Episode 11
Eldorick dan kejutan bagian 2
Terlihat di dalam ruangan klub miteri. Yakni fernie, sayugo dan sang ketua osis smp barat itu di dalam ruangan pada siang hari yang terik di jam akhir pulang sekolah itu.
Sayugo terkejut karena kata-kata yang begitu seram dari ketua kita yang terkenal pintar namunlah sangat keras dan kejam pada murid lainnya. Apalagi pada para fans cowok yang mengutarakan rasa cinta mereka secara langsung di hadapannya.
"Biarkan tubuhnya disini, ini mungkin berjalan begitu lama. Tapi beberapa saat lagi pasti fernie akan kembali sadar," ucap marra senia itu.
Sayugo mengangguk. Sungguh saat ini dia tuk pertama kalinya takut tuk kehilangan seorang fernie. Karena tiap hari selalu berantem tidak jelas, sayugo dengan kekesalannya berani menyumpah serapah fernie mengutuk-kutuk bahkan membawa candaan itu kepada hadapan nenek sihir yang dia kenal.
Sayugo masih berada diambang kesadarannya itu. Memikirkan hal-hal buruk lainnya. Namun marra mengibaskan tangan di depannya membuatnya sadar. Marra tersenyum manis dan hangat tuk pertama kali dihadapan seorang sayugo.
"Santailah, jangan cemas," ucap marra berusaha mungkin menenangkan sosok pria di ruangan itu. Bila terjadi hal-hal merepotkan marra pikir sayugo akan berguna makanya dia haruslah membuat anak itu tidak tertekan dan goyah pada saat yang diperlukan.
Sayugo memerah. Dia terpesona dengan wajah berkacamata yang sangat elok nan rupawan. Pikiran cemasnya terganti dengan rasa cinta semanis buah surga cherry di dalam legenda putri-putri filsafat itu.
Sayugo mengangguk. Menahan rasa malunya dan memalingkan wajah. Lalu melipat dada layaknya seorang pria disana.
Marra berpikir usahanya berhasil. Kini selanjutnya dia akan melakukan sesuatu lagi. Dia membuka ponselnya mencari-cari teks yang dia copy di suatu artikel. Ketemu juga. Lalu dia memanggil sayugo tuk melakukan sesuatu.
Skip.
Kini kedua orang itu tengah melakukan sebuah ritual upacara. Dimana si pria sayugo dan wanita yaitu marra mengenakan pakaian oblong seperti yukata jepang. Dikepala mereka terikat tali-tali tambang berwarna sama di ikat menjuntai ke atas pada bagian depan untuk pria.
Kemudian dengan sebuah tongkat kecil yang banyak sekali kertas-kertas tertempel berbagai warna berumbai. Diangkat keatas dan bawah oleh kedua orang itu di kanan kiri fernie gadis yang mematung dari tadi.
"Shaman, ohh shaman!"
"Lakukanlah pemujaan!"
"Balikan waktu dan balikkan jiwa malang ini!"
"Oh, shaman!"
Mantra-mantra itu keluar dan dinyanyikan oleh kedua orang itu. bersamaan dengan gerakan naik turun mereka lalu mengayunkan tongkat-tongkat rumbaian itu ke sekitar tubuh fernie.
Seketika juga mata fernie terlihat membuka. Sayugo senang melihatnya yang pertama kali.
"F-fernie, akhirnya kau masih hidup," ucap pria bernama sayugo itu.
Marra si ketua kelas juga terlihat lega. Tak disangka ritual yang mereka lakukan akan berhasil juga.
"Maaf tapi saat ini aku bukanlah gadis yang kau maksud."
Ucapan fernie barusan membuat marra kembali kaget. menatap lekat warna mata fernie yang ternyata lain.
"S-siapa kau?" ujarnya menanyai si arwah yang memasuki tubuh juniornya di sekolah itu.
Sayugo masih diam dan bingung dengan situasi. Dia melihat marra bertanya kepada fernie dan terlihat bahwa fernie itu tidak menjawabnya.
Fernie melihat dan menunjuk si penanya.
"Kau? Bukankah seorang bangsawan kerajaan hompir kan?" ucap fernie.
Sayugo kaget.
"Apa yang kamu katakan fernie?" tanya sayugo sungguh begitu terkejut. Keterkejutannya itu tak sampai disitu.
"Kenapa kau masih disini?" tanya lagi si fernie yang sudah seperti orang lain itu.
Marra masih diam. Keringat dingin mengucur di dahinya.
"Apa yang kamu maksud haah?" ucap marra. Dia sungguh tak tahu apa maksud dari kata-kata gadis smp kelas satu itu.
"Hmm, begitu. Mungkin aku salah orang. Maaf ya," ucap fernie.
Lalu dia terlihat akan berlalu.
"Mau kemana kau fernie?" tanya sayugo.
Fernie berhenti di muka pintu. Menengok ke dalam lagi.
"Apa kalian juga ingin membantu sato kazumi yang tengah dikurung?" tanya fernie membuat keduanya melotot kaget.
Flasback off.
Sato yang baru saja kaget dengan saltonya itu mencoba berdiri.
"Ugh," lenguhnya dan mencoba tuk duduk.
"Sato kazumi, kebetulan sekali kita bisa berjumpa lagi," ucap fernie atau lebih tepatnya putri megamu itu.
Sato menggeleng tuk menghilangkan pusingnya itu. Menggaruk kepalanya setelah mendengar kata-kata itu.
"Aku tak tahu mengapa kau tahu mengenai itu fernie tapi-"
"Sato kazumi, aku adalah putri pegasus yang sama. Gadis ini tak disangka bisa menampung energiku dan membuat sebagian kesadaranku berada di tubuhnya," ucap megamu memotong.
"Maksudnya?" tanya lagi sato yang terlihat kurang mengerti akan penjelasan barusan.
"Y-ya, jadi begini. Aku dan fernie menemukan sebuah bulu warna pink. Kata fernie itu adalah bulu pegasus dirimu yang saat itu. Lalu setelah itu fernie berubah dan dirasuki jiwa pegasus itu. Yah yang kutahu hanya itu saja sato," ucap sayugo.
Lalu tiba seorang dari belakang kedua tamu sato. Dialah marra.
Sato terkejut.
"K-ketua osis?" tanya sato sangat tidak menduganya. Bagaimana ketua osis juga ikut ke dalam ruangan hampa sihir ini. Pikir sato penuh penasaran.
"Ya, berkat dia proses adaptasiku di dalam tubuh gadis ini jadi lebih cepat," ucap megamu membuat sato tambah terkejut.
Tap tap tap!
Sampailah marra di samping rekan lainnya.
"Sato kazumi, sepertinya memang banyak hal darimu yang tidak aku ketahui. Tapi kau memang sepertinya dibutuhkan di kondisi dunia ini yang amat sangat gawat," ucap marra tegas. Membuat sayugo dan sato meneguk ludah.
'K-k-keren' batin keduanya dengan pipi merahnya.
"Oh iya-benar sato. Kudengar banyak manusia yang berubah seperti mayat hidup di suatu tempat di sebrang sana. Mungkin ada kaitannya dengan masalah yang dibicarakan putri megamu," ucap sayugo setaunya saja.
Tampak pemuda itu sato berpikir.
'Jadi bukan hanya yavin saja ya. Di dunia nyata ada sekelompok manusia yang mengubah diri menjadi zombie, hmmm' pikir sato.
"Sato kazumi, lakukanlah sesuatu untuk membantu umat manusia dari gelombang kekacauan ini," ucap megamu.
"Baiklah," ucap sato menerimanya.
Tap! keempatnya kini sudah berada di depan rumah sato. Terlihat mobil berwarna putih disana.
"Ayo masuk," ucap marra membuat sato bingung.
"Ketua osis yang membawanya," ucap sayugo setelah melihat wajah temannya yang tidak tahu itu.
Brrrm.
Lalu keempatnya mulai berangkat. Di dalam mobil terlihat semuanya berada di tempatnya masing-masing. Karena mobil itu di desain tuk suatu rapat. Kursi di bagian tengah saling hadap satu sama lain.
'Glek' sayugo meneguk ludah.
"Kau sepertinya bisa menggunakan sihir ya?" tanya sahabat dekat sato sayugo kepada bocah yang lebih tinggi darinya.
Sato mengiyakan.
"Begitu ya," ucap sayugo terlihat murung.
Sato kemudian mengingat masa lalunya. Dimana dia terakhir kali melihat sayugo saat acara perpisahan. Sayugo selalu tersenyum dan menyemangatinya. Serta mengajaknya tuk menemaninya menonton film horor.
"Kau itu sudah seperti adik bagiku, hehe," ucap sayugo saat itu.
Mengingat kenangan itu. Membuatnya memegang pundak kakak kelasnya itu.
"Tenanglah teman, adikmu masih hidup," ucap sato lembut.
Hal itu membuat sayugo senang.
"Benarkah?" tanya lagi sayugo.
Dibalas senyum serta anggukan oleh pemuda itu.
"Hahh, syukurlah kalau begitu," ucap sayugo lagi.
Lalu sato kembali termenung sendiri melihat jendela. Megamu atau fernie dan marra hanya diam di depan mereka. Tak ingin mengurusi urusan yang tidak mereka pahami.
Di dunia sihir.
Di akademi ploenativu. Semua klan sudah berkumpul di batas kota dan hutan. Termasuk mega,marco dan mugiwa yaitu keluarga kazumi.
Lalu terlihatlah disana para kumpulan yavin yang terlihat haus makanan.
Groaaarg
Goaaaarg.
Yavin itu perlahan melihat kawanan itu. Memberitahu yang lain lewat isyarat dan dibalas anggukan. Lalu semua yavin itu mengaum panjang.
"Kauuuuung!"
Bersaman itu semuanya beerlari melesat tuk memangsa dan menyerang target buruan mereka yakni para penyihir itu.
Pertempuan penyihir vs yavin pun dimulai pada malam ini pukul 19.00 tepat.
Kini di noelle. Yavin dan penyihir mulai maju. Marylin meengubah tongkatnya menjadi pedang besar.
"Woah."
Kagum beberapa penyihir lain.
'Ini belum seberapa' batin marylin tak puas dengan pujian.
Dia berlari begitu cepat melebihi penyihir lain.
"Woah."
Lalu dia melompat membuat yavinpun keheranan dengan kecepatan marylin.
Grassh.
Saat turun marylin menggunakan tebasan vertikal tuk menyerang. Tebasan itu tak serta merta hanya membunuh satu yavin saja. Namun tebasan yang bersinar merah violet itu maju dan membelah serta membunuh kawanan yavin yang ratusan ribu lebih itu.
Yavin yang bertahan masih maju.
"I-iitu."
"Hanya satu tebasan bisa membunuh ribuan?" ucap tak percaya kepala sekolah akademi noelle itu.
"Hey kalian, ayo maju!" teriak marylin membuat semua orang tersadar dan maju juga.
Bobby yang sepertinya bukan tipe petarung hanya menunggu di tempat awal. Melihat dari atas banguan tinggi. Terlihat istrinya yang seperti pembunuh haus darah. Terlihat mencincang-cincang tubuh monster menyeramkan itu tanpa belas kasih.
"Heh, jangan terlalu berlebihan. Dasar," ucap bobby dengan senyum penuh cintanya itu.
Masih di tempat pertempuran di noelle. Para penyihir menyerang dan membunuh yavin. Ada beberapa juga penyihir yang terkena cakaran maut namun berhasil pulih.
"Ah, terimakasih," ucap orang yang barus saja pulih sembari melambai pada bangunan tinggi yang dinaungi bobby.
Tidak seperti kebanyakan penyihir. Bobby tak punya daya serang dan tarung yang hebat. Sebagai gantinya dia bisa menggunakan mantra penyembuhan dalam jarak yang sangat jauh asal dia tahu posisi target yang akan dia sembuhkan itu. Bobby terlihat fokus lagi.
Terlihat penyihir-penyihir menyerang dengan pancaran-pancaran merah violet itu. Berhasil menumbangkan para yavin tuk sementara. Lalu dengan cepat datang marylin dengan pedang merah violet membelah yavin yang lumpuh itu.
"Fiuh." Kesah si kepala sekolah. Penyihir yang tadi kita bicarakan.
Dia memandang marylin yang mulai berlari lagi.
'Tak kusangka. Anak perempuan hasil didikan akademi noelle bisa menjadi sehebat dan sekuat ini, tak heran bobby sangat mencintainya' batin kepala sekolah itu bangga.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments