Esok hari, Dina saat itu melihat jam sudah menujukan pukul 12.00. Dina melihat kondisi Bu Gita masih tidak ada perubahan. Sedih pasti, melihat sang ibu yang terbaring lemah dalam keadaan koma. Tapi Dina merasa dirinya tidak bisa diam menangis saja meratapi nasibnya saat ini. Dina harus segera bertindak mencari uang demi kelangsungan pengobatan Bu Gita. Fokus Dina saat ini asalah menerima tawaran Nicko mengikuti seleksi model di rumah teman Nicko
"Aku harus mengikuti seleksi jadi model di rumah teman Mas Nicko nanti. aku harus tampil maksimal agar bisa lolos demi biaya pengobatan mama. aku harus yakin bisa bersaing nanti malam," batin Dina
Tak lama kemudian, Bik Sri datang menjenguk Dina membawakan makan siang.
"Non, ini saya bawakan makanan, ayo Nona dimakan makananya," ucap Bik Sri
"Baik Bi," jawab Dina.
10 menit kemudian setelah memakan makananya, Dina menceritakan pada Bik Sri kegiatanya nanti malam
"Bik, nanti malam aku sepertinya tidak bisa jaga mama. aku ditawari Mas Nicko ada seleksi model di rumah temannya. kata Mas Nicko, kontraknya bisa Rp.100 juta Bi kalau lolos, kata teman Mas Nicko fotoku masuk kriteria perusahaanya. nanti jika aku lolos, lumayan bisa meringankan biaya pengobatan mama," ucap Dina
"Kok di rumah seleksinya Non? bukanya langsung di perusahaan? dan kok malam malam seleksinya" tanya Bik Sri curiga
"Iya katanya sebelum masuk ke tahap seleksi perusahaan, ikut seleksi ke rumah teman Mas Nicko dulu. teman Mas Nicko ini jadi kepercayaan perusahaan. kalau gak salah kemari malam update nya sudah ada puluhan yang daftar," jawab Dina
"Oh gitu, semoga beruntung ya Non," ucap Bik Sri
"Iya Bik, amin...." jawab Dina
++++++++++
Malam hari, Dina saat itu sudah tampil cantik dengan gaun berwarna kuningnya. Dina sudah siap dan menunggu kedatangan Nicko menjemputnya. Dalam hatinya Dina berharap bisa lolos menjadi model perusahaan.
"Semoga nanti aku beruntung," batin Dina
Tak lama kemudian, Nicko datang menjemput Dina dengan menggunakan mobil. Dina saat itu terkejut melihat Nicko memiliki mobil
"Mas, kamu punya mobil?" tanya Dina
"Hehe...jangan salah paham. ini mobil aku pinjam. karena kita perjalanan jauh jadi aku putuskan naik mobil. dan supaya rambut cantikmu tidak rusak karena helm," jawab Nicko
"Oh, tempatnya dimana Mas?" tanya Dina
"Nanti kamu juga akan tahu. kita berangkat langsung sekarang saja biar tidak kemalaman," jawab Nicko
"Kalau boleh tahu teman Mas itu dari perusahaan apa ya?" tanya Dina
"Aku lupa namanya, nanti kamu akan tahu sendiri pas sampai," jawab Nicko
"Oh baik Mas," saut Dina
Nicko saat itu mengemudikan mobilnya mengantar Dina ke rumah seseorang. Dalam perjalananya, Dina tidak menduga kalau rumah teman Nicko ternyata di luar kota.
"Mas, ini kita sudah diluar kita J, kita sudah di kota T sekarang," ucap Dina
"Iya memang rumahnya di kota T, sebentar lagi sampai," jawab Nicko
"Nama teman Mas itu siapa?" tanya Dina
"Dody," jawab Nicko singkat
Dina hanya mengangguk paham kemudian matanya berfokus pada spion mobil. Dina melihat ada mobil toyota warna silver di belakangnya. Plat mobil toyota itu memiliki plat kota J. Dalam hati Dina, mungkin mobil dibelakangnya adalah salah satu peserta yang ikut seleksi juga.
"Mungkin di mobil itu adalah salah satu peserta seleksi sepertiku. sejak dari tadi mobil itu kayak mengikuti mobil ini," batin Dina
++++++++++++++
Setelah menempuh perjalanan dua jam, Nicko dan Dina akhirnya sampai di tempat tujuan. Sesampainya ditempat tujuan Nicko saat itu pamit ada keperluan
"Kamu masuklah kedalam, di dalam sudah ada yang menunggu," ucap Nicko
"Loh, Mas Nicko nggak ikut turun?" tanya Dina
"Aku harus mengembalikan mobil ini ke temanku, nanti kalau kamu selesai seleksi hubungi aku, aku akan jemput," ucap Nicko
"Tapi jarak kota J dan kota T ini memakan hampir waktu 2 jam perjalanan Mas, sekarang jam 20.00, kalau Mas balik lagi lalu jemput aku kesini berarti pasti sudah tengah malam jam 00.00," jawab Dina
"Aku jemput kamu naik motor jadi lebih cepat nanti. yang penting kamu ikut seleksinya, temanku sudah menunggumu," saut Nicko
Dina melihat di sekelilingnya tidak ada tanda tanda ada seseorang yang ikut seleksi bersamanya. Hal itu membuat Dina bertanya tanya.
