencoba keluar secepatnya karena merasa tidak nyaman.
Plak!
Tapi bocah pirang itu menampar tangan sato yang hendak membuka daun pintu di belakang tubuhnya.
"Maaf, tapi saya harus keluar dulu sekarang," ucap sato. Anak itu malah mendorongnya.
"Ada masalah apa ini?" tanya sato heran
'Apa aku mengenalnya? Dari warna rambutnya dia sepertinya dari keluarga onpipan' batin sato
"Ah, maaf jika tidak sopan tadi. Aku ingin keluar dari sini," ucap sato.
"Diamlah ditempatmu, dasar penganggu," ucap si pirang mengancam.
Dan sepertinya hal yang hampir sama seperti kejadian yang menimpanya di ruang klub akan terulang kembali.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments