Udara cerah padi ini sungguh terasa segar ,setelah guyuran hujan dini hari tadi ,membuat kabut masih pekat menyelimuti pegunungan yang terletak di depan villa.
Shanum tersenyum ceria membalas lambaian tangan beberapa petani sayuran yang melintas di jalan depan villa ,meski mereka tidak saling mengenal namun keramahan penduduk desa begitu menyenangkan ,bahkan mereka tak segan membagikan sedikit hasil panen dari kebunnya untuk di bagikan pada para pengunjung villa yang banyak terdapat di desa ini .
Banyak para turis asing yang sekedar menginap untuk liburan merasa senang dengan keramahan penduduk desa ini.
Begitupun Shanum saat ini membawa jinjingan kranjang yang penuh dengan berbagai sayuran dan buah-buahan pemberian dari mereka.
Beruntung saat ini Shanum bisa kembali berkumpul dengan sang papah ,setelah beberapa hari di sekap para penculik di rumah tua itu,berkat signal ponselnya yang ternyata jatuh pada saat pelarian dengan Rangga ,akhirnya anak buah yang disebar papah Hardy samantha wijaya yang tak lain ayah Shanum ,berhasil menemukan titik lokasi di mana Shanum berada .
Kesehatan papah Hardy juga semakin membaik ,karna siang inipun sudah dapat berjalan meski dengan langkah perlahan .
"Nona ,tuan memanggil nona untuk makan siang"paman Epi memanggil Shanum yang tengah asik di taman belakang villa.
"Baik paman ,aku akan menyusul".
Shanum tampak begitu menikmati masakan bersama papahnya siang ini,senang hatinya melihat tubuh papahnya sudah segar kembali .
"Pah,Shanum mau minta ijin siang ini untuk pergi ke rumah teman Shanum pah"ijin Shanum ditengah keheningan makan siang mereka .
"Ehhmm mau pergi ke mana kau Shanum ?"tanya papah Hardy pada Shanum karna belum lepas rasa kekhawatirannya saat putri satu-satunya hilang karna diculik oleh orang-orang suruhan para pesaing bisnisnya.
Meskipun putrinya kini telah kembali tapi pria ini telah menyebar mata-mata untuk menyelidiki siapa dalang dibalik penculikan putrinya itu .
"Teman Shanum namanya Rangga pah,rumahnya tidak jauh dari villa ini,dia yang telah menolong Shanum dari sekapan penculik itu" Shanum memberi penjelasah agar papah mengijinkannya .
"Kau boleh pergi tapi dengan pengawalan orang-orang papah" pria paruh baya itu menjawab dengan tegas .
"Mana boleh begitu pah ,apa kata mereka nanti melihat pria-pria bertubuh kekar di sampingku ,kayak mau ngawal anak mafia aja" jawab Shanum dengan nada kesal,karna sudah terbayang bagaimana orang-orang akan menyingkir jika melihat pasukan berbaju hitam di belakangnya.
Pletaakk ...
Jidat Shanum jadi sasaran sentilan papahnya .
"Awww sakit pah"
"Makanya dengerin papah bicara dulu,jangan asal nyolot "
Shanum pun terdiam sambil tangannya mengusap jidat yang terasa kebas karna menjadi sasaran kekesalan papahnya.
Gerimis yang baru saja mengguyur desa ini membuat udara sejuk dan berkabut ,bu Hana sedang meracik sayuran yang akan di masak untuk hidangan makan sore nanti ,Ardi yang sedang memandikan motor matik kesayangannya yang dia beli harga second dari hasil tabungannya selama beberapa tahun ,meski motor butut tapi Ardi selalu merawatnya dengan baik ,karna merupakan harta berharga satu-satunya .
Ditengah suara sember yang keluar dari mulutnya dengan maksud menyanyikan lagu rock dengan penuh penghayatan hingga deru suara motor sport yang datang tiba-tiba pun tak disadarinya .
Tiiiiit tiiittt ...
Terdengar bunyi klakson mengagetkan Ardi yang asik dengan aktivitasnya.
Ardi tertegun saat sebuah motor sport warna hitam berhenti tepat di hadapannya .
Pria berjaket kulit hitam ,jeans hitam dan helm fullface turun dan kini telah berdiri tegak dan membuat gerakan melambaikan tangan ke arah Ardi agar mendekat,namun dengan helm masih tetap melekat di kepalanya .
"Bisa bicara dengan Rangga "tanya pria berjaket hitam dengan suara terdengar sedikit berat namun cenderung aneh di telinga Ardi.
"Maaf kurang jelas tuan ,bisa tolong diulang lagi pertanyaanya "Ardi bertanya seperti anak SD yang tidak paham dengan penjelasan dari sang guru .
"Tolong panggilkan Rangga "Shanum merubah pertanyaanya menjadi lebih singkat.
"Maaf lagi tuan ,suara anda kurang jelas terdengar karna tertutup helm anda tuan"Ardi mencoba menjelaskan kenapa suara pria di depannya kurang jelas .
"Panggilkan rangga !!"teriak pria berjaket hitam pada Ardi dengan kesabaran yang hampir habis.
"Iya iya saya panggilkan "sambil melangkah dengan muka masam menuju ke dalam rumah hendak memanggil Rangga yang ternyata kini telah berada di depan pintu dengan berdiri tegak memandang ke arah pria berjaket hitam .
"Ada apa mencari saya ?"tanya Rangga dengan suara tenang namun dalam hatinya penuh tanda tanya ,siapa gerangan pria berjaket hitam di depannya itu.
"Itu orangnya sudah di sini "Ardi berkata dengan nada sedikit kesal karna dia merasa pria di depannya tidak sopan bertanya tanpa melepas helmnya.
"Ada apa ini, saha eta Rangga ?"bu Hana tiba-tiba muncul karna mendengar suara klakson dari motor yang terdengar begitu nyaring hingga sampai ke dapur .
Melihat wanita itu muncul dari pintu ,tiba-tiba pria itu lari berhambur ke arah bu Hana dengan tangan terbentang seakan hendak memeluk wanita itu .
Meski masih kaget namun bu Hana secara reflek menahan pelukan pria berjaket hitam itu dengan kedua tangannya hingga tubuhnya tertahan di depan bu Hana.
"Ari maneh teh saha?" tanya bu Hana masih dengan wajah shock.
"Ini aku bu ,anak gadismu "teriak orang berjaket yang ternyata adalah seorang gadis cantik yang dua baru dua hari menghilang setelah menjadi anak angkat bu Hana yang tak lain adalah Shanum .
"Neng Shanum....."teriak bu Hana saat mengetahui sosok berjaket hitam itu adalah Shanum,wanita itupun menyongsong pelukan Shanum yang tadi tertahan karna kedua tangannya .
"Neng Shanum ternyata kamu nak"kata bu Hana sambil berjalan memutari tubuh Shanum seakan tak percaya bahwa kini yang ada di hadapanya adalah gadis kemaren yang terlihat kecil dan lemah ,namun kini datang dengan motorsport dengan balutan jaket kulit dan sepatu bootnya.
Ardi yamg masih dengan mode terkejutnya dengan mulut terbuka ,rasanya tak percaya gadis kecil yang kemaren bercanda dengannya kini telah berubah seratus delapan puluh derajat.
Begitupun Rangga yang juga merasa heran dengan keadaan Shanum kini yang terlihat begitu mempesona .
"Benarkah ini mba Shanum "Ardi berjalan mendekati Shanum yang masih berada dalam pelukan bu Hana.
"Kamu jahat Ar ,baru juga kemaren kita berpisah ,sekarang kau tak ingat lagi padaku"ketus Shanum dengan bibir cemberut mungil .
Pletakkkk...
"Nggak usyah sok lebay gitu juga kali "Rangga menyentil jidat Ardi dengan keras membuat adiknya meringis sambil mengusap jidatnya yang memerah karna sentilan jari Rangga.
Ardi yang baru tersadar segera berlari mengikuti kakak dan ibunya yang telah lebih dulu masuk ke dalam rumah sambil menuntun Shanum.
"Ibu aku kangen sama ibu "Shanum kembali memeluk wanita paruh baya itu dengan erat .
"Ibu juga kangen sama neng Shanum ,bagaimana keadaan papah neng ,apa sudah baikan ?"tanya ibu Hana.
"Papah sudah sembuh bu ,tinggal pemulihan saja"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments