Jawaban Untuk Markisa

Saat itu juga hati sang Ayah semakin terluka, setelah mendengar penuturan dari Markisa yang katanya, anaknya itu tidak di respon baik dari sang OB.

"Kurang ajar!" sang Ayah mengepalkan tangannya. "Ayah akan pergi menemui OB itu dan membuatnya menyesal seumur hidupnya!" geram sang Ayah.

Namun pada saat sang Ayah mau pergi untuk menemui OB itu, dengan cepat Markisa menahan dengan menarik tangan sang Ayah kuat-kuat.

"Yah, kumohon ... jangan apa-apa 'kan OB itu, dia tidak bersalah, Markisa yang salah. Markisa yang awalnya menjahili OB itu Yah, jadi Markisa mohon sama Ayah, jangan apa-apakan dia." terang Markisa, dengan mata berkaca-kaca.

"Lepaskan tangan Ayah, Nak. Ayah harus menemui OB itu, dia harus diberi pelajaran kalau nggak, nanti dia bisa ngelunjak!" ucap Ayah dengan tegas.

Ayah yang dengan kuat bisa melepaskan tangan Markisa, kini terlihat pergi keluar dari dalam UKS untuk menemui OB itu.

"Ci, tolongin Om. tolong jagain Markisa jangan biarkan dia menyusul, Om." pinta Ayah tegas.

"Baik, Om." jawab Leci singkat. Sang Ayah itu pun melangkah ke arah ruangan khusus OB.

Brakk

Pintu terbuka kasar ulah kegeraman orang tua Markisa. Royko beserta beberapa rekannya terlihat tercengang, melihat sosok pria yang berseragam pegawai negri menerobos masuk office.

"Oh, Pak komite ... ? kenapa anda repot-repot datang ke kantor kami? jika ada hal penting, Anda bisa panggil saja kami untuk menemui Bapak," ucap seorang pengawas OB begitu sopan.

"Nggak usah sok sopan! mana, OB yang bernama Royco?" tanya Pak komite, dengan tegas seraya menatap tajam orang-orang yang tengah berdiri tepat dihadapanya.

Semua OB beserta pengawas nya langsung terkejut, ketika dengan sangat marah nya Pak komite mencari OB yang bernama Royco. Dengan kompak semua OB dan pengawasnya, langsung melirik kearah Royco.

"Waduh gawat nih, kenapa Pak komite mencari gue?" Royco membatin cemas.

"Saya Pak, saya OB yang bernama Royco. Ada apa Bapak mencari saya?" tanya Royco selidik.

Tidak kuat menahan amarahnya yang di tahan nya dari tadi, Ayahnya Markisa seketika itu juga langsung menampar pipi Royco dengan sangat keras sekali.

Plak

"Itu pelajaran buat orang yang tidak tahu diri! kamu itu cuma OB! jadi bekerja saja yang baik, jangan pernah ganggu-ganggu Markisa, dia masih anak-anak. Jadi biarkan dia belajar dengan tenang disini, cam kan itu baik-baik ... OB!" bentak Pak komite dengan menunjuk wajah Royco.

Royco terdiam dan mematung terlihat tangannya langsung mengepal dengan hebat, tidak terima dengan perlakuan yang baru saja dia dapatkan. Sehingga tersimpan di hatinya sebuah rasa dendam yang sangat kuat, untuk bisa membalas nya.

"Baiklah, Pak komite. Melalui Markisa, gue akan membalas perlakuan ini. Anda akan menyesalinya Pak komite." Royco membatin kesal.

"Maaf Pak, kalau boleh saya tahu. Kesalahan apa yang telah dilakukan oleh anak buah saya? sehingga Bapak terlihat sangat marah, dan langsung menampar nya begitu saja," tanya pengawas kaget.

"Markisa Anak saya, dia salah satu siswi di sekolahan ini, dan dia di ganggu oleh OB ini! jadi kalau kalian tidak mau di ganti oleh yayasan lain, fokuslah bekerja jangan pernah ganggu siswa dan siswi di sekolahan ini! kalian mengerti?" ucap Pak komite yang mengancam dan langsung pergi.

Tidak terima jika yayasan nya di ganti dengan pihak lainnya, pengawas itupun langsung marah-marah terhadap Royco.

"Lihat Roy! apa yang telah kamu perbuat? gara-gara kamu, Pak komite langsung mengancam mau mengganti kita di sekolahan ini. Memangnya apa yang telah kamu perbuat terhadap anaknya?" tanya Pengawas tegas.

"Maaf Pak, saya tidak berbuat apa-apa terhadap anaknya Pak komite. Justru dia yang mengejar-ngejar saya Pak, dia yang selalu mengganggu saya terus menerus, saya hanya mencoba menghindarinya. Apakah itu salah Pak?" tanya Royco dengan penjelasannya.

"Maksud kamu tentang anaknya Pak komite yang mengejar-ngejar kamu itu apa? saya tidak mengerti," tanya Pengawas merasa bingung.

"Anaknya Pak komite mencintai saya Pak, dia menginginkan saya untuk membalas perasaannya." ucap Royco.

Seketika itu juga rekan-rekan OB dan juga seorang pengawasnya langsung terdiam, saling melihat satu sama lainya merasa tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Royco mengenai putri Pak komite.

"Haruskah saya percaya dengan ucapan mu Roy?" tanya Pengawas ragu.

"Percaya atau tidak? itu terserah pada Bapak, yang penting saya sudah menjelaskan nya," ucap Royco setelahnya berlalu pergi.

Ngiung ngiung ngiung

sirine menandakan pulang sekolah pun telah di bunyikan, nampak semua murid-murid di sekolah itu pada berhamburan keluar dan meninggalkan kelasnya.

Nampak beberapa orang OB langsung masuk kedalam kelas yang sudah kosong, untuk menjalankan tugasnya membersihkan kelas itu yang kotor setelah di pakai untuk belajar.

Terlihat Royco berjalan masuk kedalam kelasnya Markisa, sambil membawa peralatan untuk membersihkan kelas itu. Alangkah terkejutnya dirinya saat baru memasuki kelas itu, nampak terlihat oleh matanya Royco Markisa masih duduk dengan santai di bangkunya.

"Maaf, Neng. Kelas ini mau di bersihkan, sebaiknya Neng keluar dulu," usir halus Royco terhadap Markisa.

"Aku nggak mau keluar, sebelum Kak Roy memberikan jawaban atas perasaan ku," ucap Markisa santai.

"Jawaban ... ?" ucap Royco bingung.

Royco terdiam merasa bingung dengan apa yang harus di lakukan nya, sesaat kemudian dia mulai teringat tentang perlakuan Ayahnya Markisa yang tanpa belas kasih, sampai tega menampar pipinya, sehingga timbullah rasa ingin membalas dendam atas perlakuan sang Ayah melalui putrinya itu.

"Baik, saya akan memberikan jawabannya sekarang juga ... Neng beneran mencintai saya?" tanya Royco tegas.

"Iya Kak, aku sangat mencintai kak Roy," ucap Markisa.

"Neng bisa memberikan apa saja yang saya mau?" tanya Royco.

"Apapun yang kak Roy mau, dengan senang hati aku akan memberikan nya," mantap Markisa menyajut.

"Kalau saya menginginkan satu malam tidur dengan Neng, Neng mau memberikannya?" tanya Royco.

Markisa terdiam mematung tak mampu menjawab permintaan dari Royco, tentang ajakan untuk tidur bersama selama satu malam.

"Kenapa diam Neng? Neng nggak bisa memberikan itu, kan? berarti cintanya Neng terhadap saya itu palsu belaka," ucap Royco.

"Bukan itu maksud aku kak, tapi---tapi," ucap Markisa terbata-bata.

"Halaaaa sudah lah, percuma saja, jika saya menerima cinta Neng. Neng tidak bisa mengabulkan segala keinginan saya, mendingan sekarang Neng pergi saja deh. Saya tidak mempunyai banyak waktu untuk membahas hal yang tidak berguna ini. lagian Kelas ini mau saya bersihkan," ucap Royco.

"Baik kak, aku mau tidur sama kak Roy, demi bisa menjadi kekasih kak Roy, aku mau melakukan nya." ucap Markisa dengan terpaksa.

"Nah, gitu dong. Tapi Neng harus merahasiakan hal ini. Neng tidak boleh memberitahukannya kepada siapapun, termasuk Ayah Neng dan juga Leci teman Neng. Kalau sampai mereka tahu, terpaksa hari ini juga saya putusin Neng. Neng setuju?" ucap Royco, memanfaatkan kepolosan Markisa.

Markisa mengangguk dengan bodoh, mau saja menuruti keinginannya Royco.

Terpopuler

Comments

GOD BLESS

GOD BLESS

jadinya disalah gunakan d tu keris. bukan digunakan untuk hal baik malah digunakan sbgai kejahatan🤦‍♀🤦‍♀

2022-09-17

3

𝙳𝚆𝙸 SETYAHADI🌼

𝙳𝚆𝙸 SETYAHADI🌼

klo Q punya keris itu.. Q pinginnnya cm 1 permintaan..


1 toko bakery yg rame
1 mobil
1 rumah
1 buku tabungan yg isinya buanyakkkk
1 pasangan yg selalu sayang sm aku
1 impianku semuanya itu yg diatas
😅

2022-08-27

3

Ruzita Abdulrashid

Ruzita Abdulrashid

ketawa sendiri Aku baca nama² nya.. Buah markisa..Buah laici..perencah LG SI royco

2022-08-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!