Siang itu Markisa setuju untuk memberikan satu malamnya kepada Royco, sebagai syarat agar perasaannya bisa di terima oleh Royco. Namun di balik itu semua, Markisa tidak sadar kalau dirinya hanya di jadikan, pelampiasan kekesalan dari Royco akan ulah kejahilannya, dan kekerasan Ayahnya itu yang sudah menampar Royco.
"Baiklah, nanti malam temui saya di hotel samping sekolah, saya harap Neng datang untuk menemui saya, kalau sampai Neng tidak datang. Saya anggap Neng tidak benar-benar mencintai saya, dan malam itu juga hubungan kita langsung berakhir." ucap Royco mengancam.
"Malam ini ... ? tapi kak, bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari rumah? Ayah ku pasti melarangnya jika sampai dia tahu, kalau aku keluar rumah malam-malam," ucap Markisa bingung.
"Itu urusan Neng. Saya tahunya Neng dateng malam ini juga, untuk membuktikan kebesaran dari cinta Neng kepada saya!" ucap Royco tegas.
"Iya kak, malam ini. Aku akan berusaha keluar dari rumah untuk menemui Kakak, biar Kakak percaya. Kalau aku sangat mencintai kakak." ucap Markisa dengan tertunduk.
"Oke, kita lihat malam nanti, apakah Neng akan datang dengan pembuktian? ataukah Neng tidak datang? karena takut oleh sang Ayah. Sekarang Neng pulang dan siapkan untuk malam nanti," titah Royco.
"Iya Kak." ucap Markisa yang langsung berlalu pergi. Dia bak boneka yang mudah di kendalikan oleh Royco.
Senyum jumawa terpatri pada bibir Royco, disaat dirinya berhasil memperdayai Markisa seorang gadis kaya dan juga sombong, namun karena keris emas yang berbentuk semar, yang dia miliki dengan sekejap saja mampu membuat Markisa menjadi gadis lugu nan polos. Dan sebentar lagi akan menjadi boneka mainan nya yang kapan saja bisa dia mainkan sesuka hatinya.
"Lihat itu pak komite ! sebentar lagi, anakmu akan saya renggut kesuciannya. Ini balasan atas tamparan anda terhadap saya, Haa haa haa ! " Royco membatin senang.
Malam pun datang Markisa sedang dilanda kegalauan yang sangat luar biasa, hatinya pun dag dig dug ser tidak karuan. Memikirkan ajakan Royco ketemuan di hotel samping sekolahnya, untuk memberikan satu malamnya kepada Royco untuk pembuktian cintanya.
"Bagaimana ini, gue pergi nggak yah menemui kak Roy? T**api kalau gue pergi, Ayah pasti nggak ngasih ijinnya." Gumam Markisa.
Brakk
Tiba tiba pintu kamar Markisa di buka oleh sang Ayah, sontak membuat Markisa yang merasa gelisah, langsung di buat kaget.
"Ish, Ayah. Bikin kaget aku aja!" Markisa cemberut.
"Kamu kenapa sayang? kok, kamu kaget gitu sih?" tanya Ayah bingung melihat Markisa.
"E--e--nggak Yah, aku cuma kaget biasa kok!" ucap Markisa gugup.
"Beneran, kamu cuma kaget biasa?" tanya Ayah memastikan.
"Beneran, Yah ... kok Ayah terlihat rapih sekali, memangnya Ayah mau pergi kemana?" tanya Markisa.
"Gini loh, Nak. Hari ini Ayah mau pergi keluar kota, ada urusan yang harus Ayah selesaikan hari ini juga. Untuk itu, Ayah kesini memberi tahukan. Kamu nggak apa-apa kan jika Ayah tinggal pergi untuk sesaat?" ucap Ayah.
"Apa, Ayah mau pergi ? ini kesempatan gue bisa keluar menemui kak Roy. Huuuu senangnya, jadi gue nggak pusing-pusing lagi deh mencari-cari cara untuk pergi menemui kak Roy." batin Markisa senang.
"Sayang kamu kok diam sih? kamu kenapa sayang? kamu nggak suka yah, jika Ayah pergi?" tanya Ayah.
"E--e--nggak yah, aku nggak kenapa-napa kok, aku malahan senang jika Ayah pergi," ucap Markisa.
"Senang, maksud kamu?" tanya Ayah bingung.
"Nggak Yah, aku cuma bercanda kok. Sudah sana Ayah pergi, nanti malah terlambat loh!" usir Markisa halus.
"Iya, Ayah pergi. Kamu baik-baik yah dirumah, inget loh, jangan keluyuran malam-malam. Ayah tidak suka," warning Ayah.
"Enggak, Yah. Aku nggak akan keluyuran malam-malam kok. Ngapain juga keluyuran? enakan juga dirumah," elak Markisa seraya tersenyum manis.
Sang Ayah pun pergi, seakan memberi kesempatan kepada putrinya untuk keluar dan pergi menemui Royco di hotel samping sekolahnya.
"Bagus, Ayah sudah pergi. Sekarang waktunya gue bersiap-siap otw menemui kak Roy." batin Markisa penuh riang.
Ditempat lain...
Royco terlihat antusias menanti kedatangan Markisa, berbagai rasa pun bercampur menjadi satu di hatinya. Saat dirinya sebentar lagi akan bisa melewati satu malamnya dengan Markisa, di sebuah kamar hotel yang sudah di pesannya itu.
"Kak Roy," panggil Markisa. Roy pun menoleh ke belakang.
"Eh, Neng. Akhirnya datang juga, saya kira Neng nggak jadi datang untuk menemui saya," ucap Royco dengan senyum liciknya.
"Demi kak Roy, aku pasti datang." Markisa menyahut dengan pipi bersemu.
"Baiklah, ayo! Kita langsung masuk saja," ajak Royco. Dan segera menuntun tangan Markisa.
Seketika itu juga jantung Markisa langsung berdebar-debar tak beraturan lagi, di saat Royco menyentuh kulitnya. Sambil melangkah masuk, mata Markisa pun tak henti-hentinya menggirlya sudut hotel yang sebentar lagi akan menjadi saksi bisu dirinya menyerahkan mahkota kebanggannya kepada Royco.
"Di sinilah kamarnya Neng, ayo kita masuk!" ajak Royco tersenyum palsu.
"Tapi kak ..." Ucap Markisa dengan ragu.
"Tapi, kenapa Neng?" tanya Royco.
"Aku takut sekali kak," terang Markisa.
"Neng nggk usah takut-takut, nggak akan ada orang yang tahu kok, kalau kita masuk kedalam hotel ini." Royco membujuk.
Dengan perasaan ragu, akhirnya Markisa pun melangkah masuk bersama Royco, kedalam kamar hotel itu. Dan Royco seketika itu langsung mengunci kamar itu rapat-rapat.
"Kak, aku takut. Bisakah kita tidak melakukan hal itu?" tawar Markisa.
"Kenapa? Neng tidak mau melakukannya? yaudah nggak apa, kita putus saja." Royco mengancam.
"Jangan kak, baru saja kita jadian siang tadi. Masa malamnya langsung putus sih?" ucap Markisa menolak.
"Yasudah, turuti kemauan saya. Nggak pake nawar-nawar lagi." ucap Royco.
Markisa tertunduk lesu, tak lama kemudian dia mengangguk setuju untuk melakukan hal itu.
"Sekarang, Neng tunjukan rasa cinta Neng terhadap saya. Lepaskan semua pakaian yang Neng kenakan, tanpa ada sisa." pinta Royco.
Tanpa kata-kata Markisa langsung menuruti perintah Royco yang sulit sekali untuk Markisa bisa tolak. Pikiran jernihnya sudah di bawa kendali kekuatan keris yang di miliki Royko.
Dengan terlihat bodohnya Markisa langsung melepaskan kain yang menutupi tubuhnya, hingga terlihat gundukan bukit kembar yang masih tertutup. Enggan untuk di tunjukannya kepada Royco karena malu.
"Sudah kak," ucap Markisa pelan.
"Sudah dari mana? bagian itu belum." ucap Royco dengan menunjuk tubuh bagian bawah Markisa.
Dengan sangat terpaksa Markisa mulai melepaskan celana jeans yang dia kenakan, hingga hanya menyisah kan kain yang berbentuk segitiga yang menutupi daerah keintiman nya saja.
Mata Royco enggan sekali berkedip, di saat dirinya di suguhkan sebuah pemandangan putih bening dan juga mulus kulit tubuh dari Markisa yang sangat terawat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Eko Nur Yanto
waduh markisa bisa kena keris dobel nih,Satv keris Semar mesem yang ke dua keris Royko yang tumpul ha ha ha
2024-06-02
1
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
gantung ini wkwk
2022-05-15
4
Arisah
asik kk thor
2022-04-23
4