"Hancur," satu kata yang bisa menggambarkan perasaan Vernon saat ini. Hancur hati ketika orangtuanya menunjukkan batas yang paling jelas tentang status dan hubungan mereka saat ini.
Remuk sudah hati Vernon untuk Papa dan Mamanya, hubungan darah yang bisa diputus begitu saja oleh mereka, tak ada sedikitpun rasa sayang yang ditunjukkan oleh mereka pada Vernon selama ini, hanya luka yang selalu mereka goreskan sampai hati Vernon hancur berkeping-keping.
Bahkan saat ini hatinya semakin hancur saat melihat istrinya bersedih melihat kondisi keluarga Vernon, apalagi saat orang orang itu mengejek Tiara, Vernon tak bisa terima.
Max mengemudikan mobil mereka, Tiara dan Vernon duduk di belakang keduanya tampak diam terlarut dengan pikiran mereka masing-masing. Kejadian tadi benar benar di luar dugaan Tiara tetapi tepat seperti apa yang dipikirkan oleh Vernon.
Tiara tampak menatap keluar Jendela sambil menahan air matanya, kehidupan yang dijalani Vernon ternyata sangat sulit, pantas saja dia memiliki penyakit psikologis seperti itu, bahkan ayah Vernon begitu tega mengusir Vernon dari tempat itu.
"Bagaimana dia bisa bertahan selama ini menghadap keluarga itu, hiks hiks ... kasihan Vernon, dia juga anak yang butuh kasih sayang orang tua, kenapa mereka tega mengatakan itu..." Tiara menatap Vernon yang diam menunduk sambil memainkan jarinya, dia terlihat muram setelah kejadian itu dan tak mengucapkan satu kata pun.
Tiara tak bisa menahan air matanya, dia menatap keluar jendela dan menangis dalam diam, sesak rasanya melihat Vernon dalam kondisi seperti itu.
Max melirik Tiara dari kaca spion, "Saya tau perasaan anda nyonya, saya juga turut bersedih dengan tuan, akan saya pastikan mereka mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatan mereka, " batin Max.
Vernon yang terlarut dalam kesedihannya menatap ke arah Tiara yang menangis dalam diam, air mata wanita itu terus bercucuran.
Tangan Vernon menyentuh lengan wanita itu dengan pelan, "Ra.."Panggilnya.
"Tiara baik baik saja?" tanya Vernon.
Tiara berbalik dan menatap Vernon dengan wajah sembabnya, tangisnya tak bisa dia tahan lagi, apalagi saat melihat wajah Vernon yang murung, hati kecil wanita itu bergetar, tak sanggup lagi rasanya dia menahan sesak itu.
"Vernon... hiks hiks hiks..." Akhirnya tangisan itu pecah.
"Ra maaf Vernon buat Tiara sedih, maaf atas kata kata keluarga Vernon, maafkan Vernon, harusnya aku tidak membawamu ke rumah, maka hal itu tidak akan terjadi, maafkan Vernon," lirih pria itu.
Tiara menatap suaminya dengan tatapan sendu," kenapa ini jadi salahmu, kenapa harus kamu yang selalu meminta maaf Ver, kenapa harus kamu yang mengalah, kamu juga punya hak di rumah itu!!" Ucap Tiara yang jelas terbawa oleh emosi sesaat nya.
"Sejak kecil, Vernon memang tak diinginkan, karena Vernon penuh dengan kekurangan, Aku tidak tampak hebat seperti kak Kevin, aku tidak menunjukkan kelebihan ku seperti Kak Kevin yang jelas bisa melakukan segalanya, jelas mereka membenciku karena aku tak bisa menjadi seperti yang mereka inginkan," jelas Vernon.
"Semuanya hancur setelah Kak Kevin masuk ke keluarga kami, dia adalah kakak angkat ku, setelah itu aku tak lagi melihat orangtua yang dulu begitu bangga dengan diriku, aku melihat mereka hanya sebagai orang ambisius yang ingin mencapai semuanya," ucapnya lagi.
"Bahkan saat aku dibully..." Vernon menyentuh wajahnya," Papa marah dan membakar wajahku, ingin aku mati dan menghilang saja dari muka bumi, aku.." Tiba tiba Vernon berhenti bicara saat Tiara memeluknya.
Grepp...
Tiara menghamburkan pelukannya pada Vernon, tangisan nya semakin keras dan menyayat hari, Tiara tersedu sedu, bahunya naik turun, hatinya hancur saat ini.
"Huwaaa.... Vernon hiks hiks hiks.... Vernon!!" Air mata kesedihan itu bercucuran membasahi wajahnya bahkan membuat kaos Vernon juga ikut basah.
Vernon membalas pelukan Tiara, dia memeluk istrinya dengan erat, pria itu bisa merasakan kesedihan dalam diri istrinya, sungguh menyayat hati.
"Tak apa apa Ra, nggak apa apa, semua akan baik baik saja seperti yang Tiara bilang tadi," ucap Vernon.
"Aku gak tahan lihat kamu dihina seperti itu Ver, kamu anak mereka tapi apa yang mereka lakukan sudah di luar batas, aku gak sanggup lihat kamu di giniin!!"ucap Tiara, dia menggenggam kemeja Vernon, menenggelamkan kepalanya dalam dada bidang suaminya.
"Gak apa apa, mereka akan dapat balasannya Ra, jangan menangisi hal itu lagi," ucap Vernon.
"Bagaiman dengan kamu, kamu juga anak mereka, kamu pantas mendapatkan kasih sayang dari mereka tapi mereka membuangmu begitu saja, jahat sekali!!!" ucap Tiara sambil membingkai wajah Vernon dengan kedua tangannya.
Vernon menatap wajah sendu Tiara," Sudah takdir Vernon, nggak apa apa kok, kan rumah Vernon sekarang ada Tiara, Vernon gak butuh apa apa lagi," balas pria itu.
Tiara mengusap wajah Vernon, dia menepuk kepala pria itu dengan lembut masih dengan wajah sembabnya.
"Kamu terlalu baik untuk mereka, mulai sekarang jangan pikirkan mereka lagi, kalau Vernon butuh kekuatan, lihat Tiara, Aku akan selalu ada buat Vernon, Tiara janji!" ucapnya dengan tulus.
Vernon tertegun, dia menggenggam tangan wanita itu, hatinya berdesir saat melihat wajah cantik dan baik hati itu menguatkan dirinya di saat dia dalam masa paling terpuruk.
"Terimakasih Ra, aku juga akan jadi rumahmu untuk pulang, aku akan selalu ada untukmu, andalkan aku juga," ucap Vernon yang dalam mode normal.
"Aku ingin menciptakan keluarga yang hebat bersamamu, bersama anak ana kita nanti, Aku berjanji padamu," tambahnya, jari jempolnya mengusap tangan wanita itu dengan sangat lembut.
Tiara tertegun mendengar ucapan Vernon, dia melihat Vernon bukan sebagai pria idiot, tetapi sebagai seorang pria normal yang merupakan suaminya.
"Kau sangat normal, kenapa semua orang menyebutmu idiot, mana ada orang idiot bisa mengatakan kata kata sebaik itu Ver, kau.. apa kau..." Tiara berhenti bicara saat Vernon menyambar bibirnya dengan lembut untuk membuat wanita itu berhenti bicara.
Tiara awalnya terkejut, namun permainan lembut dari pria di depannya itu berhasil membuatnya terbuai dengan ciuman itu. Tangan Vernon mempererat pelukannya di pinggang Tiara, mengusap punggung wanita itu dengan lembut bahkan sampai membuat Tiara merasakan desiran aneh dalam dirinya.
Kedua nya saling berpagutan menikmati waktu mereka di bagian penumpang mobil itu, sedangkan Max tetap fokus dengan jalanan, dia memasang tirai dan penyekat untuk menutupi tuan dan Nyonya nya agar tidak dilihat orang.
Vernon memainkan permainan bibirnya dengan lihai mengikuti instingnya sebagai seorang pria dewasa, Tiara juga demikian, meski sedikit kaku dia mencoba membalasnya.
"Kurasa aku sudah mulai mencintai pria ini, dia membuatku khawatir dan bahagia di saat yang bersamaan, hidupku yang dulu kaku dengan semua pelajaran dan tugas kuliah kini menjadi lebih ringan karena Vernon mewarnai hari hariku dengan baik, aku akan menjagamu Ver terlepas seperti apa masa lalumu, aku janji!" batin Tiara.
Suara decapan terdengar jelas dalam mobil itu, merasa kekurangan oksigen akhirnya mereka melepaskan pagutan mereka.
"Terimakasih," ucap Vernon sambil memberikan kecupan penutup di kening Tiara.
Tiara tersipu malu, dia mengangguk sambil menyembunyikan kepalanya dan memeluk Vernon dengan wajah bersemu merah.
"Ekhmmm... sepertinya benih benih cinta mulai bersemi ya, indahnya hari ini hahahah..." celetuk Max dari depan.
"Sialnya gue baru ditinggal ayang, haihh kasihan hahah..." Batin Max menangis sambil menatap pesan dari kekasihnya yang memutuskan hubungan mereka secara sepihak karena Max terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.
.
.
.
.
like, vote dan komen ya 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Balqis Nisa
wanita hebat untuk pria hebat
2023-06-07
0
Wulan Zahira
dibab sebelumny vernon sempat bilang liat wajahny tiara jd keinget temeny johan yg lg diluar negri..jangan2 sebenernya tiara itu anakny horang kaya adikny johan 🤔🤔
2022-05-13
2
QQ
Salut ma Tiara yang bisa menerima Vernon walau diawal Vernon memasang mode idiot yg kemungkinan besar banyak wanita akan illfell tetapi karena Tiara memang wanita yang baik dan tulus sehingga cinta itupun bersemi di hatinya👍👍👍👍
2022-04-14
5