BaB 11

Di sekolahan, waktu menunjukan jam tujuh pagi. Royco sudah menyelesaikan semua pekerjaannya sebagai OB, dan dia pun berencana untuk pergi makan di sebuah kantin yang ada di sekolahan itu.

"Mas, OB." suara lembut seorang wanita berhijab tiba-tiba memanggilnya, dan Royco pun langsung menoleh ke belakang.

"Saya, Bu. Ada hal yang bisa saya bantu?" tanya takzim Royco, terhadap wanita itu.

Wanita itu adalah seorang Guru Agama Islam yang masih honorer. Dan masih gadis, biasa murid-murid memanggil nya dengan nama Ibu Nur Karisma.

Beliau adalah lulusan dari pondok pesantren yang sangat terkenal di pulau Jawa. Ilmu agama yang dia dapat dari pesantren, menjadikannya dia sebagai Guru agama di sekolahan favorit itu.

"Boleh, minta bantuannya?" tanya Nur kepada Royco.

"Boleh Bu, apa yang harus saya lakukan untuk bisa membantu Ibu?" tanya Royco sopan.

"Saya mau mengajar di kelas IPA XIIA, kebetulan saya akan membagikan buku paket ini pada murid-murid saya, namun saya tidak kuat membawanya. Bisa tolong kamu bawakan buku paket itu sampai kelas saya?" pinta Nur tersenyum ramah, sambil tangannya menunjuk ke buku-buku tebal itu.

Sejenak Royco terdiam, masalahnya itu kelas Markisa. Dia malas bertatap muka dengan gadis sombong itu. Royco melamun.

"Mas, kok diam? Mas tidak bersedia kah membantu saya?" ucap Ibu Nur menyadarkan Royco dari lamunan.

"Oh, iya Bu. Saya mau," ucap Royco dengan terpaksa, karena kaget.

"Makasih yah, Mas." ucap Bu Nur yang langsung berjalan terlebih dahulu. Royco pun mengekor di belakangan nya.

"Pagi, anak-anak!" sapa Ibu Nur kepada muridnya disaat dirinya baru masuk kelas.

"Pagi juga, Bu!' sahut murid menjawab kompak.

Tak lama kemudian, dengan penuh ragu. Royco melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas yang selalu dia coba hindari.

"Maaf, Bu. Mau ditaruh di mana buku ini?" tanya Royco ingin cepat menyelesaikan tugasnya.

Markisa dibuat terkejut, saat dirinya mendengar suara laki-laki yang dikenalnya. Dan untuk memastikan suara yang dikira itu benar adanya Royco, dia pun menoleh ke sang empu suara.

"Kak, Roy. Aku sangat merindukan mu kak. S*elepas kejadian itu, kenapa ka*mu begitu sangat sulit untuk ditemui ? Apakah kamu mencoba menghindar dari ku kak? " Markisa membatin.

Royco tidak sengaja melayangkan lirikannya ke arah Markisa, Markisa yang pada saat itu terus memperhatikannya, langsung tersenyum senang disaat OB yang dia cintai memberikan lirikan ke arahnya.

Namun sungguh malang nasib Markisa, di saat orang yang dia cintai, tak sedikitpun memberikan senyuman ke arahnya untuk membalas senyum yang diberikannya.

"Ihhhh, kak Roy. Kenapa sih cuek? pulang sekolah nanti, aku harus menemuinya. Aku ingin penjelasan darinya, kenapa dia berbuat seperti ini? " Batin Markisa kecewa.

Adi yang menaruh hati pada Markisa saat pertama kali dia melihatnya, tidak suka mendapati Markisa menatap kearah OB itu dengan tatapan mendamba. Tebakan Adi, sepertinya gebetannya itu mempunyai rasa khusus ke OB itu.

Sehingga timbul di dalam hati Adi, rasa tidak suka kepada sang OB. Dan berniat untuk memberikan pelajaran terhadap laki laki dewasa tersebut.

"Awas kau OB, aku akan memberikanmu pelajaran. Karena Markisa lebih memilih mu yang tidak punya apa apa di bandingkan dengan kakayaanku, " Adi membatin kesal ke arah OB Royco.

"Oh iya Mas, tolong Mas langsung bagikan saja buku itu ke setiap meja siswa. Satu meja, satu buku yah Mas." Titah sopan sang Ibu guru.

Dengan terpaksa Royco membantu Ibu Nur, untuk membagikan buku yang di bawahnya ke setiap meja siswa. Namun kejadian malang justru menimpanya, di saat salah satu siswa baru yang bernama Adi, sekali lagi menjahilinya, dengan menaruh kakinya di antara kaki Royco. Sehingga membuat Royco terjatuh dan nyusruk ke lantai, buku yang di bawahnya pun sampai berserakan kemana-mana.

Gubrakk

"Auw, sial," ringis Royco tertahan yang langsung bangun, dan mencoba mengumpulkan kembali buku-buku itu.

Melihat Royco terjatuh, sontak membuat Markisa berniat untuk bangun dari tempat duduk nya untuk menghampirinya. Namun dengan sangat cepat Leci langsung menahannya.

"Jangan Iss, jangan tunjukan perasaanmu, dengan menghampiri OB itu di depan murid yang lain. Kalau mereka sampai tahu, kamu mempunyai perasaan terhadap OB itu. Dengan sekejap, nama baik ayah mu sebagai ketua komite di sekolahan ini akan hilang," jelas Leci.

Adi langsung melirik ke arah Markisa dengan sinis, pada saat dirinya berhasil membuat OB yang Markisa cintai jatuh nyungsruk ke lantai.

"Mampus lo, OB," Adi mengumpati sang OB.

Gelak tawa dari siswa-siswi pun terdengar begitu sangat bergemuruh dan menggema, bahkan sampai mengisi penuh ruangan kelas itu, pada saat mereka semua melihat OB Royco terjatuh.

"Haaa haaa haaa," tawa riuh dari murid-murid.

Perasaan malu, marah dan juga kesal. Bercampur menjadi satu, wajahnya pun terlihat sampai memerah disaat semua murid menertawakan kesialannya.

Merasa sangat di permalukan oleh Adi, Royco pun langsung menghampiri Adi yang tengah tertawa bangga itu.

"Awas, kau bocah. Dua kali sudah kau melakukan itu terhadap saya, kini tak lama lagi saya akan membalas perbuatan mu ini melalui Ibu mu." Bisik Royco mengancam.

"Kamu bisa apa? Kamu itu hanya seorang OB miskin, tak mungkin bisa menyentuh mamah saya yang kaya raya itu." ucap Adi dengan hinaannya.

"Kita lihat nanti malam, bocah. Apakah saya bisa menyentuh Ibumu atau tidak?" ucap Royco yang mampu membuat Adi langsung tertegun, tidak mengerti tentang nanti malam yang terucap dari mulutnya Royco.

"Nanti, malam? apa yang akan di lakukan oleh OB ini terhadap Mamah? ahhhh gak penting, paling juga dia cuma menggertak. " Adi membatin.

Melihat kejadian itu di depan matanya, Ibu Nur langsung menghampiri OB Royco untuk menanyakan keadaannya.

"Mas, nggak pa-pah? apa ada yang terluka?" tanya Ibu Nur, dengan mata panik seraya mencari-cari luka pada diri Royco.

"Saya nggak apa-apa, Bu." Bohong Royco dengan menyembunyikan perasaan malunya.

"Adi ayo, cepat kamu minta maaf sama Mas OB." Ibu Nur menyuruh Adi.

"Minta maaf ... ? memangnya saya melakukan kesalahan apa sama OB ini, Bu? sehingga Ibu menyuruh saya minta maaf padanya, Dia kan terjatuh sendiri." tanya Adi berbohong.

"Jangan berbohong! Ibu melihatnya sendiri, kalau kamu yang membuat Mas OB itu terjatuh," ucap Ibu Nur.

"Ta--ta--pi, bu---" ucap Adi terputus.

"Sudah Bu, memang saya terjatuh sendiri. Bukan ulah dia yang membuat saya terjatuh," serga Royco cepat. Dia malas untuk memperpanjang masalah yang membuang waktunya saja.

"Kalau begitu, ya sudah. Makasih atas bantuannya yah Mas, saya jadi tidak enak hati sama Mas, niat hati mau membantu saya, Mas jadi di usulin sama murid saya yang jahil itu," ucap Ibu Nur dengan takzim.

"Tak masalah, Bu. Ya sudah, saya pamit yah, Bu," ijin Royco pergi.

Sang guru pun mengangguk iya.

Terpopuler

Comments

Noviandi Ananda

Noviandi Ananda

tdk respek,kekuatan yg didapat digunakan utk kejahatan dan menghalalkan segala cara utk kepentingan pribadi dan utk memuaskan nafsu.apakah mcnya gak takut kalau keris yg diberikan tiba2 hilang begitu saja?

2022-08-27

3

Noviandi Ananda

Noviandi Ananda

tdk respek,kekuatan yg didapat digunakan utk kejahatan dan menghalalkan segala cara utk kepentingan pribadi dan utk memuaskan nafsu.apakah mcnya gak takut kalau keris yg diberikan tiba2 hilang begitu saja?

2022-08-27

1

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

wah maknya adi slim bhya ituu 🤣

2022-05-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!