Cinta mampu membuat mata dan juga pikiran Markisa menjadi buta, karena tak bisa membedakan hal baik dan juga hal buruk.
Tak perduli hal itu akan mencoreng nama baik orang tuanya atau tidak, baginya yang terpenting dia bisa menikmati maming nya sekaligus menghabiskan malamnya bersama orang terkasih. Tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi, setelah melakukan perbuatan itu.
seperti apa yang akan dilakukannya bersama dengan Royco, di sebuah kamar hotel tepatnya di kamar nomor 06.
"Kak, berikan aku obat seperti yang kakak berikan kemaren," pinta Markisa.
"Dek, Kakak tidak membawa obat itu. Kita pergi kesini dengan tiba-tiba saja, jadi mana sempat kakak membawanya." Terangnya seraya melepas jaket kemudian menggantungkannya.
"Terus, bagaimana dong Kak? tanpa obat itu, apakah kita nanti bisa aman dalam berhubungan badan? soalnya ... aku takut kalau nanti aku sampai hamil kak," tanya Markisa dengan mimik wajah khawatir, dan langsung menaruh bokongnya diatas bed.
"Kamu nggak perlu merasa takut Dek, meskipun tanpa obat itu. Kamu nggak akan bisa hamil kok, percaya deh sama Kakak," ucap Royco dengan menaruh tangannya di bahunya Markisa.
"Tapi Kak ... " Markisa menjedah.
"Sudah, nggak usah dipikirikan. Lebih baik kita mulai saja permainan itu. Ayo, kita langsung memulainya." pintanya cepat, dan dengan tangannya itu. Royco menuntun Markisa dalam melepaskan bajunya.
Selepas itu, baru dia sendiri yang melepaskan kain yang menutupi tubunya, hingga menyisakan kain sempa*nya saja.
"Kamu sudah siap, Dek?" tanya Royco, sebelum memulai pertempuran panasnya.
"Sudah Kak, aku sudah siap untuk menahan segala serangan yang akan Kakak berikan." ucapnya seraya merapikan posisinya.
"Baik, ayo. kita bersama-sama dalam menggapai kepuasan sesaat itu" ucap Royco antusias.
Royco mendekati Markisa yang tengah duduk di pinggir bed, dan langsung diraihnya wajah Markisa hingga mendongak keatas. Dan dengan sangat rakusnya, dia pun mencium habis bibir tipis milik Markisa hingga tak sedikitpun yang terlewat.
Sesekali Royco menjulurkan lidah nakal itu hingga menerobos masuk, dan langsung membelitkan nya terhadap lidahnya Markisa.
Chups chups chups, ahhhhh...
Royco mencium habis wajah Markisa, bibir, pipi, hidung, mata, kening, telinga, tengkuk, dan juga leher, semuanya habis tercium oleh bibir nakal nya.
"Ahhhhh ahhh ahhhh," tetiba Markisa merintih sambil mendongak ke atas dengan menggigit bibirnya sendiri, saat kedua bukit kenyal itu direma*- remas dengan lembut, sehingga terlihat begitu sangat sensual bibir itu.
Merasa tidak puas dengan kacamata yang membungkus bukit kenyal itu, Royco lantas membukanya dan langsung melemparkan jauh-jauh.
Mulut Royco langsung menganga air liurnya pun mengisi penuh mulut itu, saat dirinya melihat dengan jelas kulit bersih dan mulus bukit kenyal dengan sedikit warna merah jambu di atasnya.
Perlahan Royco meraba bukit kenyal itu, hingga berhenti tepat di puncaknya. Jari telunjuk dan jempolnya terlihat bekerja sama dalam memilin-milin tahi lalat yang menempel indah di puncak bukit kenyal itu.
"Ahhhh ahhh ahhhh," Markisa merintih, dengan menggeliatkan tubuhnya. Saat tangan nakalnya Royco memilin dengan lembut puncak bukit kenyalnya.
Tak mau kalah Markisa pun mulai meneuluspkan tangannya, masuk kedalam sempa*nya Royco. Didalam sana, tangan nakalnya Markisa dikagetkan dengan benda aneh, benda yang panjang besar dan sedikit berurat. Bisa bergerak-gerak sendiri( coba tebak benda apakah itu?)
"Heeemmmm," rintih Royco saat tangan halus markisa menyentuh pisang ambon miliknya. Sehingga membuatnya langsung bergegas melepaskan kain sempa*nya, memberikan jalan untuk tangan Markisa agar lebih bebas dalam memainkannya.
"Dek, sekarang Kakak yang duduk yah. Kamu jongkok saja di depan Kakak, sambil memainkan benda ini." ucap Royco dengan tangan yang menunjuk bagian bawah udelnya.
"Tapi kak ... aku tidak tau caranya memainkan benda itu? bisa Kakak ajarkan sekarang?" tanya Markisa polos.
"Adek jongkok saja di depan Kakak, dan pegang benda ini dengan lembut. Kemudian gerakan tangan Adek maju mundur, dan sesekali Adek bisa mencium ujung kepala benda ini. Bahkan Adek bisa memasukan benda ini kedalam mulut Adek," ucap Royco.
"Hoooooweeek, apa memasukan benda itu kedalam mulut aku? mendengarnya saja, rasa nya ingin muntah Kak. Nggak ahhh Kak, aku nggak mau melakukannya. Jijik tau, Nanti aku malah muntah-muntah lagi." ucap Markisa dengan menjingkutkan pundaknya.
Melihat itu Royco menggeleng-gelengkan kepalanya tidak mengira kalau Markisa sampai sepolos itu, hingga caranya memainkan pisang ambonnya saja sampai tidak tahu.
"huuftt, bagaimana yah membuat anak ini bisa mengerti? dia benar-benar belum mempunyai pengalaman sedikitpun tentang ini, masak gue harus menjelaskannya sampai detail sih? ketahuan main sama janda deh, ketimbang sama seorang gadis. Sama janda, tanpa diberitahupun dia bisa langsung mengerti. Huufft keburu mood gue hilang deh," Batin Royco.
"Gini Dek, Adek coba saja. Nggak bakalan bikin perut Adek merasa mual kok, nanti lama-lama juga bikin Adek ketagihan. Dan ingin mengulanginya lagi, seperti halnya waktu kemaren saja Dek. Awal kali pertama pisang ambon Kakak masuk dan membobol gawang Adek, awalnya terasa sakit, kan. Tapi lama-lama sakit itu hilang kan? dan berubah menjadi nikmat yang sangat luar biasa, sehingga Adek pun ingin mengulanginya lagi. Seperti itu Dek, coba saja kalau Adek tidak percaya." Royco panjang lebar.
"Tapi, Kak?" tanya Markisa Ragu.
"Coba saja Dek, nggak akan membuat Adek muntah-muntah kok. percaya deh sama Kakak, kalau nggak gini saja Dek, Adek bisa memakan permen ini. Dijamin permen ini tidak akan membuat perut Adek merasa mual saat memasukan pisang Ambon milik Kakak kedalam mulut Adek nanti." ucap Royco dengan menyodorkan permen untuk Markisa.
Dengan ragu Markisa langsung mengambil permen itu dari tangannya Royco, kemudian membukanya dan memakan nya langsung.
"Coba lakukan seperti apa yang sudah Kakak beritahukan tadi ke Adek," pinta Royco.
"Yah, kok malah tidur sih kak pisang amabonya?" Markisa sedikit terkejut ketika melihat pisang ambon milik Royco tertidur.
"Iya, ini gara-gara kamu sih Dek. Jadinya pisang ambon milik Kakak tidur deh, karena malas menunggu terlalu lama." ucap Royco.
"Yahhhhh, salah aku yah kak? yaudah maaf deh, terus gimana dong kak? kira-kira bangun laginya lama nggak Kak?" Markisa yang lagi-lagi dengan kepolosan nya, sehingga membuat Royco saat itu juga ingin tertawa terbahak-bahak.
Entah itu kekonyolan Markisa atau kepolosan nya, yang jelas Royco ingin tertawa melihat mimik wajah yang ditunjukan oleh Markisa.
"Nggak lama kok Dek, tinggal kamu usap-usap saja dengan lembut. Pasti dia akan bangun dengan sendirinya, tapi ... " ucap Royco dengan menjedah.
"Tapi apa Kak?" tanya Markisa penasaran.
"Awas, bisa-bisa dia langsung menggigit tangan kamu setelah bangun nanti. Soalnya takut dia marah, dibuat lama menunggu oleh Adek." Royco sedikit menggoda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Nonton Anima
lanjut
2022-05-11
5
Wong Benggoi
😚😚😚
2022-05-03
2
Alzahrah Alzahrah
🤗🤗🤗🤗
2022-05-01
2