"Sekarang kita berteman yah ... kamu mau kan, berteman dengan ku?" pinta Markisa tanpa ragu.
"Berteman ... ? Maksud Neng?" tanya Royco sedikit heran dengan Markisa, yang mau menjadikannya teman.
"Iya, kita berteman! dengan kita berteman, nanti kita akan menjadi sering bertemu. Dan dengan kita berteman, kita bisa saling bantu menyelesaikan segala masalah yang sedang kita hadapi." Markisa menjelaskan.
Royco terdiam, tidak menyangka siswi cantik yang menjadi murid di sekolahan favorit itu. Memintanya untuk menjadi teman nya, dalam hatinya merasa senang sekali dengan permintaan Markisa. Tapi dengan profesinya dia yang hanya seorang OB, di sekolahan itu harus membuatnya sadar diri. Kalau dirinya tidak pantas menjadi temannya Markisa, dan lebih memilih menolaknya saja.
"Maaf Neng! Apa pantas Neng berteman dengan OB macam saya? Neng nggak merasa malu nantinya?" ucap Royco dengan merendah.
"Loh, kenapa tidak pantas? Dan kenapa saya harus malu? Bukannya kita berteman boleh dengan siapa saja? kenapa harus pilih-pilih? Apa ada batasannya dalam mencari teman? Atau jangan-jangan ... kamu tidak mau berteman denganku?" cerca Markisa.
"Bukan itu maksud saya, Neng," Royco dengan lirih.
"Lantas, kenapa kamu begitu sulit menerima ku sebagai teman?" Markisa mencecar.
"Sa--saya," ucap Royco terbata.
"Roy, elo di suruh untuk menemui pengawas tuh di office!" ucap Andre dengan tetiba masuk di tengah percakapan.
"Tapi pekerjaan gue belum selesai, Ndre! Bagaimana ini?" ucap Royco sambil melirik kearah markisa.
"Sudah, kerjaan lo biar gue yang terusin! Lo temui saja pengawas. Siapa tahu ada hal penting yang ingin dia bicarakan sama elo." jelas Andre.
"Neng, saya pamit pergi menemui pengawas." ucap Royco ijin pergi.
Markisa terlihat kecewa dan langsung berlari pergi masuk ke dalam kelasnya, sebelum dia menjawab pamit yang Royco ucapkan kepadanya.
"Roy, apa yang terjadi dengan gadis itu? kenapa dia pergi dengan sesedih itu?" tanya Andre tidak mengerti.
"Gue nggak ngerti, Ndre. Sudahlah gue mau pergi ke office untuk menemui pengawas. Tolong elo lanjutin kerjaan gue yah!" Royco menyuruh Andre.
"Yaudah." ucap Andre.
Royco pergi dengan banyak pertanyaan di otak nya mengenai perubahan sikap Markisa, yang dengan sekejap mendadak berubah baik kepada nya, bahkan sampai menginginkan nya untuk menjadi temannya.
" Apa jangan-jangan itu semua karena keris ini ? kalau iya, berarti keris ini beneran sakti dong ? keris ini sudah menunjukan keampuhan nya dengan cepat, biarlah gadis sombong itu tersiksa dengan pikirannya tentang gue ! sementara gue, harus memanfaatkan nya ini semua dengan sangat baik. Senang nya gue hari ini." Royco membatin dalam hatinya.
Markisa masuk kelas dan langsung meringkuk menutupi wajah dengan tangannya, di atas meja sekolahnya sambil terisak-isak.
"Hiks hiks hiks"
Teman sebangkunya yaitu Leci, terlihat bingung dengan Markisa yang datang-datang menutupi wajahnya sambil menangis.
"Iss, elo nggak apa-apa?" tanya Leci sambil memegang bahu Markisa.
Hal itu sontak membuat Markisa langsung memeluk Leci dengan eratnya diiringi tangis dengan terisak-isak, membuat Leci semakin bingung dengan keadaan Markisa yang seperti itu.
"Ci tolongin gue! hiks hiks hiks," ucap Markisa diiringi tangisannya.
"Elo kenapa Iss? apa yang sudah di lakukan OB itu terhadap elo?" Leci menyelidik.
"OB itu---!" Markisa dengan terputus, tak mampu menceritakan nya kepada Leci.
"Iya, OB itu kenapa Iss?" Leci menyelidik kembali.
"OB itu--OB itu, hiks hiks hik!" Markisa yang belum kuat menjawabnya, yang membuatnya harus kembali menangis.
"OB itu melakukan apa Iss? apa OB itu menampar elo?"
Markisa menggeleng, bukan hal itu yang di lakukan OB itu kepada nya. Sehingga membuat Leci merasa bingung.
"Kalau bukan itu, terus apa yang telah OB itu lakukan Iss?" tanya Leci.
"OB itu tidak mau menjadi teman gue Ci! dia menolak menjadi teman gue, padahal kan gue tuh--gue tuh, sudah senang hati meminta nya untuk jadi teman gue Ci"
"Huuuft syukurlah, gue kira OB itu mengasari elo! sudah yah Iss, Jangan nangis lagi! Nanti gue bantu ngomong sama OB itu," ucap Leci.
"Yang benar Ci? elo mau bantuin ngomong sama dia," ucap Markisa terlihat senang nya, mendengar Leci mau membantunya.
Leci mengangguk mau, dan berkata: " Iya gue akan bantu elo, tapi elo harus berhenti nangis yah! sekarang kita pergi ke kamar mandi, nanti di jam istirahat sekolah kita pergi menemui OB itu!"
Markisa mengangguk mau, sehingga Leci langsung menuntunnya pergi ke kamar mandi.
...*****...
Singkat cerita jam istirahat sekolah pun datang juga, terlihat Leci dan markisa langsung pergi untuk menemui OB Royco.
"Nah, itu dia OB Royco! kita samperin dia yuk!" ucap Leci, dengan menunjuk kearah Royco.
Markisa terlihat begitu sangat senangnya, ketika dirinya dengan mudah bisa menemukan OB Royco.
"Mas!" teriak Leci, kepada Royco.
Royco menoleh dan langsung terkejut melihat dua orang gadis cantik, berdiri tepat di hadapan nya. Dan tanpa ragu Royco langsung menghampiri dua gadis cantik yang memanggil nya itu.
"mimpi apa gue semalam ? sampai gue di datangi dua orang gadis-gadis cantik ini! oh iya semalam, kan? gue mimpi keris itu ! " Royco membatin, sambil melirik ke arah Markisa serta Leci.
"Iya Neng, ada apa yah Neng memanggil saya?" tanya Royco.
"Eh mas--temen gue tuh, ingin bersahabat dengan Mas. Kenapa Mas menolaknya?" tanya Leci dengan tegas.
"Maaf Neng, saya tidak bermaksud menolak nya. Saya tidak pantas saja, saya ini hanya OB!jika berteman dengan kalian apa kalian tidak malu nantinya?" ucap Royco.
"Kak Roy!" Markisa menyela.
Leci serta Royco sendiri, langsung di buat terkejut saat mendengar Markisa memanggil OB itu dengan sebutan Kak Roy.
"Iss---?" Leci yang tidak mengerti dengan panggilan yang terlontar dari mulut Markisa.
"Elo tenang aja Ci! Biar gue sendiri yang ngomong langsung pada nya!" ucap Markisa sambil melirik ke arah Royco.
"Apa yang akan gadis itu lakukan? Dia mau ngomong apa sama gue? " Batin Royco sedikit bingung dengan Markisa.
"Kak, tolong dengarkan aku ngomong!" pinta Markisa.
Dengan tegang Royco mengangguk, dengan kode itu Dia menjawab.
"Selepas aku menjahili Kak Roy pagi tadi, entah kenapa dengan tetiba saja hati ini langsung berubah? hati ini rasanya gelisah sekali, hati ini tetiba tidak tenang! Hati ini baru bisa tenang di saat aku melihat Kak Roy, hati ini merasa senang saat aku ada di dekat Kak Roy! mungkinkah ini yang dinamakan cinta? rasa-rasa nya sih iya ini cinta! Aku mencintai mu Kak Roy ... Maukah kamu menjadi pacarku?" Markisa dengan senang mengungkapkan perasaan nya kepada Royco.
Jeng jeng....
Leci dan juga Royco begitu sangat terkejut bahkan sampai sok, tidak percaya Markisa bisa secepat itu jatuh hati kepada Royco. Bahkan sampai dengan cepat mengungkapkan isi hatinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Nuri Maulidia
ppet trs
2022-09-01
2
kay-kay
bener2 memustahilkan🤣🤣
2022-08-23
0
April Lia
eakkk....eakkkkk🤣 ni cerita agak somplakkk
tpi seruuuuu🤣🤣🤣🤣🤣
2022-08-07
1