happy reading 💝💝💝
Shanum melangkah cepat menuju kamarnya ,badan yang terasa penat membuatnya ingin segera membaringkan tubuhnya di ranjang nyamannya ,seharian Hardy mengajaknya menemui beberapa relasi bisnisnya ,Hardy ingin putrinya kelak mengenal rekan-rekan sesama pengusaha dengan baik .
"Huff,bi tolong siapin air hangat untuku mandi ya bi "pinta Shanum pada bibi pelayan .
"Baik non "
Shanum membaringkan tubuhnya di atas sofa tunggal yang berada di kamarnya selagi bibi pelayan menyiapkan air hangat untuknya mandi .
"Airnya su...."bibi pelayan tak meneruskan kalimatnya saat dilihat tubuh gadis cantik nona muda nya tertidur di atas sofa .
Tatapan wanita tambun itu tampak lekat memandang wajah cantik di depannya,rasa iba sekaligus trenyuh saat teringat tangisan pilu saat nyonya Pharamitha mengembuskan nafas terakhirnya .
Umurnya yang masih belia sangat terpukul karena kehilangan sosok seorang ibu yang begitu menyayanginya ,sejak itu Shanum tak pernah lagi merasakan kehangatan dari sosok seorang ibu ,meski banyak keluarga dari ayahnya namun hubungan mereka tak terlalu dekat .
Pharamitha ,wanita lemah lembut dan berparas ayu alami dengan kulit sawo matang ciri khas wanita indonesia .
Tak heran jika Hardy yang keturunan Jerman indonesia begitu tergila-gila padanya ,bahkan para saudara nya pun merasa keberatan jika Hardy menikahi Pharamitha yang menurut mereka begitu lugu dan tak pantas jika bersanding dengan Hardy yang keturunan pengusaha kaya raya yang memiliki perusahaan besar dan beberapa anak cabang di berbagai kota .
Namun Hardy tetap pada pendiriannya dengan memilih Pharamitha sebagai wanita pertama sekaligus terakhir di hatinya ,itu terlihat setelah kematiannya hingga kini pria itu tak pernah lagi terlihat bersama dengan wanita lain .
Ingin melindungi Shanum ,itulah salah satu alasan Hardy tetap melajang, satu-satunya putri mereka yang kini telah tumbuh dewasa dengan wajah cantik bak bidadari perpaduan dari wajah kedua orang tuanya ,hidung mancung dan kulit putih yang dimiliki sang ayah ,sedangkan rambut hitam lurus dan bulu mata lentik dan bibir tipis yang berasal dari ibunya .
Bibi pelayan masih diam menikmati keindahan yang kini berada di hadapannya, memandang wajah cantik tanpa cela sedang tertidur pulas bagai peri,tiba-tiba...
"Uuugghh .."suara lenguhan dari mulut mungil Shanum sambil menggeliatkan badannya yang terasa pegal karena posisi tidur yang asal .
"Eh bi ,kenapa di sini ,apa yang sedang bibi lakukan ,dan mana air hangat yang aku minta bi?"..tanya Shanum memberondong sang wanita tambun itu.
"Eh itu non ,tadi bibi mau bilang sama non bahwa air sudah siap ,tapi ternyata non ketiduran di sini,bibi tidak membangunkan non karena tidur non terlihat sangat pulas "jawab bibi dengan wajah tertunduk .
Shanum tersenyum melihat tingkah bibi pelayan kepercayaan mendiang mamahnya .
Shanum tak akan menyalahkannya karena ia tahu jika bibi itu begitu menyayanginya dan tak ingin mengganggu tidur Shanum yang terlihat lelah karena aktivitas sehari penuh bersama tuan Hardy ,ayahnya .
Shanum melangkah ke dalam kamar mandi dan memulai aktivitas mandinya dengan cepat ,rencana berendam air hangat dengan wewangian aroma therapy peppermint yang sangat disukainya terpaksa ia urungkan karena saat ini perutnya begitu nyaring berdendang minta di isi .
Dengan celana jeans di atas lutut dan kaos oblong putih polos Shanum melangkah ke ruang makan di mana telah tersaji makanan yang tadi ia minta untuk di siapkan oleh bibi pelayan .
Shanum terpaksa makan malam sendiri tanpa Hardy karena sang ayah belum pulang dari kantornya ,sudah terbiasa jika Shanum menikmati lezatnya hidangan yang dimasak koki di rumahnya seorang diri .
Hidangan berbagai macam masakan tersaji di atas meja di hadapannya ,namun matanya tertuju pada piring yang berisi rendang jengkol makanan kesukaannya,matanya langsung berbinar terang bagai lampu taman yang baru di ganti.
"Waaahhh makanan istimewa "mulutnya tersenyum lebar saat menyendok rendang tanpa tulang itu ,sungguh sangat langka jika koki di dapur memasak rendang kesukannya karena berbeda dengan Hardy yang begitu membenci masakan berbau neraka baginya .
Shanum melihat bibi bertubuh tambun berjalan ke arahnya .
"Maaf non itu rendang bukan dari kita yang memasaknya tapi pemberian dari seseorang .."ucap bibi dengan suara pelan .
"Ghooeeekkkh "Shanum segera memuntahkan suapan pertamanya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments