Episode 7
Hilangnya keluarga kazumi bagian 2
Tap! Sato kecewa. Di dalam rumahnya tak ada seorangpun. Nihil itu kata-kata yang sering dibicarakan dalam ulangan. Sato terlihat agak panik. Kemudian datang ke bawah menuruni tangga rumahnya itu. Menuju ruang tamu dan mengambil telepon rumah di ruangan itu. Mengambil buku telepon di rak meja itu.
Srak!
Sato terlihat terburu-buru. Membuka nama orang yang bisa membantunya dalam hal ini ialah kerabat keluarganya. Sato memencet nomor itu sesuai yang tertulis di buku kontak. Lalu menunggu beberapa saat tuk orang disebrang sana menerima panggilan darinya.
Tuk tuk tuk!
Sato mengetuk meja tak sabar.
"Ayo jawab jawab jawab jawab," ucap sato komat-kamit.
"Ayo jawab, jawab jawab jawab jawab."
"Jawablah."
Sato berteriak frustasi. Dia tak tahu kemana semuanya pergi. Duduk dengan kasar di kursi empuk keluarga itu. Melenguh tak karuan.
"Kemana semuanya berada saat ini?" ujar sato dan kemudian pingsan di tempat.
Hari berlalu.
Sato terbangun dari pingsan. Menatap seluruh ruangan bahwa kejadian yang barusan hanyalah mimpi. Lalu bergumam sesaat dan bergerak mencari ibu dan adiknya di pagi hari itu. Namun sama saja nihil. Sato terlihat beringsut bersender di depan pintu kamar ibunya.
"Kemana semuanya?" tanya sato memegangi kepalanya yang masih sedikit pusing karena rasa frustasi yang menyerangnya kala itu dan saat ini.
Tap tap tap!
Terlihat dari depan rumah datang sekawanan orang dari mobil hitam yang selalu sato lihat dimanapun kotanya itu. Orang itu berjas hitam rapi laki-laki maupun perempuan. Kemudian masuk ke dalam rumah. Sato yang masih dilantai atas mendengarnya menyadari bahwa ibunya pulang dia sedikit lega. Tapi angan-angan itu hanya gumamannya saja. Pasalnya kumpulan orang aneh itu bukanlah siapa-siapa darinya. Sato mendatangi orang-orang itu. Bertanya tentang kenapa orang itu datang tanpa ijin.
"Rumahmu kami sita. Karena hutang," ucap orang itu membuat kesadaran sato seakan terhenti.
"Apa maksud anda?" tanya sato.
Orang itu terkekeh.
"Sudahlah nak. Jangan pura-pura tidak tahu," ucap orang itu lalu seketika cahaya sihir terlihat dan mengubahnya menjadi seorang yang sato kenal.
"A-ayah?" Ujar sato kejutnya.
Ayahnya yang menyamar itu melangkah menuju putranya yang tidak tahu tujuannya.
"Kamu sepertinya harus belajar ulang tentang keluarga kita, sato," ucap ayahnya.
Lalu sedetik kemudian. Energi sihir menyelimuti sato membuatnya seakan terlempar anehnya ayahnya masih bisa dia sadari bersama kelompoknya itu.
"Nak, diamlah di tempat ini ya. Karena kau bukanlah penyihir kamu adalah tanggungan semua keluarga sihir," ucap ayah sato. Lalu secara magis semua kumpulan itu merubah diri mereka ke bentuk sebenarnya. Terlihat ibu dan adiknya serta beberapa orang yang mirip dengan keluarga mereka.
"Apa maksudnya ayah dan ibu?" tanya sato.
"Nak, sepertinya kau memang sudah hilang ingatan ya," ucap ayahnya dan melempar buku sihir yang muncul di tangannya itu dengan sihirnya.
Sato menangkap.
Ayahnya mendatanginya bersama kedua keluarga lainnya. Memeluk sato erat secara tiba-tiba. Sato melotot.
'A-ada apa ini? Kenapa?' Tanya sato membatin.
Mungkin sato merasa perlakuan keluarganya sangat berbanding terbalik dengan yang biasa sato rasakan. Terlihat ibunya dengan lembut mengelusnya. Adiknya mega yang biasanya dingin itu tersenyum lembut.
"Kau harus kami lindungi, sato kazumi. Karena kau adalah harta kami semua," ucap ayahnya.
Sato tercengang.
Kemudian saat ini di dunia sihir. Tampak masih siang hari sama seperti di dunia nyata. Angin berhembus kesana-kemari di dalam hutan dan perbukitan yang banyak di dunia itu.
Lalu sekumpukan remaja dari sekolah sihir terlihat berjalan dari bukit itu. Mereka lalu kemudian mengeluarkan papan kayu yang dibuatnya terbang. Mereka semua memilikinya masing-masing. Namun ada yang tidak beberapa.
"Flyer," ucap penyihir-penyihir itu. Membuat papan itu melayang dengan magis dan ajaib. Mereka berdiri diatasnya lalu terbang berkelompook ke atas sana melalui kaki bukit jurang itu.
Wush
Wush
Wush
Wush
Semunya terbang. Beberapa monster di hutan menyaksikan para penyihir-penyihir itu. Mereka kemudian melompat menyerang karena monster itu pemakan manusia. Nama monster manusia berwarna hitam itu adalah Yavin. Dengan gigi yang bisa memanjang dan memendek sesuai perasaan mereka. Monster itu punya kecepatan diatas rata-rata. Berhasil menyerang dan menggigit kumpulan yang terbang. Terkejut dan kaget. Semuanya lalu terbang tak tentu arah secara acak. Melihat bagaimana kawan mereka dimangsa di bawah sana. Lalu mereka menyerang balik. Air dan api panas meluncur dari para penyihir-penyihir muda itu. Membuat para monster yang lengah karena sedang menyantap terkena dan terluka parah. Bahkan beberapa ada yang mati dan lenyap.
"Groaaar."
Bunyi itu mengejutkan para penyihir. Ternyata monster yang sama datang dari tempat lain. Membuat semuanya berkumpul dalam satu tempat di daratan. Lalu beberapa penyihir majukan kedua telapaknya.
"Dinding!" ucap semua penyihir di depan berjumlah lima.
Saat itu juga sebuah dinding berwarna nerah tercipta di depan semua penyihir-penyihir itu.
"Grooaaar."
Bruak. Bruuuak.
Hal itu sukses menahan para monster Yavin yang akan memangsa mereka. Bahkan dinding itu bisa menghancurkan mereka semua. Merasa aman dinding pun dipudarkan.
"Haaah, haaah."
Beberapa penyihir terengah.
"Sepertinya memang kita tak bisa menuju portal," ucap penyihir satu disana. Dia tinggi dan berkelamin laki-laki.
Beberapa orang mengangguk.
"Lebih baik kembali ke akademi. Melapor pada para guru akan kejadian ini," ucapnya lagi.
Setelah itu mereka kembali terbang ke arah mereka datang.
Di tempat sato.
Dia melihat tangannya dan merasa aneh. Dia melakukan beberapa teknik disana.
"K-kenapa aliran energi sihirku sangat lemah?" tanyanya.
Kini di televisi tersiar berita lagi.
Presenter itu terlihat serius menyatakan isi berita itu di kamera.
"Dikabarkan di barat daya java sea. Semua kaum di pinggiran pulau sienna mulai aneh. Kabarnya mereka bertindak seperti hewan karnivora. Llau buruknya semunya bergerak tuk memangsa manusia. Siapapun itu."
Terlihat sayugo dan fernie berada di ruang klub misteri. Tapi mereka sedang melakukan sesuatu. Mereka sepertinya tengah meneliti sesuatu disana.
"Hey, benarkah ini rambut pegasus sato?" tanya fernie.
Sayugo menjawab dengan sepengetahuannya saja. Setelah tadi membersihkan ruang klub. Tak sengaja dia menemukan satu helai rambut berwarna merah muda yang panjangnya 5 sentimeter. Lalu melapor pada fernie karena dia tak menemukan sato kemanapun dia mencari.
Fernie mengambil kaca pembesar. Melihat rambut itu asli atau tidak.
"Woah, ini asli," ucap fernie.
"Kau yakin fernie?" ucap sayugo ragu atas penelitian sederhana teman satu klubnya itu. Membuat gadis itu menatapnya tajam. Sayugo panik dan mundur lalu meminta maaf setelahnya.
"Jangan ragukan aku. Biasanya instingku ini 100% akurat," ucap gadis berambut pendek itu. Tinggi gadis itu masih sekitar 150 cm. Jika sayugo sudah setinggi 170 cm. Sementara sato sudah sangat tinggi dari siswa pada umumnya karena hobi olahraganya itu. Sato setinggi 177 cm.
Sayugo kemudian secara pasti meragukan omongan gadis itu. Namun takut tuk mengelaknya. Padahal dari dulu semua yang gadis itu ucapkan tak sepenuhnya benar.
Tampak fernie terus melihat rambut itu dengan kaca mata pembesar itu. Mengangkatnya tinggi-tinggi lalu sayugo dan fernie dikejutkan akan sesuatu.
Di tempat lain di dunia sihir.
Stap stap stap.
Sekumpulan siswa mendarat dari papan terbang itu. Lalu di depan mereka ada seorang yang sudah tua. Orang itu terlihat heran.
"Kenapa kalian semua kembali?" tanya orang itu.
Lalu siswa-siswa itu saling pandang pada rekan masing-masing.
Kini mereka semua sudah di ruangan lain. Di depan mereka ada satu orang dengan pakaian sihir rapi itu.
Sepertinya dia tengah mendengar penjelasan dari murid-muridnya itu.
Lalu dia mengangkat dagunya dengan tangannya.
"Hmmm, begitu ya," ucap orang itu. Sepertinya dia guru penting disana.
"Ini seharusnya tak pernah terjadi di sekitaran daerah akademi noelle," ucapnya lalu menyeruput minuman merah di gelas peraknya itu.
Tuk.
Saat gelasnya di taruh ditempatnya lagi. Dia berkata "Baiklah, laporkan ini pada akademi lain."
Di sebuah tempat hutan. Tampak banyak sekali mahkluk buas bernama yavin. Ditengah-tengah mereka ada manusia. Dia terlihat mengenakan kacamata dan berpakaian seperti seorang penyihir.
Melihat langit dengan seksama. Menyempitkan bajunya yang longgar karena tiupan angin sore.
"Rencana tuk mengembalikan raja ras yavin akan dimulai sebentar lagi," ucap orang itu seperti sangat lega. Mukanya tersenyum. Para yavin tak menyerangnya padahal sebelumnya mereka memakan dan memangsa para manusia apalagi penyihir.
Orang itu sangat terlihat bahagia. Mengangkat tangannya. Melihat matahari di dunia sihir yang berbentuk seperti gambaran bintang namun ada beberapa lingkaran lurus di sekitarnya. Matahari itu juga terlihat memiliki pupil mata dan isinya layaknya mata manusia dan hewan yang punya mata sejenis itu.
"Heh." Orang itu tersenyum. lalu saat matahari itu mulai terbenam. Para yavin mengaum. Kini di dunia itu tergantikan dengan malam dan terangnya bulan sihir yang bentuknya mirip seperti matahari itu. Para yavin terlihat memiliki mata merah yang menyala dalam kegelapan. Gigi-gigi mereka memanjang. Auman-auman tak henti-hentinya mereka kumandangkan.
Pria itu lalu berjalan. Memperbaiki posisi kaca mata kecilnya. Tuk berlalu dari kumpulan yavin itu. Tersenyum sangat lebar tatkala drinya sebelum hilang entah kemana.
Kembali ke tempat sebelumnya.
"A-apa?" ucap penyihir tua tadi.
"Ya benar pak. Dikabarkan semua kawanan yavin muncul di sekitaran akademi noelle. Beberapa siswa dari akademi lain juga turut menjadi korban mangsa mahkluk berdarah dingin itu," ucap seorang guru lain.
Orang itu muak. Menggebrak meja. Kita tak tahu apa yang dia pikirkan.
"Sialnya, saat ini noelle tidak punya penyihir profesional," ucap guru itu.
Semua guru yang mendengarnya turut prihatin.
Kenapa akademi noelle sangatlah penting? Karena akademi ini yang bertugas menjaga portal batas yang menghubungkan dunia sihir dengan dunia lain.
Akan tetapi, akademi ini memiliki ranking terendah dari lima akademi besar lain. Bahkan para lulusan mereka belum tentu menjadi penyihir yang hebat. Bahkan yang menjadi penyihir profesional yang menghasilkanpun jarang di akademi ini.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments