Episode 15
Komedi, romantis dan penjelasan megamu bagian 2
Wush.
Angin dipantai itu menyisir rambut sato yang kembali ke pantai. Pasalnya marra memutuskan untuk pergi pada esok hari tuk memulai misi pertama mereka. Misi berbahaya namun sato yakin mereka akan bisa menyelesaikannya.
"Haaaah." Sato menghela. Mencipratkan air laut asin itu ke mukanya. Rasa segar sudah didapatkannya dari air lautan itu. Sato kemudian mengelap sisa-sisa air dengan tangannya yang masih basah. Mengeringkan wajahnya yg dipenuhi embun air laut.
"Haaaah." Menghela nafas lagi sebagai ciri khasnya. Sato berdiri dari jongkoknya.
Nguuung!
Suar deru itu membuat sato agak terkejut. Menghela nafas lega. Sepertinya anak itu menunggu kedatangan perahu besar besar nan elit itu. Bertuliskan marra priority.
Lalu sato menghampiri kapal itu yang henti di tempat dekatnya. Berjalan agak malas dan gontai dengan tangan dimasukan ke dalam saku celana pendek santainya. Matanya berkedip menatap sayugo dan yang lainnya.
"Sialan, aku menunggu berjam-jam karena ditinggal begitu saja," ucap sato.
Tap
Sayugo terlihat lebih segar dari sebelumnya. Marra masih sama dan fernie sepertinya sudah berganti ke mode megamu si putri kerajaan pegasus.
Lalu ketiganya melangkah. Di depan mereka sudah ada sato yang tampak kesal. Menghentak papan kayu dibawahnya.
Tuk tuk tuk tuk.
Sayugo terlihat menggaruk kepala. Terlihat menyesal dalam air mukanya itu. Marra masih terlihat dengan tatapan intensnya.
"Ya, k-kau ketiduran jadi kami tak bisa membangunkanmu secara benar kan," ucap sayugo. Terlihat sekali raut muka kesengajaan yang dipenuhi kejahatan itu.
Muka sato berkedut mendengarnya.
Marra menengahi.
"Sudahlah, lagipula ini hukuman juga bagimu. Alasan kita mundur waktu itu karena kau yang tidak bisa menggunakan sihir. Sadarlah sato kazumi," ucap marra intens.
Membuat sato ketakutan dan mengangguk layaknya hewan peliharaan yang sangat jinak. Sayugo terlihat menahan tawa di belakang sana. Membuat sato ingin *******-***** kepala dengan rambut tipis anak lelaki yang lebih senior darinya itu.
Lalu putri megamu maju.
"Baiklah, mungkin saat ini kau tidak bisa menggunakan energi itu dikarenakan adanya energi milikku beserta jiwaku di dunia ini," ucap megamu menjelaskan.
Marra melihatnya dan mundur menjauh dari sato. Sato lega.
Lalu dia berjalan lebih dulu dari yang lain. Mereka berempat menuju markas mereka di sebuah villa besar yang marra sewa khusus.
Keempat remaja itu masuk. Lalu duduk di ruang tamu beralaskan sofa hangat dan empuk itu. Sato kemudian terlihat tidak bersemangat karena saat ini dia tak bisa melakukan banyak hal seperti yang dia bayangkan sebelum kesini satu hari yang lalu.
'Sialan, kenapa juga tiba-tiba aku tak bisa menggunakan sihir' batin sato.
Terlihat marra membuka percakapan. Membenarkan posisi kacamata bulatnya di hidung mancung itu. Membuka banyak koper yang berisikan senjata-senjata keren.
"Woahhh," seru sato dan sayugo bersamaan. Mata mereka terlihat berbintang-bintang. Tampak semua dimata kedua bocah itu berkilauan bagai emas.
"Baiklah pakailah sesuka kalian, aku juga ingin tahu kemampuan dan bakat kalian dalam menggunakan senjata," ucao marra memerintah.
Kedua laki-laki remaja mengangguk semangat. Melihat dan meraba semua senjata super keren di depannya.
Megamu lalu terlihat menggunakan sebuah shotgun berukuran panjang. Lalu sato menggunakan tembakan yang besar sepertinya berguna juga dalam jarak yang jauh mungkin seperti M1. Marra menggunakan pedang dan sebuah senjata yang mirip dengan punya sato. Lalu sayugo meemilih menggunakan dua tembakan agak pendek seperti bentuk vector bisa menyerang secara beruntun dalam jarak yang cukup.
Setelah itu nereka mengangguk. Marra menutup koper-koper itu dan lekas berdiri.
Ketiga orang lain juga mengangguk dan berdiri mengikuti gaya-gaya tentara di game-game maupun film.
Sore tiba. Keempat tentara dadakan itu menuju ke tkp dimana dilaporkan banyak sekali manusia yang merubah menjadi mayat hidup serta memangsa manusia. Terlihat sato melihat koran di danau itu. Kini mereka menggunakan perahu dayung tuk mencapai desa yang dilaporkan itu. Sato mengambil koran itu. Dan membaca sesuatu berita yang terkait.
"Jadi mereka juga memangsa apapun juga ya," ucap sato. Membuat tiga teman lain melihatnya.
"Ya, sepertinya ini adalah efek sihir dari ras tertentu. Aku mengetahuinya," ucap megamu menjelaskan. Ketiga orang lainnya mengangguk. Lalu sampailah mereka di tepi danau. Satu persatu bangkit. Terakhir tinggal marra yang berperan sebagai kapten.
"Byuuur"
Semuanya terkejut. Mata sato melotot dan melompat terjun.
"Woy sato goblok. Pakai senjatamu. Woy kau penyerang jarak menengah dodol!" teriak sayugo dan bersiap juga.
Terlihat megamu juga waspada. Ternyata sesuatu yang misterius menarik tubuh ketua osis itu hingga menyebur ke dalam danau. Sato menyelam lalu terlihat ketua osis seperti ditarik seseorang. Sato tak banyak berpikir dan menendang orang itu. Akan tetapi sato tergigit sesuatu dari orang itu. Sato melenguh.
Blupblulup.
Sato berteriak. Karena hal itu marra berhasil lolos dengan tendangan dan serangan fisik. Marra yang hampir kehabisan oksigen berenang menuju permukaan meninggalkan sato yang belum sembuh dari sakitnya. Sato lalu menarik tembakan m2nya. Membidik asal dan menarik pelatuk. Untungnya manusia itu maju ke arah sato. Sehingga semua peluru yang asal pemuda itu tembakan mengenai seluruh badannya.
Blupblupblupublup.
Sato berenang dan berhasil ke tepi danau. Tak sampai situ ternyata di daratan dua orang yang sangat aneh sepertinya sudah menjadi mayat hidup itu menyerang tiga temannya.
Sato dengan sigap menembakan m2nya dan berhasil melukai musuh itu. Lalu mereka kabur ke suatu hutan melarikan diri dan bersiap tuk sementara. Sato kemudian merasakan darah mengalir di tangan kirinya.
Dengan cepat si megamu menyembuhkannya dengan sihir.
"K-kkau bisa menggunakan sihir juga?" tanya sato.
Megamu mengangguk.
"Ya, namun sayangnya sihirku hanya bisa kugunakan padamu saja. Karena keterikatan diri kita masing-masing," jawab megamu.
Sayugo dan yang lainnya ber oh ria.
Kemudian menuju atas bukit. Tuk menghilangkan rasa stress mereka dan dahaga sayugo.
Glek glek glek.
Sayugo selesai minum lalu mengangguk kepada ketiga temannya. Malam hampir tiba tepat pukul 18.00
Keempat remaja itu turun dari hutan itu yang berbukit. Menyiapkan senter dan senjata mereka. Sayugo yang terlihat berani saat ini maju dengan senternya. Menuju sebuah jalanan disana. Angin kecil menerbangkan beberapa sampah disana sekaligus membuat energi angker bertambah. Untungnya sayugo cukuo terlatih. Marra pun terlihat tidak takut sama sekali. Mereka mengendap berjalan. Semuanya mengawasi arah mereka masing-masing.
Megamu melirik ke kanan. Bersamaan itu sesuatu menabrak pembatas kayu itu.
Braaak.
Semuanya mundur. Asap masih mengepul dengan gemetar sayugo mencoba menerangi hal yang misterius itu.
"Apa itu?" tanya sayugo.
Lalu terlihat di depan mereka manusia yang terlihat menyeramkan dengan mata memerah hampir keluar dan kulit pucat dipenuhi bekas luka itu.
"Guaaah!"
Mahkluk seram yang sepertinya seorang wanita hamil itu maju dengan larian asal. Terlihat kuku-kunya juga sangat panjang dan lancip.
Sato dan yang lain mundur. Lalu dengan heroik marra mencoba menebas. Kepala mahkluk itu tertebas dengan cepat menggunakan pedang dari marra.
"H-hebat," puji sato dan sayugo.
Megamu kemudain melirik ke arah lain dan terlihat segerombolan lain. Lima zombie aneka kelamin. Berlari sangat lamban.
"Serang mereka," ucap marra.
Kemudian sato mengambil pelatuknya dan juga sayugo dan megamu. Megamu terlihat membidik dia sepertinya dapat melihat dengan jelas dalam gelap.
Sato kemudian menembakan banyak peluru. Namun sayang keterampilannya menembak masih amatir. Pelurunya menyebar dan beberapa saja yang bisa mengenai mahkluk-mahkluk itu.
Sato terlihat kesal. Kini sayugo tersenyum remeh pada sato.
"Lihatlah sang koboy bebop beraksi," ucap sayugo dengan penuh kesombongan.
Terlihat anak itu melompat mendekat.
"Woy bodoh kenapa malah maju," ucap sato heran.
Marra bersiap juga tuk melindungi sayugo yang sepertinya gegabah itu.
Namun sayugo dengan lihai dan berbagai gaya. Berhasil memasukan banyak peluru ke tubuh mahkluk-mahkluk itu. Membuat mereka tak berdaya dan mati.
Dor do dor dor.
"Fiuh," dengan gaya ala cowboy dan meniup asap di kedua corong pistolnya itu. Sayugo terlihat sangat bangga.
"Hehehe bagaimana?" ucap sayugo saat berada di dekat sang rivalnya yaitu sato.
Sato tak memandang sayugo. Pemandangan itu membuat megamu dan marra tersenyum kecil. Tak dipungkiri kelakuan duo itu memang sangat freak dan gak masuk akal.
Lalu lanjut. Kini mereka menuju kesebuah bangunan yang terlihat mencurigakan. Karena banyak darah dimana-mana.
"Sepertinya darah ini masih baru," ucap megamu dengan matanya yang bersinar setelah mencium aroma darah di tapak kakinya.
"Begitu, jadi kemungkinan masih ada manusia yang hidup disini," ucap marra serius.
Kemudian keempat orang itu mengangguk. Kali ini sato yang berjalan di depan. Sato menggunakan santer berjalan mendahului yang lain.
"Hati-hati," ucap marra kepada sato. Membuat sayugo agak kesal.
"Cih." bunyi mulut kekesalan sayugo.
Mereka kini menuruni tangga bawah tanah. Mereka berjalan sesuai arahan dari megamu yang sepertinya tahu dimana manusia yang selamat itu. Namun.
Graaaaor.
Sesuatu muncul dari lubang tembok disamping mereka. Dekat dengan megamu. Seorang pria yang sudah menjadi zombie dengan kekuatan besarnya. Dia merangkul megamu atau fernie yang sepertinya kurang bagus dalam hal reflektivitas.
"Ugh." Megamu berusaha melepaskan diri. Namun kekuatan mahkluk itu sangat kuat. Terlihat dia hampir memakan daging leher fernie itu.
"Sialan," teriak sato dan menendang serta menembakan m2 miliknya dari jarak dekat. Hal itu membuahkan hasil dan mampu merobohkan sosok agresif itu. Tak sampai situ sosok itu bangkit. Mengambil paksa tembok beton itu dalam gengamannya dan mencoba menyerang mereka berempat. Keempatnya kemudian naik ke atas kembali.
Groaaarg.
Sosok menyeramkan itu masih mengejar ternyata. Lalu sato berusaha menembaknya namun pelurunya nyasar. Sayugo dari tadi terlihat terbirit-birit dari yang lainnya.
"Hey botak, lakukanlah hal yang tadi. Jangan bilang kau takut sekarang hah," ucap sato kepada sayugo. Membuat remaja rambut tipis itu menghentikan langkah. Lalu ekspresinya berubah. Sato dan yang lainnya ikut terheran dan berhenti.
"Cih, ayo lakukan aksi coboymu lagi atau jangan-jangan itu cuma kesalahan?" ucap sato membuat sayugo berani maju.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments