BaB 20.

"Ihhh Kak Roy, bercanda aja sih? orang aku lagi serius juga." ucap Markisa dengan mencubit pinggangnya Royco, sontak membuat Royco menjerit sakit.

"Auw sakit tau Dek," pekik Royco. seraya mengusap-ngusap pinggangnya.

"Lagian Kakak sih, pake acara godain aku. Kan, jadi kesal akunya." ucap Markisa Kesal dan langsung membelakanginya, sambil menyilangkan tangan di bawah dadanya.

Melihat hal itu, Royco langsung berjalan menghampiri Markisa yang sedang cemberut, kemudian dia pun langsung memeluknya dari belakang.

"Adek sayang, maafin Kakak yah. Kakak nggak bermaksud menyinggung mu, sebagai rasa permintaan maaf nya. Kakak mau mengungkapkan sesuatu kepada Adek," ucapnya seraya terus memeluk Markisa dari belakang, dan sambil menaruh dagunya di bahunya Markisa.

Mendengar itu, Markisa langsung melonggarkan tangan yang sedang mendekapnya. tak lama dia pun memutar tubuhnya hingga saling berhadapan.

"Apa itu Kak?" tanya Markisa dengan menaruh kedua tangannya di pundak Royco.

"I love you," Royco dengan berbisik ketelinga nya.

"I love you to," balas Markisa lembut.

Tak lama Royco pun langsung mencium mesra bibirnya Markisa, Markisa pun membalas ciuman itu dengan hangat.

"Dek, kita lanjutkan lagi yah permainan itu." pinta nya dengan lembut.

"He'e," jawab Markisa tersenyum malu.

Dengan cepat Royco pun langsung menggendong Markisa, untuk dibawah dan langsung membaringkan tubuh itu di atas tempat tidur.

Tak lama dia pun langsung merangkak untuk menaiki tubuh polosnya Markisa, Markisa terlihat pasrah saat Royco mengendus dan mensesap bukit kenyalnya dengan lembut.

"Ahhh ahhh ahhhh," rintih nya saat puncak bukit kenyalnya dimainkan dengan ujung lidah.

Royco terus mensesap bukit itu hingga meninggalkan jejak kepada pemiliknya, sesekali dia pun menggigit kecil puncak bukit itu.

"Ahhh ahhh ahhh," rintih Markisa yang terbuai saat tangan nakal Royco merema* bukit yang satunya.

Bosan dengan bukit itu, Royco pun langsung berpindah kebukit yang satu nya, disesapnya juga bukit itu dengan lembut hingga meninggalkan tanda merah pada bukit itu.

"Chups chups chups." Royco layaknya seorang bayi yang sedang kehausan, karena dengan rakus terus mensesap bukit itu.

Tak lama Royco pun langsung melepaskan kain segitiga yang menutupi "V" nya Markisa, untuk sesaat Royco terdiam karena terpesona melihat keindahannya.

Hatinya pun merasakan dag dig dug serr, saat tangan nakal nya meraba dengan lembut **** ********** itu. Dan dengan tangan itu Royco langsung mengangkat kedua kakinya Markisa, sehingga area itu semakin jelas untuk dilihatnya.

Tak ingin membuang-buang waktunya, Royco langsung mendekatkan kepalanya ke "V" yang sudah menganga itu. Terlihat lidahnya langsung menjulur keluar, seakan ujung lidahnya sudah tak sabar ingin cepat menyentuh bahkan sampai masuk kedalam "V" nya Markisa.

"Ahhh ahhh ahhh," Markisa langsung merintih penuh nikmat, terlihat panggulnya menggeliat, dan kedua tangannya pun sampai mencengkeram kuat sprei yang menjadi alasnya hingga terlihat acak-acakan.

Royco semakin rakus menikmati "V" itu, hingga tercium aroma khas yang keluar dari dalamnya. seakan ada cairan sedikit kental yang memaksa keluar dari dalam sana.

"Ahhhh ahhh sudah Kak, sudah. Aku sudah nggak tahan," rintihnya dengan menggeliatkan panggulnya.

Sesaat Royco menyudahinya, dan langsung menjatuhkan badannya di dekat tubuh polosnya Markisa.

"Haaa haaa, sekarang giliran kamu yah Dek." ucap Royco dengan nafas ngos-ngosan.

Markisa pun langsung bangun, dan duduk di dekat panggulnya Royco. Nampak terlihat oleh dirinya pisang ambon yang tengah berdiri sombong, sedang bergerak-gerak sendiri menambah kesan aneh bagi Markisa yang masih awam.

"Aku harus ngapain Kak?" tanya Markisa yang sedang bingung, dengan pisang ambon milik Royco.

"Kan, tadi sudah Kakak ajarin cara memainkan pisang ambon itu. Sekarang tinggal kamu praktekkan saja," ucap Royco dengan sedikit mengangkat badannya.

Dengan malu-malu meong Markisa langsung meraih pisang ambon itu, dengan tangan yang sedikit gemetar. Maklum dirinya belum pernah menyentuh bahkan memainkannya. Sehingga diapun terlihat diam, meskipun tangannya tengah memegang pisang ambon itu.

"Ayo Dek, cepat gerakan tanganmu naik turun." titah Royco sembari menatap kearah di bawah sana.

Markisa sedikit-demi sedikit menggerakan tangannya, sesuai dengan apa yang sudah Royco ajarkan pada dirinya.

"Nah kaya gitu Dek, terus Dek. Jangan ragu-ragu, sekalian masukin ke mulut mu yah." pinta Royco.

Dan dengan memejamkan matanya, Markisa pun memasukan pisang ambon itu. Sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Royco, namun karena ketidak pahaman nya Markisa dalam melakukan hal itu.

Justru caranya itu membuat yang punya pisang merasakan kesakitan, sebab Markisa mengurut pisang itu menempel di giginya.

"Auw sakit, jangan seperti itu Dek melakukannya. Tutup gigi mu dengan bibirmu, agar pisang ambon Kakak tidak sakit seperti ini nih," ucap Royco yang memberikan contoh.

"Maaf Kak, aku kan nggak tau." ucap Markisa kecewa.

Kini Markisa kembali memasukan pisang ambon itu kedalam mulutnya, kemudian diapun langsung mengurutnya naik turun dengan mulut nya.

Klok klok klok ahhhh...

Klok klok klok ahhhh...

Markisa terus mengurut piasng ambon miliknya Royco, hingga berulang-ulang kali, sesekali diapun mengeluarkanya untuk mengambil nafas.

"Ahhh ahhh ahhh, iya Dek. Seperti itu terus dek," rintih Royco sambil membimbing Markisa.

"Kak, sudah yah. Mulut ku capek tau," pinta Markisa.

"Yasudah, sekarang kamu naik ke atas Kakak." ucap Royco terus membimbing Markisa.

Markisa pun melangkahkan kakinya hingga melewati tubuh Royco yang tengah berbaring, kemudian dituntunnya pisang ambon itu masuk kedalam "V"nya.

Slebb ahhhh, pisang ambon pun masuk begitu sangat mudahnya. Sensasi hangat dan sedikit berdenyut mulai dirasakan, saat pisang ambon dengan tegak menerobos masuk.

"Gerakan panggul mu naik turun yah Dek," ucap Royco.

Markisa pun turut, dengan menggerakan panggulnya naik turun hingga berulang-ulang kali. Sementara Royco tengah merema*s- rema* kedua bukit kenyal Markisa yang tengah mumbul mengikuti gerak sang empuh.

"Bagaimana, enak nggak Dek di atas?" tanya Royco, sambil menikmati pisang ambonnya terus di genjot.

Markisa hanya mengangguk iya, karena merasa malu untuk mengatakannya.

Tak lama kemudian...

Sensasi aneh mulai dirasakan oleh Markisa, saat dirinya tengah asik bergoyang di atas tubuh polosnya Royco. Karena tetiba rintihan yang keluar dari mulutnya mulai terdengar, seakan dirinya sudah mendekati puncak kenikmatannya.

"Ahhh ahhh ahhhh, Yes yes yes, Kak aku mau sampai." ucap Markisa yang semakin cepat pacuannya.

"Iya Dek, terus dek."

"Arrrgh arrgh arrgh, Kak aku sampai." ucap Markisa dengan memelankan gerakannya sambil menekan kuat panggulnya.

Tak lama kemudian Markisa pun terkulai lemas, dan langsung membanting tubuhnya. Tepat disamping tubuh polosnya Royco, terlihat nafasnya naik turun tidak beraturan.

"Sekarang giliran Kakak yah Dek," ucap Royco yang sudah bersiap-siap.

Royco dengan cepat langsung memasukan pisang ambonnya kedalam "V"nya Markisa, Sleeb ahhh dan dengan cepat Royco langsung menghentak dengan kuat-kuat panggulnya.

"Ahhh ahhh ahhh, Dek Kakak mau sampai Dek." Royco yang dengan cepat mengentakkan panggulnya.

Dan dengan cepat Royco langsung mencabut pisang ambon itu, dan menumpahkan lahar putihnya di atas perutnya Markisa.

"Arrgh arrrgh arrghh," Royco yang mengejang dan bergidik penuh Nikmat.

Terpopuler

Comments

Selly Citra kirana dewi

Selly Citra kirana dewi

🆗🆗🆗

2022-05-15

3

Wong Benggoi

Wong Benggoi

asyikk

2022-05-03

3

Apahnyadillae

Apahnyadillae

aaa hhh yrrf

2022-05-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!