BaB 9 Pembuktian Cinta Markisa

...Warning keras...

Cerita ini khusus yang sudah beristri/bersuami, jadi bocil dilarang ngintip...

Melihat itu Royco langsung menelan salivanya, disaat mata nakalnya menatap penuh harap tubuh bening milik Markisa, seakan dirinya sudah tidak sabar lagi ingin segera menjamah tubuh gadis itu.

"Sini, Neng. Duduk didekat saya!" seru Royco dengan tangan mengepak bed yang sedang didudukinya.

Tanpa merasa takut Markisa langsung, melangkah pergi menuruti perintah Royco untuk duduk diatas bed dekatnya.

"Tunggu sebentar yah Neng, ada sesuatu yang ingin saya berikan untuk Neng." ucap Royco yang langsung berlalu pergi untuk mengambilnya.

Dan tak lama Royco pun sudah datang lagi, dan langsung memberikan sesuatu itu kepada Markisa.

"Nih, Neng. Minum dulu obat ini!" pinta Royco.

"Obat ... ?" Tanya Markisa kaget.

"Iya obat," jawab Royco singkat.

"I--itu, obat untuk apa kak? kenapa aku harus minum obat itu? aku 'kan nggak sakit kak." ucap Markisa bingung seraya menatap pil yang ada di tangan Royco.

"obat ini adalah penunda hamil jika kita bersetubuh nanti. Jadi Neng nggak perlu kuatir dengan obat ini," terang Royco menjelaskan.

Setelah dijelaskan dan paham mengenai obat itu, akhirnya Markisa langsung meraih obat itu dari tangan Royco. Tak lama Markisa langsung menelan obat itu sambil ditemani sebotol air mineral.

"Glukk," Markisa dengan memicingkan kedua matanya.

"Kak, aku masih merasa malu untuk melakukanya hubungan terlarang ini." ucap Markisa dengan canggung.

"Malu sama siapa sih Neng? kita kan cuma berdua, jadi ngapain harus malu?" ucap Royco meyakinkan.

Dengan perlahan Royco mulai memajukan bibirnya, menuju bibir lembut milik Markisa yang tengah gemetar itu. Lalu bibir itu mulai menciumi rakus bibir milik Markisa. Markisa mencoba untuk memberanikan dirinya, dengan perlahan-lahan mulai membalas serangan-serangan yang telah dilancarkan oleh bibirnya Royco. Sehingga membuat lidah mereka saling menyahut dan membelit satu sama lainya karena terbawa larut kedalam permainan itu.

Tak lama setelah itu Royco dengan perlahan mulai mendorong lembut tubuh Markisa, sehingga tubuh itu terbaring polos di atas bed.

"Tahan yah Neng, mungkin ini akan terasa sakit sedikit.Tapi ... sakit itu lama-lama akan hilang dengan sendirinya kok," ucap Royco membimbing.

Markisa terlihat mengangguk, setelahnya itu baru Royco langsung melepaskan kain yang berbentuk segitiga, yang masih menutupi daerah keintiman Markisa.

Mata Royco langsung di buat kagum, saat dirinya melihat secara dekat keindahan dari "V" Markisa. Yang begitu sangat indah dan juga menggoda dengan rumput liar yang masih sangat halus, yang tumbuh dengan indah mengelilinginya.

Dengan berjongkok Royco langsung mengendus dengan nakal area itu, tercium olehnya aroma yang khas keluar dari area itu. Sehingga membuatnya tak sabar ingin secepatnya bisa membobol area itu.

"Pelan-pelan yah kak," pinta Markisa lembut, sambil terlihat tegang diwajahnya.

Dengan perlahan Royco mulai mencoba memasukan barang pusaka kebanggannya itu, kedalam daerah keintiman Markisa yang masih sangat sempit itu.

"Auw sakit." pekik Markisa.

Mendengar teriakan itu Royco langsung menarik kembali barang pusakanya keluar, padahal pusaka itu baru separuh dari ujungnya saja yang sudah masuk.

"Sekali lagi tahan yah Neng," ucap Royco.

Dengan perlahan Royco kembali mencoba memasukan pusakanya itu, namun dengan reflek panggul Markisa langsung menggeliat seakan menolak keintimannya di masuki pusaka milik Royco. Sehingga membuat Royco gagal untuk membobol gawangnya Markisa yang sempit itu.

Untuk ketiga kalinya, Royco kembali mencoba memasukan barang pusakanya kedalam keintiman Markisa. Terlihat Markisa langsung menyungir menahan sakit yang teramat, saat Royco dengan perlahan memasukan pusakanya kedalam "V" nya.

"A--a--auw sakit Kak," rintih Markisa sambil terlihat butiran-butiran air yang keluar dari sela-sela sudut matanya.

"Tahan, Neng. sebentar lagi," teriak Royco yang sedang berusaha keras memasukan barang pusakanya.

Slebb, ahhhh barang pusaka milik Royco, akhirnya berhasil menerobos masuk kedalam "V". Nampak terlihat bercak merah mengalir keluar dari dalamnya, yang menandakan telah sobek sudah selaput darah dari Markisa.

"Hiks hiks hiks, perih kak." Markisa menangis.

"Tahan Neng, bentar lagi perih itu akan berganti Nikmat." ucap Royco.

Dan tanpa merasa dosa Royco langsung menghentakan panggulnya maju mundur, sampai berulang-ulang kali. Sehingga membuat perih yang tadi sempat dirasakan oleh Markisa, kini langsung hilang karena sudah berganti dengan nikmat.

Jerit tangis yang tadinya keluar dari mulutnya Markisa, kini langsung hilang karena sudah berganti dengan, jerit rintih penuh nikmat yang baru dirasakan oleh dua insan yang lagi mengumbar dosa.

"Bagaimana Neng? apakah masih sakit?" tanya Royco, yang terlihat masih menggenjot seraya menaiki kuda.

"Nggak kak, sekarang sudah hilang sakit itu. Dan kini sakit itu sudah berganti dengan enak-enak gitu, rasanya sungguh sangat sulit untuk bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi kak." ucap Markisa, yang terhanyut.

"Benarkan kata saya Neng, sakit itu akan hilang dan berganti dengan nikmat." ucap Royco, sambil tersengal.

Markisa terlihat mengangguk mengiyakan ucapan dari Royco, yang sedang asik menghentak dan menggenjotnya hingga tak kenal lelah.

Ruangan yang tadinya dingin dengan ac, kini langsung mendadak berubah menjadi panas. oleh permainan panas mereka, hingga terlihat keringat yang bercucuran keluar membasahi tubuh mereka.

"Neng, saya mau sampai." ucap Royco yang semakin cepat gerakannya.

"Aku juga Kak, buat aku sampai finis bareng Kakak. Cepat kak!" seru Markisa.

"Iya Neng, bentar lagi nih. Saya sampai Neng, Arrrgh arrgh arrgh." ucap Royco yang dengan kuat menekan panggulnya, dan terlihat ngos-ngosan nafasnya.

"Aku juga, telah sampai kak." jawab Markisa dengan menarik kuat panggul Royco dengan kedua tangannya yang lembut.

Tak lama kemudian Royco langsung menjatuhkan tubuhnya kesamping, karena terkulai lemas sehabis membobol kevirgin nya Markisa.

"Saya lemas Neng, haa haa haa." ucap Royco yang ngos-ngosan.

"Aku juga merasa lemas kak, bahkan dengkul ku sampai gemeteran gitu." ucap Markisa.

Suasana pun mendadak hening, disaat keduanya tengah berbaring bersama sambil menatap ke arah langit-langit kamar hotel itu.

Perasaan kuatir pun dengan tiba-tiba saja langsung menghampiri Markisa, setelah dirinya menyerahkan mahkota kebanggaannya kepada Royco.

"Kak, kak Roy percaya, kan. Kalau aku benar-benar mencintai kakak?" tanya Markisa dengan pembuktiannya.

"Percaya, Neng. Saya sangat percaya sekali, setelah pembuktian yang telah Neng berikan." ucap Royco.

"Aku harap, setelah kejadian ini. Kak Roy jangan ninggalin aku yah. Aku nggak mau jika suatu saat nanti, Kak Roy pergi ninggalin aku," pinta Markisa tulus.

"Nggak, Neng. Saya tidak akan pergi ninggalin Neng." ucap Royco.

"Janji ... ?" ucap Markisa, dengan mengacungkan jari kelingkingnya

Mendengar itu Royco langsung terdiam seraya menatap dengan sangat tajam, kearah kelingking dan juga wajah Markisa.

"Ayo, kak. Kenapa diam? Kakak mau, kan berjanji sama aku?" ucap Markisa.

"Iya, saya janji tidak akan ninggalin Neng." jawab Royco.

Terpopuler

Comments

Nayla Nazafarin

Nayla Nazafarin

Royco cakep g thorrrr

2024-06-09

3

Eko Nur Yanto

Eko Nur Yanto

enak dong Royko bisa belah duren Virgin lagi

2024-06-02

0

Devi Handayani

Devi Handayani

hayooo... jadi pria sejati klo sudah berjanji harus ditepati😎😎

2022-08-03

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!