"Iss, lo sudah gila yah? elo mencintai OB itu? secepat itu, elo menyukainya?" tanya Leci bertubi-tubi.
"Iya Ci, gue mencintai Dia," ucap Markisa dengan lirih. Seraya melirik ke arah Royco.
Dalam diam nya Royco merasa senang bisa di cintai oleh gadis cantik dan kaya, putri dari pegawai negri yang menjadi komite di SMA tersebut.
"Yes, akhirnya gadis sombong itu mencintai gue. Terima kasih wahai keris sakti, kalau bukan karena mu, mana mungkin gadis sombong itu dengan cepat bisa mencintai gue ! Baiklah, sekarang gue harus bisa memanfaatkan situasi ini. Akan gue buat Markisa memberikan apa saja yang gue mau ! termasuk, memberikan kesucian tubuhnya dengan suka rela, hee hee hee." Royco membatin merencanakan HASRAT TERLARANG nya.
Terlihat Royco langsung melangkah menghampiri Markisa dan Leci. Dia berpura-pura baik dengan menyuruh Markisa untuk menarik kata-katanya.
"Neng Saya mohon, Neng jangan bercanda! tarik kembali kata-kata Neng! Tidak pantas Neng mencintai Saya, Jangan kotori nama baik Neng dengan mencintai Saya yang hanya seorang OB ini!" ucap Royco dengan merendah.
"Kak, kumohon jangan menyiksa perasaanku dengan menyuruhku menarik kata-kataku lagi. aku sangat mencintaimu Kak Roy! apa salahnya jika aku mencintai seorang OB? cinta gak kenal batasan kak! Walau pun kakak cuma seorang OB di sekolahan ini! Tapi aku sangat mencintaimu Kak, mungkin--mungkin ini sudah menjadi karma ku yang sempat menjahili Kakak!" ucap Markisa.
"Omong kosong, itu bukan karma Iss! elo saja yang sudah gila! Gue jadi curiga sama OB ini, jangan-jangan OB ini menjampe-jampe elo Iss? kalau tidak, mana mungkin elo dengan sekejap bisa jatuh hati padanya!" serga Leci dengan melirik ke arah Royco dengan sinis.
"Gue nggak peduli Ci, terserah, elo mau ngomong apa? yang jelas, gue sangat mencintai kak Roy."
"Neng, saya ijin pergi! masih banyak kerjaan yang harus saya kerjakan!" ucap Royco yang masuk di sela-sela percakapan dua wanita itu.
"Kak, ku mohon jangan pergi dulu. Berikan jawaban atas perasaan ku terhadap kakak!" Markisa memelas dengan suara tegasnya.
"Maaf Neng, saya tidak bisa menjawabnya sekarang," ucap Royco yang dengan sengaja menggantung perasaan Markisa.
Royco berlalu pergi meninggalkan Markisa dan juga Leci, tanpa sepatah kata pun jawaban balasan perasaan akan cinta Markisa. Sehingga membuat Markisa semakin tersiksa dengan perasaannya itu, dan kini Leci yang akan menjadi sasaran pelampiasan kemarahan Markisa.
"Lo lihat Ci, lihat sekarang! gara-gara elo, kak Roy ku menjadi pergi! Bagaimana dengan perasaanku terhadap kak Roy? gue semakin tersiksa Ci! Bantu gue! bantu gue Ci, ku mohon hiks hiks hiks," Markisa kecewa dan menangis.
"Sadar Iss, sadar! elo kenapa menjadi seperti ini?" tanya Leci seraya mendekap tubuh Markisa.
"Kak Roy, hiks hiks hiks aku mencintaimu kak! hiks hiks hiks." Markisa menangis pilu.
Tak lama kemudian Markisa jatuh pingsan di pelukan Leci, sehingga membuat Leci langsung Panik.
"Iss,Iss lo kenapa Iss?" Panik Leci, dengan menampar kecil pipi Markisa.
"Tolong ... tolong ... tolong!" teriak Leci dengan panik nya.
Beberapa siswa dan siswi pun langsung berhamburan menghampiri Leci, setelah mereka semua mendengar Leci berteriak meminta tolong dengan sangat kencang.
"Apa yang terjadi dengan Markisa, Ci?"
"Gue nggak tahu! Dia nangis, terus pingsan begitu saja di pelukan gue! tolongin gue, bantu gue ngebawa pergi Markisa ke UKS!" pinta Leci.
Dengan bersama-sama, mereka semua bergotong royong membawa pergi markisa yang tengah pingsan itu ke ruangan UKS.
Sesampainya di sana, tubuh Markisa langsung dibaringkan di atas tempat tidur yang ada di ruangan itu.
"Iss, bangun Iss! jangan bikin gue takut dengan keadaan lo." Leci mencoba menyadarkan Markisa, dengan raut wajah paniknya.
Melihat itu salah satu siswi yang ada di tempat itu, berinisiatif pergi ke ruang guru untuk memberitahukan kalau ada salah satu murid nya yang tengah pingsan.
"Bu gawat, gawat bu!" ucap murid itu, dengan panik.
"Gawat kenapa?" tanya guru dengan bingung.
"Markisa pingsan, Bu. Sekarang dia lagi ada di ruangan UKS!" lapor murid tersebut.
Mendengar hal itu, dengan cepat sang guru langsung menelepon orang tua Markisa, sebelum ia pergi ke ruang UKS untuk melihat keadaan Markisa.
Singkat cerita...
Orang tuan dari Markisa tengah berjalan menuju ke ruangan UKS, setelah dirinya di kasih kabar oleh salah satu guru kalau putri nya pingsan.
"Markisa ... kamu kenapa sayang?" sang Ayah dengan Panik langsung memeluk Markisa.
"Ayah, hiks hiks hiks!" Markisa kembali menangis.
"Kenapa kamu bisa pingsan sayang?" tanya Ayah, dengan membelai rambut Markisa sesekali mengusap air mata Anak nya.
"Om, saya ingin berbicara dengan Om, sebentar." Leci menyela maksud hati ingin menceritakan asal muasal Markisa pingsan.
Ayah Markisa dan Leci langsung melangkah pergi keluar dari UkS. Leci pun langsung menceritakan alasan di balik pingsannya Markisa kepada Ayahnya.
"Apa .... ?" sang Ayah terkejut mendengar cerita dari Leci.
Dia langsung masuk kembali ke dalam UKS, ingin menanyakan langsung kebenaran cerita Leci melalui mulut Markisa. Sebelum itu, sang Ayah meminta ijin kepada guru serta murid yang ada di dalam untuk keluar.
"Maaf bu, saya ingin berbicara secara pribadi dengan anak saya!" ucap sang Ayah.
Ibu guru serta murid-murid yang lainnya langsung mengerti maksud dari Ayah nya Markisa, sehingga mereka semua langsung keluar dari dalam UKS untuk membiarkan Ayah dan Anak itu berbicara pribadi.
"Sayang, kamu jawab jujur yah. Apa benar kamu mencintai OB di sekolahan ini?" lembut sang Ayah bertanya.
Bibir Markisa seketika gemeteran, lidahnya pun keluh tidak sanggup berbicara jujur pada sang Ayah, mengenai perasaannya terhadap OB Royco.
"Kalau kamu diam berarti benar yang dikatakan teman mu itu pada Ayah," tebak sang Ayah.
"Hiks hiks hiks, Ayah maaf kan Markisa! perasaan itu datang dengan tiba-tiba saja. Markisa tak kuat melawan nya Yah, hiks hiks hiks!" ucap Markisa dengan menangis.
Meskipun terasa sakit mendengar kenyataan kalau Anak nya mencintai seorang OB, Sang Ayah mencoba dengan kuat menahan nya.
"Sayang, Ayah mu ini ketua komite di sekolahan favorit ini. Kalau orang-orang sampai tahu, putri Ayah jatuh cinta sama seorang OB, muka Ayah mau di taruh dimana? Ayah malu!"
"Yah, ku mohon! biarkan Markisa mencintai OB itu. Nanti Markisa bisa gila jika Ayah melarang nya. Markisa sangat mencintai OB itu, Yah!"
"Terus bagaimana? apa perasaan mu di balas oleh OB itu?" tanya sang Ayah dengan menahan kemarahannya karena dia tidak setuju akan perasaan anaknya yang jatuh cinta ke orang yang di anggapnya jauh dari kastanya.
Markisa menggeleng-gelengkan kepalanya, pertanda tidak untuk menjawabnya, sehingga membuat hati sang Ayah semakin sakit di buat nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Tuti Hayuningtyas
waduh kena guna2 si ob dia🤭🤭🤭🤭
2022-08-09
3
🇮🇩Imelda🇰🇷
gaswat kamu markisa, habis kamu di lantak sama royko 😂😂😂
2022-07-05
4
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
aduh, bpknya lg nyempil
2022-05-10
1