"Mas, tapi pintu rumah teman Mas itu tertutup dan tidak ada orang," ucap Dina
"Semua sudah kedalam, coba masuk saja," jawab Nicko
"Mas, aku sungguh takut Mas, tolong temani aku," rengek Dina
"Ingat satu hal, kamu saat ini membutuhkan uang demi biaya pengobatan ibumu. jadi lawan ketakutanmu itu, rezekimu sudah di depan mata, jika kamu beruntung kamu bisa mendapatkan peluang mendapat Rp.100 juta bahkan bisa lebih," jawab Nicko
"Baiklah Mas, terima kasih telah antarkan aku," ucap Dina
Dina kemudian keluar dari mobil lalu berpamitan pada Nicko.
"Mas, aku masuk, doakan ya Mas," ucap Dina
"Itu pasti, semoga beruntung," jawab Nicko
Nicko kemudian meninggalkan Dina sendirian di rumah seseorang. Setelah kepergian Nicko, Dina memberanikan dirinya berjalan menuju rumah di hadapanya.
"Bismillah, aku pasti bisa, aku nggak boleh gugup," ucap Dina lirih
Sesampainya di teras rumah, Dina tak menemukan tanda tanda ada kebisingan atau banyak orang didalam Tapi Dina saat itu terus berpositif thingking karena teringat ucapan Nicko
"Aku harus masuk, mungkin di dalam para peserta melakukan proses seleksi jadi model iklan," ucap Dina
"Dok...Dok...Dok.." (Dina mengetuk pintu)
"Permisi, selamat malam...." ucap Dina
Tak lama kemudian, ada tanda tanda pintu akan terbuka. Dan ketika pintu terbuka, Dina terkejut melihat sosok pria seusia ayahnya hanya pakai kaos kutang putih dan bawahan celana hitam.
"Oh kamu sudah datang akhirnya, silahkan masuk," ucap Pria itu
"Maaf, apa bapak bernama Dody?" tanya Dina
"Iya aku Dody, silahkan masuk," jawab Pak Dody
Pak Dody saat itu hendak merangkul pundak Dina, tapi Dina menghindarinya sautan tangan Pak Dody dengan pura pura menggaruk kakinya yang tidak gatal
"Ada apa kakimu?" tanya Pak Dody
"Hanya gatal saja Pak," jawab Dina
"Baiklah, aku tunggu di dalam," saut Pak Dody
Setelah Pak Dody masuk ke dalam, Dina saat itu melihat di dalam rumah tidak ada orang. Pikiran negatif mulai menghantui Dina saat ini. Apalagi melihat penampilan Pak Dody yang memakai kaos kutang, Hal itu membuat Dina merasa tidak nyaman. Namun di sisi lain, Dina masih yakin kalau Nicko tak mungkin menjebaknya.
"Mas Nicko itu orang yang baik, tidak mungkin berbuat buruk padaku," ucap Dina
Dina kemudian masuk kedalaman kediaman Pak Dody. Ketika masuk dalam rumah, Pak Dody menyambutnya ada makanan dan minuman di ruang tamu.
"Duduklah Dina, nikmati makan makan dan minum dulu," ucap Pak Dody
Pak Dody kamudian berjalan menuju pintu kemudian menguncinya.
"Loh kok pintunya di kunci?" tanya Dina panik
"Cuaca malam ini mau hujan, angin dingin jika pintu terbuka," jawab Pak Dody
"Pak, teman teman lain yang ikut seleksi model dimana ya? kok saya merasa hanya sendirian disini?" tanya Dina
Pak Dody hanya tersenyum sinis.
"Pak, mengapa senyum senyum seperti itu?" tanya Dina panik
"Kamu butuh 100 juta kan? aku bisa kasih lebih dari itu. asalkan...," jawab Pak Dody terpotong
"Maksudnya apa ini? bukannya saya disini ikut seleksi model? mengapa saya tidak merasa ada tanda tanda ada seleksi disini?" tanya Dina panik
Pak Dody kemudian memnjka bajunya lalu mengelus elus bagian intimnya yang sepertinya menegang. Sementara Dina yang melihatnya langsung berdiri dari duduknya kemudian berpamitan.
"Maaf Pak, saya sepertinya harus pamit, saya tidak mau melanjutkan seleksi ini," ucap Dina
Dina saat itu berjalan cepat kedepan pintu ingin keluar dari rumah. Namun baru beberapa langkah berjalan Pak Dodo memeluknya dari belakang. Sontak Dina hanya bisa memberontak dan menangis minta tolong.
"Tolong...Tolong..." teriak Dina
"Teriaklah sepuasmu, malam ini kamu miliku," jawab Pak Dody
Dina terus memaksa membrontak hingga pakaianya sobek karena ulah Pak Dody. Semakin lama memberontak, Dina merasa kelelahan dan hanya bisa pasrah. Malam ini, Dina merasa dirinya dijebak oleh Nicko. Dina tidak menyangka kalau Nicko bisa sejahat itu kepadanya. Padahal Dina merasa tidak pernah bermasalah dan jahat pada Nicko. Saat ini Dina hanya bisa berteriak minta tolong, menangis dan pasrah akan nasibnya malam ini.
"Tolong...Tolong..." teriak Dina semakin lirih
Dina saat itu dibaringkan di sofa dan pakaianya hendak dilucuti oleh Pak Dody. Namun baru saja Pak Dody merobek pakaian Dina lebih luas, tiba tiba saja mendadak ada seseorang yang meninju muka Pak Dody hingga terpelanting.
"Buuuk...." (satu pukulan mendarat di wajah Pak Dody)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments