Besok lusa, Dina saat itu membatalkan acara kencanya dengan Nicko. Dina ditemani Bik Sri saat itu berfokus mengantar Bu Gita ke rumah sakit. Sore ini Bu Gita tiba tiba sakit kepala dan pingsan. Dina menangis ketika mengantar ibunya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Dina juga masih terus menangis.
Dina merasa tidak sanggup menjalani hidup jika kembali kehilangan orangtuanya.
"Bik, mama nggak apa apa kan Bik?" tanya Dina menangis
"Nyonya insyallah baik baik saja, Nona berdoa ya," jawab Bik Sri
Tak lama kemudian, Dokter keluar ruangan lalu mengatakan kondisi Bu Gita.
"Berdasarkan pemeriksaan, kanker otak yang di alami Bu Gita sudah semakin merambat. Saat ini Bu Gita masih koma, jika Bu Gita sudah sadar dan kondisinya stabil, tindakan operasi bisa segera dilakukan. Operasi kanker ini bertujuan untuk mengangkat sebagian atau seluruh tumor ganas yang merusak sel-sel sehat di dalam otak," ucap Dokter
"Biayanya berapa Dok?" tanya Bik Sri
"Kami bisa melakukan tindakan operasi setelah Bu Gita sudah sadar dari koma. jika masalah informasi biaya, silahkan bertanya ke ruang administrasi terkait biaya," ucap Dokter
"Baik Dok," jawab Bik Sri
Dokter kemudian mengangguk kemudian kembali ke ruanganya. Sementara Dina sangat terkejut mendengar fakta jika Bu Gita mengalami kanker otak
"Bik, dokter itu pasti salah vonis. mamaku sehat. namaku hanya jatuh ke kamar mandi. mamaku tidak mungkin kena kanker," ucap Dina menangis
Bik Sri hanya menangis tak mampu berkata apa apa. Karena sebenarnya sudah lama Bik Sri tahu jika Bu Gita mengalami kanker otak. Penyebab Bu Guru jatuh di kamar mandi juga karena gejala kanker otak yang dirasakan Bu Gita. Bik Sri tidak memberi tahu keadaan Bu Gita yang sebenarnya pada Dina karena sudah berjanji dengan Bu Gita. Bu Gita sengaja tidak ingin Dina tahu penyakitnya karena tidak ingin Dina makin terpuruk
"Bik, mengapa Bik Sri hanya menangis dan diam saja? apakah Bik Sri sudah tahu sebelumnya? Bik Sri merahasiakan ini dariku?" tanya Dina
"Maaf Nona, sebenarnya saya sudah berjanji pada Nyonya untuk tidak memberitahukan penyakit Nyonya pada Nona. Nyonya tidak ingin Nona kepikran setelah meninggalnya Tuan. tapi berhubung Nona sudah mengerti jadi saya harus terpaksa ingkar pada Nyonya," jawab Bik Sri
Bik Sri kemudian menceritakan awal mula dirinya tahu Bu Gita mengalami kanker otak. Selama Bu Gita terbaring lemah, untuk masalah kontrol dan membeli obat, Bu Gita selalu memasrahkanya pada Bik Sri. Dengan cara itu, Dina jadi tidak tahu kondisi Bu Gita yang sebenarnya.
Bahkan permintaan Bu Gita yang ingin Dina segera menikah adalah alasan Bu Gita karena tidak ingin Dina sendirian jika dirinya meninggal di suatu hari.
"Bik Sri jahat !!! Bik Sri tega sama aku. mengapa Bik Sri tidak cerita ini padaku? mulai hari ini aku memecat Bik Sri," teriak Dina menangis
Bik Sri saat itu tak menggubris ucapan Dina. Bik Sri memaklumi apa yang dirasakan Dina saat ini. Dengan sabar, Bik Sri terus menenangkan Dina lalu mengajaknya ke ruang administrasi.
Sesampainya di ruang administrasi, Dina dan Bik Sri terkejut mengetahui informasi biaya operasi sebesar Rp. 75 juta. Biaya tersebut belum termasuk rawat inap, obat obatan, dan kemotrapi kedepan. Jika Bu Gita sadar, operasi bisa dilakukan apabila administrasi sudah diselesaikan. Dina yang mengetahui besarnya biaya operasi Bu Gita hanya bisa terduduk lesu.
"Bik, bagaimana aku bisa mendapatkan uang sebesar itu? apa aku harus jual rumahku?" tanya Dina
"Nona yang sabar, kita berjuang sama sama ya Non, insyallah diberikan kemudahan," jawab Dina
++++++++++
Malam hari, Dina dan Bik Sri masih setia berjaga di rumah sakit. Jam sudah menujukan pukul 20.00, Dina menyuruh Bik Sri pulang agar besok bisa menggantikanya berjualan di kantin..
"Bik..." panggil Dina
"Iya Nona," jawab Bik Sri
"Bik Sri pulang saja, biar aku yang jaga mama. Bik Sri besok harus gantikan aku berjualan di kantin," saut Dina
Sesaat habis bicara, Dina baru saja mengingat sudah memecat Bik Sri. Dina meralat ucapanya karena merasa dirinya tidak ada hak menyuruh Bik Sri berjualan.
"Eh maaf, aku teringat tadi siang aku sudah terlanjur pecat Bik Sri. jadi aku sudah tidak berhak suruh Bik Sri berjualan besok. Bik Sri boleh pergi dan mencari pekerjaan lain. aku minta maaf jika tadi sudah kasar sama Bik Sri," ucap Dina
"Nona, saya tidak akan pergi meninggalkan Nona. saya sudah bilang kan saya akan selalu temani Nona dan Nyonya. Nyonya dan Nona sudah saya anggap keluarga saya. anak anak saya bisa jadi guru dan polisi juga berkat bantuan kalian," jawab Bik Sri
"Makasih ya Bik, sekarang Bik Sri pulang saja. aku yang jaga mama," saut Dina
"Baik Non," jawab Bik Sri
1 jam kemudian setelah kepergian Bik Sri, Nicko datang menemui Dina yang sedang berjaga. Dina saat itu terkejut dengan kedatangan Nicko. Karena setahu Dina, dirinya tak memberi tahu keberadaanya pada Nicko
"Mas, kok bisa kesini?" tanya Dina
"Tadi pembantumu yang kasih tahu, aku kesini mau menawari kamu pekerjaan," jawab Nicko
"Pekerjaan apa Mas?" tanya Dina
"Aku tahu kamu butuh banyak uang. besok kamu ikut aku ke rumah seseorang, pekerjaanya nanti aku jelaskan," jawab Nicko
"Pekerjaanya apa dulu Mas?" tanya Dina
"Model, kamu suka dunia model kan? ada perusahaan yang ingin membayarmu lebih dari 100 juta saat aku tunjukkan fotomu," jawab Nicko
"Kamu serius Mas? hanya foto foto saja aku bisa dapat uang sebesar itu?" tanya Dina
"Serius, temanku itu dipercaya sama perusahaan mencari model buat promosi iklan produk kecantikan. nanti kamu akan bersaing dengan puluhan wanita yang berebut menjadi bintang iklan perusahaan tersebut," jawab Nicko
"Apa Mas yakin aku bisa lolos? aku tidak berbakat di dunia modeling," ucap Dina
"Kamu cantik dan bodymu ideal, aku yakin kamu lolos. temanku bahkan bilang saat melihat fotomu sangar yakin kamu lolos. besok malam yang penting besiaplah ikut aku ke rumah temanku itu," jawab Nicko
"Baik Mas, demi biaya pengobatan mama, aku bersedia, aku akan mempersiapkan diriku besok," ucap Dina
+++++++++++++
Tengah malam, Dina yang sedang tertidur saat itu terbangun mendengar suara seseorang membuka pintu
"Siapa itu?" tanya Dina
Dina saat itu melihat ada seorang pria bertopeng yang datang menghampirinya.
"Kamu siapa?" tanya Dina
Pria itu mengunci pintunya kemudian mendekat ke arah Dina
"Kamu siapa, jangan dekat dekat, aku gak kenal kamu," ucap Dina
Pria bertopeng itu justru membuka bajunya kemudian menindih Dina. Setelah itu pria itu merobek baju kaos Dina dengab sekali ambekan
"Kriek..." (bunyi sobekan)
Dina yang diperlakukan seperti itu sangat ketakutan dan berteriak
"Tolong...Tolong..." teriak Dina
Dina terus menangkis wajah priaw bertopeng itu dan menghindar agar bisa kabur. Tapi aksi berontak Dina berujung terjatuh.
Brukkkk. ..
Dina terjatuh dari sofa kemudian memegangi bahunya yang terbentur lantai. Ketika Dina membuka matanya, Dina langsung mengecek bajunya dan melihat tempat di sekelilingnya. Melihat bajunya masih aman, dan kondisi pintu terkunci, Dina bersyukur karena kejadian tadi hanya sebuah mimpi. Tapi walaupun begitu, Dina bingung mengapa mimpi buruk seperti itu menimpanya.
"Mengapa aku bisa mimpi hampir dilecehkan pria? pertanda apa ini?" batin Dina
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments