Markisa masuk kelas dengan melamun, memikirkan kejahilan yang di lakukan nya barusan tadi terhadap Royco. Rasa penyesalan pun datang dengan tiba-tiba menghampiri nya, yang entah kenapa kini semakin mengganggu pikiran serta hati nya.
Sementara Teman-teman Markisa justru masih tertawa senang, mereka tak sadar kalau Markisa terlihat menyesal sehabis menjahili Royco.
"Lihat guys!" ucap dari salah satu teman Markisa, yang terlihat memonyong kan bibir nya menunjuk kearah Markisa yang lagi melamun.
"Iya guys kenapa tuh Markisa? coba elo samperin gih! gue takut nya dia ke sambet setan lewat lagi, kalau terus melamun seperti itu!" ucap nya, ia menyuruh teman lain nya yang bernama leci.
Melihat itu salah satu sahabat dari Markisa yang lain nya, langsung terbangun dari duduk nya dan berjalan pergi menghampiri Markisa dengan cara mengejutkan nya.
"Hayo lo!!!"
Sontak saja Markisa terkejut dan sedikit kesal terhadap teman yang mengagetkan nya, sehingga diapun langsung mengeluarkan kata kasar. "Si bego! kenapa pake acara ngagetin gue sih...?" caci Markisa terhadap Leci.
"Sorry deh isss! Lagian gue lihat lo diem aja sih! jadi terpaksa deh gue kagetin elo. Kenapa sih elo melamun isss? Apa yang sedang elo lamunin?"
"Gue--gue,,,!" Markisa gugup dan terbata.
Dia tidak berani menceritakan kegelisahaan yang sedang dirasakan nya itu kepada Leci, sehingga membuat Leci menjadi sangat penasaran dan terus memaksa supaya Markisa dengan segera untuk menceritakan nya.
Sementara dua teman Markisa yang lain nya juga sangat penasaran, dan langsung menanyakan kepada Leci dengan memberikan kode nya.
Melihat itu Leci langsung menaikan dua pundak nya, yang menandakan ketidak tahu nya tentang yang di alami Markisa. Sehingga membuat dua teman nya, langsung berjalan menghampiri Markisa.
"Ceritakan saja isss, elo jangan ragu!" bujuk Leci.
"Gue nyesel Ci ngerjain OB itu! dan entah kenapa hati gue tiba-tiba saja terus berdebar-debar, merasa gelisah seakan memaksa gue untuk meminta maaf kepada OB itu atas perbuatan gue tadi!"
Mendengar itu Leci dan juga dua sahabat lain nya langsung kaget. Mereka pun mulai saling pandang untuk menatap satu sama lain nya. Tidak mengerti tentang ucapan Markisa, yang dengan tiba-tiba saja mengejutkan nya.
"Ada apa dengan elo Iss...? nggak biasa-biasa nya elo seperti ini! kok elo mendadak iba terhadap OB itu? apa elo menjadi suka terhadap OB itu?" Cerca Leci yang tidak mengerti dengan perubahan sikap Markisa.
"Iya benar Iss apa yang di katakan Leci itu! elo tuh nggak biasa-biasa nya seperti ini, apa jangan-jangan...OB itu mempunyai sesuatu? gue sempat dengar OB itu berucap ke elo Iss, kata dia...Dia akan membuat elo tergila-gila, dan membuat elo mengemis cinta nya!" ucap salah satu teman Markisa.
Jeng jeng...
Leci dan juga teman nya yang lain langsung terkejut, sementara Markisa terlihat biasa-biasa saja tidak terpengaruh sedikit pun. Yang ada dalam pikiran nya Markisa saat itu, keinginan yang sangat kuat untuk segera meminta maaf kepada OB Royco.
" Gue harus cari OB itu untuk meminta maaf ! gue harap dia mau memaafkan gue ! " Batin Markisa.
Markisa langsung bangun dari duduk nya, dan berlari kecil meninggalkan teman-teman nya, semua teman nya langsung terheran melihat Markisa pergi.
"Iss elo mau kemana?" teriak Leci.
"Gue mau mencari OB itu...! gue mau minta maaf pada nya!" jawab nya, sambil berjalan mundur.
"Nanti saja iss! sebentar lagi jam mata pelajaran akan di mulai, dan guru pun bentar lagi akan masuk kelas!" ucap Leci.
"Ahhh masa bodo!!! gue nggak peduli semua itu!" ucap Markisa.
Markisa meninggalkan kelas nya, dan lebih memilih pergi untuk mencari OB Royco, yang sempat dia jahili untuk meminta maaf.
Kini Markisa tengah berdiri tepat di belakang Royco yang lagi berjongkok, tanpa pikir panjang Markisa langsung membantu Royco yang lagi membereskan air yang di tumpahkan oleh nya.
"Sini biar aku saja yang membereskan nya! itukan karena ulah ku, jadi biar aku saja yang bertanggung jawab membereskan nya" ucap Markisa.
Royco kaget dan terdiam melihat Markisa berubah seratus delapan puluh derajat, dari yang tadi sombong kini berubah menjadi baik.
"Apakah ini gara-gara keris itu? ataukah dia hanya pura-pura berubah, dan ingin menjahili gue lagi ? " Royco membatin, sedikit ragu, dengan perubahan Markisa.
"Nggak usah! biar saya sendiri yang membereskan nya!" Sinis Royco menolak.
"Tapi aku mau bertanggung jawab jadi biarkan aku menbantu membereskan nya, yah?" pinta Markisa sedikit memaksa.
Royco terdiam dia berfikir sangat keras sekali mengenai sikap Markisa, apakah sikap itu benar berubah? atau hanya ingin mengacaukan pekerjaan nya lagi.
Dan akhirnya Royco pun berfikir positif, dengan mau mencoba memberi kesempatan kepada Markisa untuk membantu nya. Tapi Royco tidak berbicara, dia hanya mengangguk untuk mengiyakan bantuan dari Markisa.
"Kita belum kenal! boleh kita kenalan dulu? Nama aku Markisa!" ucap nya, dengan menyodorkan tangan nya.
Royco terdiam dia merasa ragu untuk menggapai tangan mulus putih bersih milik Markisa, dan dengan secara halus Royco mencoba menolak nya.
"Maaf neng, tangan saya kotor! apa pantas tangan kotor saya menjabat tangan neng yang bersih itu?" ucap Royco yang merendah.
Markisa terdiam melihat sikap merendah yang di tunjukan oleh OB itu, dan dia pun berfikir untuk mencari cara dalam menghadapi sikap rendah sang OB.
Cling
Markisa yang sudah mempunyai cara supaya sang OB mau menjabat tangan nya, dia akan melakukan hal konyol demi bisa berkenalan dengan sang OB.
"Tunggu sebentar!" ucap Markisa.
"Neng mau melakukan apa?" tanya Royco, sedikit bingung.
Dan tanpa menjawab Markisa langsung melangkah pergi, menghampiri ember yang berisikan air kotor bekas OB mengepel tadi. Tanpa pikir panjang lagi tangan putih mulus bersih nya, ia celupkan kedalam air kotor bekas pel itu setelah nya dia pun langsung menghampiri sang OB.
"Sekarang tangan kita sudah sama-sama kotor! jadi aku harap kamu mau menjabat tangan ku, kita berkenalan yah!" ucap Markisa yang kembali menyodorkan tangan nya, untuk kedua kalinya.
Melihat hal itu OB Royco langsung menggeleng-gelengkan kepala nya, dia tidak menyangka. Demi bisa berkenalan dengan nya, Markisa sampai melakukan hal konyol di depan matanya.
Dengan tersenyum manis, Royco langsung menjabat tangan nya markisa. Dia tidak mempunyai alasan apa-apa lagi untuk menolak nya.
"Nama saya Royco" ucapnya dengan menjabat tangan Markisa.
"Oh iya, maafkan atas perbuatan ku tadi yah!" ucap Markisa yang tanpa ragu, mengutarakan maksudnya dalam meminta maaf kepada Royco.
"Iya neng, saya juga minta maaf! mulut lancang saya telah berani mengatakan hal yang sangat mustahil itu!" ucap Royco.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
kay-kay
trus tman nya markisa yg lg 2 itu psti nmanya cery sm nanas😂😂
2022-08-23
4
John de Joenk
sett dah nama2 buah yaak?
2022-08-21
0
Devi Handayani
kenape si andre ga dinamain mecin biar sama kaya royco.... smasma bumbu penyedap rasa thorr😅😅
2022-08-03
3