Episode 5
Bangkitnya kekuatan penyihir terhebat
Esok hari.
Sato berangkat dari rumahnya. Kali ini dia berangkat sendirian karena mega kemungkinan sedang ada ujian.
'Huuh, menjadi penyihir memang sangat merepotkan' batin sato sembari mengingat kenangan-kenangan buruk di masa lalu.
Dulu sato sering kena tegur guru-guru di sekolahnya karena sering bolos. Semuanya karena sato merahasiakan akademi sihir dari kedua orang tuanya. Sato bahkan tak memasukan nama kedua orang tuanya itu ke dalam daftar keluarga yang dia tulis di akademi sihir.
Saat itu sato mengira dengan begitu. Ayah ibu yang dia sayangi tak akan mati karena dijadikan tumbal. Tapi kejadian terparah malah menimpanya. Membuatnya tidak ingin mengingat kejadian pedih itu. Dimana noda darah tercetak di setiap sudut rumahnya mulai dari halaman, ruang tamu, dapur, hingga yang terparah adalah kamar kedua orang tuanya.
Saat itu sato menangis karena kejadian naas itu. Kedua orang tuanya mati sia-sia begitu saja di depan matanya. Semuanya bukanlah ulah eksekutor ataupun musuh sato saat itu. Namun itu karena kesalahan sato sendiri yang membuat nyawa kedua orang tua kesayangannya melayang.
Tap!
Sato menggeleng. Menampar pipinya tuk mencoba menghilangkan bayangan-bayangan masa lalu kelamnya itu.
"Sialan, tetaplah fokus," ucapnya berusaha tak membayangkan hal mengerikan itu lagi.
Dia masuk gerbang tepat waktu sebelum bel penutupan pintu itu berbunyi. Sato masuk paling akhir dari siswa lain. Lalu dia melihat seorang siswa menatapnya tajam.
"Ugh." Sato terhenti. Lalu kemudian melihat anak itu pergi dari tempat duduknya.
Ya. Sato kemarin sore sempat menghubungi guru magang yang bertanggung jawab soal ujian itu. Dia menginginkan untuk mengundurkan diri dari ujian lain.
"Haaaah, harapanku pupus," ucap sato setelah meminta ijin ke toilet saat pelajaran pertama mulai. Mood sato sangat buruk karena impiannya menjadi yang terpintar nomor satu gagal. Dan semua itu karena hal yang diluar kemampuannya.
Sato mengusap wajahnya dengan air dari keran. Mematikan kran itu. Lalu melihat cermin. Wajahnya nampak kusut.
"Lihatlah siapa yang kalah disini," ucap sato asal.
Dia terlihat gila berbicara pada cermin.
"Sialan, jangan gila juga di dunia ini. Bodohnya aku," ucap sato dan keluar dari toilet.
"Haaaah." Sato terus menghela selama perjalanan kembali ke kelas.
Lalu dia juga sekilas melihat ke dalam ruangan 1 E dimana di dalamnya ada fernie yang duduk paling depan.
Fernie melihat anak itu. Tampak lusuh dan tak bersemangat. Diapun terlihat sangat iba.
'Mukanya terlihat hancur' batin fernie khawatir terhadap ketua klubnya itu.
Tap tap tap!
Sato kembali mengikuti pelajaran!
Skip.
Di waktu istirahat, sato masih di tempat duduknya. Dia tidak punya teman sebangku karena tak ada yang ingin satu bangku dengannya.
Dengan menaruh pena diantara hidung dan bibirnya. Sato mulai mengocehkan beberapa rumus-rumus matematika yang sangat rumit itu.
"Jyika A ditambah B maka hasilnyaw-"
Tak ada yang peduli. Semua siswa lain di kelas sato sudah keluar tuk mengisi waktu luang mereka.
"Lawlu jika-"
"Hey sato."
Seseorang tampak memanggil.
"Oh, bu guru marylin," ucap sato.
"Ayo ikut denganku," perintah marylin.
"Tapi bu, saya sedang merasa tak enak badan," ucap sato beralasan.
"Hmmm, baiklah," ucap guru itu dan pergi dari kelas sato.
'Hmm, apa yang dia inginkan ya? Ah, paling juga ingin memaksaku ikut ujian itu. Jangan bercanda woy. Aku bisa mati kalau ikut ujian itu' batin sato dan kembali belajar dengan sangat tidak niat.
Hingga kelas kedua tiba. Lalu seusai sekolah sato kemudian dengan lemas berjalan gontai tuk pulang ke rumahnya.
Kriiiiuk.
Perutnya berbunyi.
"Lapar .. aku lapar," ucap sato layaknya zombie yang kelaparan.
Tapi beberapa teman kelasnya tak menghiraukan. Mereka keluar dari kelas mendahului yang lain. Sayfull terlihat tak ada disana dari setelah jam istirahat tadi bersama dua siswa lain.
"Hmm, aaah." Sato mengambil tasnya. Dia berniat langsung pulang tanpa memikirkan kegiatan klub yang selalu tertunda itu.
Di ruang klub.
"Krauk, krauk, krauk."
"Nyam, nyam, nyam."
Tampak fernie dan sayugo tengah menikmati santapan lezat. Udang rebus yang mahal buatan sendiri dengan aneka jajanan yang sayugo beli di supermarket dengan uangnya sendiri.
"Kenapa dia gak datang juga ya?" tanya sayugo.
"Haaah, ini sudah hampir sore," ucap fernie.
Setelah fernie melihat ketua klubnya murung saat pergi dari toilet. Dia dan sayugo berencana membuatkan santapan dan jajanan untuk sato.
"Kalau tidak datang, lebih baik kita habiskan saja. Kalau untuk besoknya lagi pasti sudah tak layak dimakan," ucap sayugo menyantap udang rebus.
"Enaaaak," teriak sayugo.
"Nyam, nyam, nyam."
"Hey, botak. Jangan habiskan sebelum aku habiskan dulu," ucap fernie seraya memukul rekannya itu.
Tampak saat ini sato berjalan menuju rumahnya. Berdekatan dengan beberapa orang yang sangat sibuk. Lalu secara iseng dia memperhatikan seseorang.
"Hm? Wajahnya mirip adikku," ucapnya.
Dia melihat seorang cewek pendek yang rambutnya berbeda warna di bagian kanan dan kirinya.
"Hmmm, sangat mirip sampai aku tak bisa membedakannnya dari jauh," ucapnya lagi.
Lalu kemudian tampak dua orang berpakaian rapi layaknya karyawan kantoran menghampirinya. Melapor pada cewek kecil itu dan mengangguk. Lalu ketiganya masuk ke dalam mobil hitam mewah itu.
"Hmmm" gumam sato.
"Haaah." Dia menghela lagi untuk keberapa ratus kalinya.
'Time traveller ini tak ada gunanya, oh iya kenapa hal ini bisa terjadi ya?' Batin sato bertanya-tanya.
Sato sudah hampir sampai halaman rumahnya. Dia lalu melihat adiknya yang baru pulang dengan memakai mobil hitam yang sama persis yang sebelumnya sato lihat.
'Sepertinya mobil merek amerika terjual laku di indonesia ya' ucap sato dalam hati.
Tampak adiknya masuk ke dalam.
"Ibu pasti sudah memasakan makanan itu, tapi sayang aku tak menyukainya," ucap sato.
Setelah di dalam dia melihat ibunya memeluk erat mega. Itu membuat sato risih sekaligus iri. Walau bagaimanapun juga sato dewasa sudah bertahun-tahun kehilangan ibu dan ayahnya. Hanya di dunia ini sato masih memiliki ibu dan ayah. Tentu saja awalnya sato tak ingin lagi kehilangan kedua orang tuanya itu disini.
"Ibu, aku pulang," ucap sato basa-basi.
"Naiklah kekamarmu," ucap ibunya ketus. Membuat sato kesal. Ibunya masih memeluk tubuh mungil adiknya itu.
Sato naik ke kamarnya.
"Haaaah." Menghela nafas lagi dan berbaring di kasurnya.
"Lalu? Apa?" ucap anak itu.
"Jika aku tak bisa menjadi penyihir di dunia ini, lalu apa yang harus aku lakukan?" ucap sato.
"Mencegah bangkitnya vampire dan werewolf sangatlah sulit. Lalu apa wujud mereka akan sama seperti di duniaku?" tanya sato dan lalu menghela nafas panjang.
"Sialan, sekarang apa dan lalu apa lagi?" tanya sato melihat tangannya yang kemudian bercahaya.
"A-apa ini?" tanya sato.
Lalu kemudian sato seperti sudah di dunia lain.
"Eh? Aku dimana?" tanyanya.
Terlihat hanya ruang kosong berwarna merah muda di seluruh tempat ini.
Tuk tuk tuk
Sesorang melangkah di balik punggung sato. Sato sekilas mendengarnya. Lalu menoleh.
"Haaa?" kaget sato dengan apa yang dia lihat.
Terlihat seorang wanita cantik memakai gaun merah muda yang sangat bagus sekali di mata siapapun yang melihatnya.
"K-kau, siapa?" tanya sato.
Wanita itu terlihat menunduk sembari berkata "perkenalkan, namaku megamu, putri kerajaan pegasus. Dan akulah yang menolongmu dari kematianmu, sato kazumi."
Sato terkejut.
"K-kau pegasus yang waktu itu bertukar denganku?" tanya sato.
"Benar, saat ini saya sudah tiada di dunia ini. Namun saya membagikan sedikit 'kekuatan karma' kepada dirimu, sato kazumi," jawab wanita anggun itu
"Maka dari itu saya bisa bertemu dan berbincang lagi denganmu lagi, sato kazumi," ucapnya lagi.
"Lalu untuk apa kau berbicara denganku lagi setelah saat itu berlalu?" tanya sato.
"Disini saya akan menjelaskan semua yang aku berikan kepadamu yaitu kekuatan karma," jawab wanita itu.
"Kekuatan karma berbeda dengan energi sihir. Sihir adalah energi positif dari sebuah energi mistis yang ada di setiap tubuh para penyihir. Namun karma berbeda, sifatnya adalah menolak sihir," ucap megamu lagi.
"Menolak?" tanya sato.
"Ya, kekuatan ini adalah kunci dari penggunaan sihir itu sendiri. Dengan kata lain sihir ini akan menang melawan kekuatan sihir sekuat apapun," jawab megamu.
"Hebat sekali, apa kekuatan ini terbatas juga?" tanya sato.
'Biasanya kekuatan over power bakalan ada limit waktu atau batasan tertentu. Mirip aturan dalam game.' Batin sato.
"Benar, kekuatan ini hanya bisa kau lakukan saat dalam keadaan terdesak saja," jawab megamu.
"Keadaan terdesak? Apa itu seperti di ujung tanduk menuju ajal?" tanya sato
"Benar semacam itu, selain itu kekuatan ini akan membuatmu lumpuh selama tujuh hari," jawab megamu.
Sato kaget.
"Jadi ada efek sampingnya juga, hmm. Aku harus bijak dalam menggunakannya," ucap sato.
"Tapi tenang saja, berkat tertanamnya kekuatan ini. Kamu menjadi memiliki energi sihir," ucap megamu membuat sato senang.
"Woah, benarkah?" tanya sato memastikan.
"Y-ya," jawab megamu.
Cling!
Terlihat ruangan berkedip dan makin redup.
"Baiklah, kita berpisah lagi sato kazumi. Saya sebagai putri terakhir yang tersisa dari ras pegasus sangat berharap banyak atas apa yang kamu capai. Selamat berjuang. Jadilah pahlawan. Selamatkan dunia ini! Sato kazumi," ucap megami.
Sato akan menjawabnya namun dia tiba-tiba sudah kembali ke tempat semulanya. Diatas tempat tidurnya.
Sato berdiri.
"Haaah, barusan apa itu mimpi?" tanya sato.
"Hanya ada satu cara tuk memastikan," ucap sato dan mulai merapalkan sesuatu.
'Jika dia bilang aku memiliki energi sihir, pastilah aku bisa melakukan teknik yang sudah aku kuasai' batin sato sekaligus melakukan suatu ritual.
Tampak lingkaran sihir misterius bercahaya ada di depannya.
'Ini adalah keahlianku, sihir pindah dimensi,' batin sato.
Dan tampak lingkaran itu membesar dan bergerak membuat tubuh sato terhisap kedalamnya.
Kemudian sato tampak di tempat lain.
"Sudah ku duga. Ini tempat yang susah-susah aku susun. Jadi benar aku memiliki energi sihir ya. Wuhuuu," ucap girang sato.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments