Pasukan Hantu

*

*

Rama menjatuhkan seekor kijang yang sudah tak bernyawa di depan rekan satu timnya, dari hasil buruannya di tengah hutan selama hampir setengah hari, ini sudah memasuki minggu terakhir mereka menjalani pelatihan di kamp khusus. Setelah pada suatu malam sekitar empat minggu yang lalu mereka di bawa dan tinggalkan di hutan terpencil berbekal peralatan dan bahan makanan seadanya.

Dan tiga hari yang lalu mereka kehabisan bahan makanan yang akhirnya membuat para pria yang tengah menjalani pengujian mental dan fisik secara ekstrim itu melakulan hal yang tak pernah mereka bayangkan.

Berburu hewan, menggali akar umbi-umbian dan memetik dedaunan untuk di makan. Mereka bahkan tidur di perkemahan yang terbuat dari batang dan ranting pohon juga dedaunan yang di tata sedemikian rupa agar bisa di tinggali.

Setiap hari selama hampir satu bulan bertahan hidup di hutan yang terpencil untuk melatih insting dan kemampuan. Dan terbukti, mereka semua mampu melakukannya. Ini penting, karena segala kamungkinan itu bisa saja terjadi selama mereka menjalani tugasnya. Selain kemampuan menggunakan senjata dan menguasai teknologi, para anggota pasukan hantu di tuntut untuk bisa menguasai keadaan di berbagai medan. Menghadapi tekanan dan kesulitan yang tidak terbayangkan oleh manusia normal pada umumnya. Dan merupakan suatu keajaiban karena hingga kini mereka dapat bertahan hidup tanpa mengalami gangguan mental sama sekali.

"Aku sudah menghitung, setidaknya dalam tiga tiga hari terakhir ini mereka akan datang untuk menjemput kita." Garin bersuara. Mereka sedang menikmati makanan hasil berbur tadi siang. Satu kerjasama yang baik di lakukan di antara dua pribadi yang selalu berseberangan ini.

"Tidak semudah itu kawan, karena pengujiannya belum berakhir." sahut pria lainnya dari angkatan laut yang biasa di panggil Juno.

"True, bisa saja kita menghadapi ujian terakhirnya nalam ini, besok atau entah kapan. Tapi selama kita masih berada di sini, maka semuanya belum berakhir." sahut yang lainnya lagi.

"Ujian terakhir?" Rama menimpali.

"Yeah, kau tak tahu apa yang akan mereka lakukan untuk menyiksa kita." mereka kemudian tertawa.

"Berdoa saja kau masih bisa bertahan hingga akhir, dan yang terpenting kau masih bisa mempertahankan kewarasanmu hingga kau tiba di rumah." mereka saling menyemangati.

Kemudian setelah beberapa saat berbincang, ke delapan pria itu memutuskan untuk beristirahat. Memadamkan api unggun, merapikan segala peralatan dan makanan, juga masuk ke kemahnya masing-masing. Mengumpulkan lagi tenaga untuk tugas selanjutnya yang mungkin akan mereka dapatkan esok hari.

*

*

Kegaduhan jelas mengganggu semua orang yang tengah berselancar di alam mimpi. Mereka terbangun dalam keadaan limbung dan kebingungan. Di serang oleh sekelompok pria berpakaian hitam-hitam lengkap dengan topi baja dan penutup wajah, sehingga tak ada seorang pun yang dapat mengenalinya.

Dengan todongan senjata dan sinar lampu di kegelapan malam mereka di giring ke suatu area. Semacam area simulasi medan pertempuran lengkap dengan jalur dan persenjataan khususnya.

"Prajurit! Bersiap!" seseorang dari pengiring di belakang berteriak lalu menembakan senapannya di udara.

Rama dan rekan-rekannya masih mengumpulkan kesadaran. Mencoba menyeimbangkan tubuh dan pikiran juga pandangannya ketika seseorang di belakang mereka menyerahkan sepucuk senjata kepada masing-masing yang berjajar di jalurnya.

"Tiarap!" pria di belakang kembali berteriak dan mereka segera melakukan perintah.

"Merangkaklah, dan jangan pernah berhenti sampai kalian tiba di garis finish. Atau puluhan peluru tajam akan menembus tubuh kalian tanpa ampun." pria di belakang berbicara.

"Apa pun yang terjadi, teruslah bergerak sampai kalian menemukan jalan, walau itu cara tersulit sekalipun." katanya lagi kemudian kembali menembakan senapannya. Dan pria-pria calon anggota pasukan hantu itu tak punya pilihan lain selain menurut.

Masing-masing dua orang di antara mereka di perintahkan untuk maju berurutan. Tiarap di tanah yang dingin kemudian merangkak hingga ke tengah area yang tanahnya semakin lama terasa semakin basah.

"Tetap tiarap dan terus merangkak sampai akhir!" teriakan itu terdengar lagi seiring pergerakan mereka yang semakin ke tengah dan memasuki area licin dan berlumpur. Yang sedikit menyulitkan pergerakan mereka.

Cuaca yang dingin, tanah yang basah juga lumpur yang memanuhi tubuh hingga wajah. Belum lagi penerangan yang sangat minim yang menambah kesulitan hingga berkali-kali lipat.

Lalu suara desingan senapan mulai mengudara. Peluru-peluru mendarat di sisi kanan dan kiri mereka, hanya berjarak beberapa senti saja dari tubuh-tubuh yang tengah merangkak berusaha keluar dari kubangan lumpur.

Mereka sempat berhenti, namun kemudian tembakan itu semakin lama menjadi semakin sering terjadi. Peluru-peuru berhamburan di sekitar mereka, menancap di batu atau menembus tanah sehingga menimbulkan cipratan dari lumpur yang tergenang.

Entah berapa ribu tembakan yang di arahkan kepada mereka, jelas membuat adrenalin berpacu semakin cepat. Apa lagi ketika beberapa kali granat di lemparkan ke setiap penjuru secara bergantian. Menimbulkan ledakan yang cukup membuat nyali siapa pun menciut karenanya, walau bagi seorang tentara ptofesional sekalipun.

Rama bahkan sampai melepaskan senapan di tangannya dan memilih menutup kedua telinganya di saat tanah di sekeliling mereka di berondong tembakan dan di jatuhi granat.

Hingga akhirnya ke delapan orang tersebut tiba di garis batas setelah melewati kubangan lumpur mematikan. Bukan karena dalamnya lumpur, tapi karena tembakan yang entah berasal dari mana.

Mereka berbaring terlentang di area terbuka lainnya, dengan keadaan basah kuyup penuh lumpur. Kedinginan dan ketakutan, namun merasa lega setelahnya. Garin bahkan menangis sesenggukkan dan meracau dengan bahasa yang tidak terlalu di mengerti.

"Aku besumpah jika aku selamat setelah dari tempat ini, aku akan selalu berbuat baik tanpa memandang siapa pun!" pria itu mengusap wajahnya yang di penuhi lumpur.

Sementara Rama dan yang lainnya hanya tertawa terbahak-bahak, melepaskan ketakutan luar biasa yang sempat mendominasi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Selamat, prajurit. Kalian berhasil menjalani pelatihan khusus ini." Bima Sakti memasangkan lencana dada kiri pria-pria yang kini telah resmi menjadi bawahannya secara bergantian.

Siang yang terik pada hari terakhir mereka berada di kamp pelatihan. Mengenakan seragam hitam dan rompi anti peluru lengkap dengan topi baja, senjata api dan peralatan lainnya.

"Kalian adalah pasukan hantu. Bergerak tak terlihat, bertindak tanpa terdeteksi. Tugas kalian adalah menangani kasus rahasia, yang tidak bisa di tangani oleh petugas biasa. Pekerjaan kalian tetap di kesatuan masing-masing, tapi panggilan tugas bisa datang kapan saja, tergantung seberapa berat ancaman di luar sana." pria itu kembali mengenakan kaca mata hitamnya.

"Sekarang, pulanglah ke rumah, temui keluarga kalian dan hiduplah senormal mungkin. Tapi ingat, kerahasiaan pekerjaan ini harus di jaga dengan baik, atau bahaya akan mengancam orang terdekat kalian. Di dunia nyata kalian tidak ada. Hanya sebagai petugas biasa, dengan pekerjaan biasa." pria itu mengakhiri pernyataannya.

*

*

*

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Ray Aza

Ray Aza

sepupuku dl waktu ujian kopassus dilepas bebrp hari di hutan hny dibekali pisau belati.. yg bertahan hidup yg lolos msk kesatuan.

2023-04-06

1

Pepen Sumarna

Pepen Sumarna

Hebat dan keras latihannya itulaah gambaran latihan pasukan khusus ....

2023-03-20

3

putri_rubenz

putri_rubenz

berasa lg ntn MI..auto terngiang2 backsoundnya 😅😁

2023-01-07

2

lihat semua
Episodes
1 Chaos
2 Mimpi Buruk
3 Kehidupan Lain
4 Percobaan Pertama
5 Percobaan Kedua
6 Wawancara
7 Aslan
8 Kenyataan
9 Ledakan
10 Rumah Sakit
11 Orang Baik
12 Tes
13 Usaha Kaysa
14 Pelatihan Khusus
15 Pasukan Hantu
16 Pulang
17 Misi Pertama
18 Pekerjaan
19 Misi Kedua
20 Berteman Dengan Aslan
21 Aslan Dan Rama
22 Kecurigaan
23 Intel
24 Ketahuan
25 Pria Sejati
26 Prosedur
27 Aslan #2
28 Bullying
29 Pemicu
30 Rama Dan Kaysa
31 Antara Misi Dan Cari Jodoh
32 Perdebatan
33 Tanggung Jawab
34 Membujuk Aslan
35 Keputusan
36 Kepulangan Rama
37 Pertahanan Rama
38 SAH!!
39 Malam Pengantin
40 Rumah Tangga
41 Sarapan Bersama
42 Cuti
43 Cuti #2
44 Alasan
45 Orang Tua
46 Imbalan
47 Gemas
48 Bertugas Lagi
49 Olah Raga
50 Balada Kucing Dan Anjing
51 Back To Mission
52 Tahanan Khusus
53 Misi Yang Berbahaya
54 At The Red Line
55 Behind Enemy Lines
56 Selamat
57 Penghargaan
58 Rumah Baru
59 Pangkat Dan Keluarga
60 Kegigihan Kaysa
61 Latihan Lagi
62 Aman
63 Mawar Putih Di Makam Livia
64 Psycho Thing
65 Percakapan Larut Malam
66 Mimpi Buruk #2
67 Rencana
68 Rencana Dan Makanan Pedas
69 Penyelidikan
70 Something
71 Sebuah Ancaman
72 Revealed
73 Pertukaran
74 Mercy
75 Urusan Pribadi
76 Siaran Langsung
77 Hari Pembalasan
78 Livia
79 Kelegaan
80 Masa Tenang
81 Aslan #3
82 Latihan Tinju
83 Balada Testpack
84 Mood
85 Balada Testpack #2
86 Adiknya Aslan
87 Pengunduran Diri
88 Breaking News
89 Proses
90 Keuntungan
91 Aslan Dan Wawancara
92 Wawancara Kedua
93 Gugup
94 Persidangan Pertama
95 Liputan Khusus
96 Sidang Kedua
97 Polisi Garang
98 Bukti Tambahan
99 Penyelidikan Kaysa
100 Heart Breaking
101 Sidang Ketiga
102 Kemarahan Rama
103 Kekacauan
104 The Dark Side
105 Pembicaraan Serius
106 Wawancara Terakhir
107 Sidang Putusan
108 Keluarga
109 Extrapart #1
110 Extrapart #2
111 Extrapart #3
112 Ekstrapart #4
113 Extrapart #5
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Chaos
2
Mimpi Buruk
3
Kehidupan Lain
4
Percobaan Pertama
5
Percobaan Kedua
6
Wawancara
7
Aslan
8
Kenyataan
9
Ledakan
10
Rumah Sakit
11
Orang Baik
12
Tes
13
Usaha Kaysa
14
Pelatihan Khusus
15
Pasukan Hantu
16
Pulang
17
Misi Pertama
18
Pekerjaan
19
Misi Kedua
20
Berteman Dengan Aslan
21
Aslan Dan Rama
22
Kecurigaan
23
Intel
24
Ketahuan
25
Pria Sejati
26
Prosedur
27
Aslan #2
28
Bullying
29
Pemicu
30
Rama Dan Kaysa
31
Antara Misi Dan Cari Jodoh
32
Perdebatan
33
Tanggung Jawab
34
Membujuk Aslan
35
Keputusan
36
Kepulangan Rama
37
Pertahanan Rama
38
SAH!!
39
Malam Pengantin
40
Rumah Tangga
41
Sarapan Bersama
42
Cuti
43
Cuti #2
44
Alasan
45
Orang Tua
46
Imbalan
47
Gemas
48
Bertugas Lagi
49
Olah Raga
50
Balada Kucing Dan Anjing
51
Back To Mission
52
Tahanan Khusus
53
Misi Yang Berbahaya
54
At The Red Line
55
Behind Enemy Lines
56
Selamat
57
Penghargaan
58
Rumah Baru
59
Pangkat Dan Keluarga
60
Kegigihan Kaysa
61
Latihan Lagi
62
Aman
63
Mawar Putih Di Makam Livia
64
Psycho Thing
65
Percakapan Larut Malam
66
Mimpi Buruk #2
67
Rencana
68
Rencana Dan Makanan Pedas
69
Penyelidikan
70
Something
71
Sebuah Ancaman
72
Revealed
73
Pertukaran
74
Mercy
75
Urusan Pribadi
76
Siaran Langsung
77
Hari Pembalasan
78
Livia
79
Kelegaan
80
Masa Tenang
81
Aslan #3
82
Latihan Tinju
83
Balada Testpack
84
Mood
85
Balada Testpack #2
86
Adiknya Aslan
87
Pengunduran Diri
88
Breaking News
89
Proses
90
Keuntungan
91
Aslan Dan Wawancara
92
Wawancara Kedua
93
Gugup
94
Persidangan Pertama
95
Liputan Khusus
96
Sidang Kedua
97
Polisi Garang
98
Bukti Tambahan
99
Penyelidikan Kaysa
100
Heart Breaking
101
Sidang Ketiga
102
Kemarahan Rama
103
Kekacauan
104
The Dark Side
105
Pembicaraan Serius
106
Wawancara Terakhir
107
Sidang Putusan
108
Keluarga
109
Extrapart #1
110
Extrapart #2
111
Extrapart #3
112
Ekstrapart #4
113
Extrapart #5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!