Shanum tampak asik dengan racikan cabe garam dan gula merah di atas ulekan,bingung apa yang harus dilakukan ,biasanya dia hanya tahu rujak lutis dari tukang buah yang di pinggir jalan,kini Ardi menyuruhnya untuk bikin sambal lutis,meski dia seorang gadis tapi selama hidupnya tak pernah sekalipun memegang ulekan,bahkan masuk ke dapur hampir tidak pernah karna semua kebutuhannya selalu disediakan oleh para pelayan .
Tak ingin menjadi bahan cemoohan pria di hadapannya Shanum memukul-mukul ulekan tersebut di atas cabe,dalam bayangannya ulekan berfungsi seperti palu,tentu saja hal ini membuat cabe dan teman-temannya berhamburan di udara karna pukulan ulekan di tangan Shanum .
Ardi yang melihat hal itu tertegun dengan mulut terbuka seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya .
"Stop stop ...hentikan mba !"Ardi yang tak tahan melihat kelakuan gadis di depannya segera berteriak .
"Bukan begitu caranya mba Shanuuuuum "rasa kesal,gemas dalam otak Ardi ,di jaman sekarang ada seorang gadis yang tidak bisa membuat sambal lutis,jangankan membuat sambal,melihat caranya memegang ulekan pasti dia tidak pernah masuk ke dapur.
Diambilnya ulekan yang berada di tangan Shanum dan mulai menggerakan tangannya menggilas cabe beserta bumbu lain,Shanum takjub melihat kelihaian Ardi dalam membuat sambal lutis .
"Waaah kau hebat Ardi "Shanum berteriak kegirangan,sementara pemuda di hadapannya masih terus menggilas bahan-bahan untuk membuat lutis tersebut .
"Begini cara membuat sambal mba,apa mba Shanum tidak pernah masak di rumah ?"tanya Ardi .
"Untung wajahmu cantik mba ,kalau jelek wah paket lengkap untuk jadi prawan tua "
Gumam Ardi memandang Shanum meski ada rasa kesal di hatinya namun melihat wajah imut dan polos membuat rasa kesal itu terbang menghilang .
Setelah sambal selesai ia buat,beberapa buah-buahan yang telah dikupas dan dibersihkan lalu di potong-potong kecil agar pas untuk sekali suap.
"Sudah selesai ayo kita makan mba "ajak Ardi pada Shanum .
"Ayo Ar ,panggil kakakmu kita makan lutis bersama"seru Shanum sambil membawa air minum .
"Sudahlah mba biarin aja ,dia lagi galau ditinggal pacarnya nikah"jawab Ardi .
""Hah ,ditinggal nikah pacarnya?"Shanum mengulang apa yang Ardi katakan sambil mulai mengunyah lutis buahnya dengan wajah tak percaya ,bagaimana mungkin pria setampan Rangga dikhianati oleh kekasihnya .
"Iya mba,sudah dua tahun pacaran eh tau-tau pas kak Rangga pulang dari kota dapat kabar kalau besok pacarnya mau nikah sama pemuda anak juragan peyeum "celoteh Ardi .
"Jadi pacarnya nikah tanpa memberi kabar putus pada kakakmu begitu ?"tanya Shanum dengan terkejut .
"Iya mba,mungkin karna kakak berasal dari miskin jadi pacarnya lebih memilih lelaki yang lebih kaya "wajah Ardi tampak sedikit kesal ,sebenarnya kak Rangga orang yang hangat juga ramah pada siapapun ,tapi semenjak dikhianati oleh pacarnya membuatnya menjadi pribadi yang dingin cuek bahkan seakan tak ingin kembali mengenal cinta ,saat ini Ardi hanya bisa berharap kakaknya bisa kembali tersenyum dan bisa kembali percaya akan cinta .
"Wah ,tega sekali dia "Shanum ikut merasa kesal ,karna sebenarnya dia sangat membenci perselingkuhan .
"Jadi pacarnya bahkan mengundang kakakmu ke pesta pernikahannya ?"
"Iya mba ,tapi mungkin kakak tidak akan datang ,jangankan melihat wajahnya ,menyebut namanyapun mungkin sudah tak sudi "
"Tapi biar bagaimanapun kakakmu harus menunjukan bahwa tanpa ceweknya itu dia akan tetap bahagia dan baik-baik saja meski tanpa cewek itu di sampingnya"ucap Shanum pada Ardi .
"Ehhm ehmmm ".
Terdengar suara batuk serak-serak keselek dari mulut Rangga saat keluar dari rumah mendengar obrolan Shanum dan adiknya.
"Mati aku "gumam Ardi sambil menutup mulutnya karna cemas jika sampai kakaknya mendengar apa yang dia ceritakan pada gadis yang baru mereka kenal .
"Ayo Rangga makanlah lutisan ini ,seger "Shanum menyadari kepanikan Ardi dan mencoba mengalihkan perhatian Rangga,saat melihat tatapan dingin pria itu pada adik satu-satunya bagai ingin mengulitinya hidup-hidup .
"Udah yah mba ,aku mau nyusul ibu dulu di kebun ,takut ibu membutuhkan bantuanku "kata Ardi menghindar dari Rangga yang bagaikan malaikat maut yang siap mencabut nyawanya.
kriik kriik
Shanum tak dapat mengeluarkan kata-kata saat Rangga duduk di sampingnya memandang perbukitan di depannya dengan tatapan kosong .
"Rang-ngga,apa kau baik-baik saja"tanya Shanum basa-basi agar suasana dingin kembali mencair .
"Aku baik-baik saja ,aku hanya ingin apa yang baru saja kau dengar dari mulut adikku anggap saja tudak pernah kau dengar "ucap Rangga dingin .
"Itu sama saja dengan menjilat ludah sendiri"Shanum menolak apa yang Rangga minta .
"Apa yang sudah kudengar mana mungkin bisa kulupakan "
"Ish kau ini "Rangga tampak kesal melihat gadis di depannya menolak apa yang dia pinta ,apalagi dengan menggunakan peribahasa yang menurutnya tidak sesuai dengan yang di maksud ,apa memang gadis ini sungguh bodoh .
"Sudahlah ,lupakan cewek itu ,tunjukan kalau kau bukan lelaki lemah yang terpuruk hanya karna kekasihnya menikah dengan lelaki lain ,ayo Ngga tunjukan bahwa kamu bisa dan mampu mendapatkan cewek lain yang bahkan lebih segalanya dari cewek itu "panjang kali lebar Shanum berusaha membangkitkan semangat Rangga.
"Datanglah ke pesta pernikahannya jangan biarkan mereka melihat kau lemah Ngga"Shanum membelai punggung Rangga seperti seorang ibu yang memberi semangat pada putranya untuk belajar .
Rangga jengah dan mencoba menghindar dari belaian Shanum .
Sadar karna telah bertindak terlalu berlebihan Shanum pun menghentikan aksinya,dan garuk-garuk kepalanya yang tak gatal .
Hari beranjak sore saat bu Hana pulang dari kebun bersama Ardi yang membawa jinjingan berisi sayuran yang baru dipetik dari kebun ,Shanum berlari kecil menyongsong bu Hana ,beberapa hari tinggal bersama mereka membuat Shanum serasa memiliki keluarga baru ,apalagi perlakuan bu Hana yang begitu menyayangi Shanum seperti anak sendiri .
"Ibu letih yah bu,sini Shanum pijitin "dengan pelan Shanum mulai memijit tengkuk bu Hana ,membuat wanita paruh baya itu tersenyum senang .
"Trima kasih neng ,karna neng Shanum ibu jadi dapat merasakan enaknya pijitan dari seorang anak gadis "kata bu Hana sambil melirik ke arah kedua putranya .
"Angkat aku jadi anakmu bu "teriak Shanum kegirangan ,membuat Ardi dan Rangga terkejut dan melihat dengan mata seakan tak rela jika Shanum menjadi anggota keluarga baru mereka.
"Kalau neng Shanum mau,tentu ibu akan sangat bahagia jika memiliki anak seperti neng Shanum "senyum bu Hana tulus .
"Kalau begitu besok kita ke kelurahan yah bu "Kata Shanum membuat ketiga orang di hadapannya tertegun,untuk apa mereka ke kelurahan .
"Kenapa harus ke kelurahan neng?"tanya bu Hana bingung .
"Iya untuk mengurus surat KK bu ,kan namaku harus di tulis di KK ibu jika bu Hana mau mengangkatku sebagai anak ?".
"Haah !!"teriak Ardi dan Rangga bersama.
"Bukan begitu konsepnya Maemunah"ucap Rangga menatap kesal ke arah Shanum sambil melangkah ke dalam rumah .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments