Sore hari, setelah berkemas Dina langsung bersiap untuk pulang. Namun ketika hendak pulang motor Dina tiba tiba merasakan ban motornya tak seimbang
"Loh motorku kenapa ini?" tanya Dina
Dina turun dari motornya kemudian mengecek ban motor depanya ternyata bocor.
"Ini kempes atau bocor ya? aku minta tolong sama Pak Hary saja deh," ucap Dina
Dina kemudian berjalan menuju ke pos satpam. Sesampainya di pos satpam, Dina bertemu dengan 3 satpam kosnya yang sedang meminum kopi. 3 satpam yang mengetahui Dina mengunjungi mereka langsung tanggap menanyakan keperluan Dina.
"Ada keperluan apa Non?" tanya Pak Harry
"Itu Pak, ban motor depan saya kempes atau bocor saya nggak tahu. saya tidak pernah ke bengkel. jadi saya tolong bapak bantu saya bawa motor saya ke bengkel," jawab Dina
"Nona pakai motor saya saja pulangnya, urusan motor Nona nanti saya urus," jawab Pak Hary
Dina melihat motor Pak Hary adalah supra-x, Dina tidak bisa naik motor jika bukan motor matic. Karena motor yang bisa dikendarai Dina hanya motor beat.
"Pak, tapi saya nggak bisa kalau bukan motor matic," ucap Dina
"Nona apa perlu saya antar pulang?" tanya Pak Hary
Dina hanya mengangguk
Pak Hary saat itu hendak keluar dari pos tapi Gara saat itu mencegahnya.
"Pak Hary, saya pinjam kontaknya. biar saya yang antar Nona pulang. sekalian saya mau melihat mess saya di rumah Nona," ucap Gara
"Tidak usah Mas, saya diantar Pak Hary saja. saya belum terbiasa sama orang baru," jawab Dina
"Nona menurut saya memang sebaiknya Mas Gara yang antar Nona, saya habis ini mau bawa motor Nona ke bengkel. Nona tak perlu khawatir. satpam baru di Kos Raginai ini sudah teruji bela dirinya dan kesetiaanya pada majikan," saut Pak Hary
Dina sangat percaya jika Gara memiliki kemampuan bela diri yang tak tertandingi. Tapi masalah kesetiaan, Dina merasa kriteria kesetiaan tidak cocok disematkan pada Gara. Jika ada disuruh kasih nilai 1-10, Dina memberi Gara nilai 1.
Dina saat itu ingin mencari alternatif lain selain diantar Gara. Tetapi Dina tidak ingin kedua satpamnya curiga jika Gara adalah mantan kekasihnya yang pernah meninggalkan luka dihatinya. Sehingga mau tidak mau, Dina terpaksa harus profesional karena tidak mungkin memarahi Pak Hary yang tidak tahu apa apa.
"Baiklah, ayo kita berangkat sekarang. tapi saya ambil barang barang di motor saya dulu, tunggu saja disini," ucap Dina.
"Nona tunggu disini saja, biar saya yang ambilkan," jawab Gara
Gara kemudian berlari dengan gagahnya mengambil barang barang Dina yang tertinggal di motor. Setelah mengambil barang barang Dina, Gara meletakan barang barang Dina di depan motor yang akan ditumpanginya. Setelah semua siap. Gara mempersilahkan Dina naik untuk di boncengnya
"Nona, silakan naik," ucap Gara
Dengan perasaan gugup, Dina memberanikan dirinya di bonceng oleh mantan kekasihnya yang dulu menghianatinya. Walaupun tubuhnya agak gemetar, tapi Dina saat ini sudah berhasil duduk di motor.
"Nona sudah siap?" tanya Gara
""Sudah, ayo berangkat," jawab Dina
Gara kemudian menghidupkan motornya lalu motor berjalan menyusuri jalanan.
Dalam perjalanan, cuaca saat itu tiba tiba mendung dan hujan turun. Mau tidak mau, Gara terpaksa menghentikan motornya di ruko yang sudah tutup.
"Kita berhenti disini dulu, kita tunggu hujan reda," ucap Gara
Dina hanya diam mengatupkan tanganya karena kedinginan. Gara yang melihat Dina kedinginan melepaskan jaketnya lalu memakaianya pada Dinam
"Ini pakailah, biar tidak kedinginan," ucap Gara
"Tidak, terima kasih," jawab Dina
"Tapi kamu kedinginan," ucap Gara
"Ingat kita harus profesional, kita sudah tidak ada hubungan," jawab Dina tegas
Dina kemudian menjauhkan posisi duduknya dari jangkauan Gara. Gara yang melihat Dina menjauhinya hanya bisa pasrah. Gara tahu jika kenangan buruk yang dirinya goreskan di hati Dina sulit untuk di lupakan. Bahkan bisa dibilang perselingkuhan dirinya yang khilaf adalah gerbang awal Dina mengalami keterpurukan. Menyesal sudah pasti, tapi nasi sudah menjadi bubur itulah yang dirasakan Gara saat ini.
15 menit kemudian. hujan masih belum reda. Di ruko tempat Gara dan Dina berteduh saat itu dipenuhi para mahasiswa laki laki yang sepertinya baru pulang kuliah. Awalnya Gara nampak biasa saja karena tujuannya hanya menunggu hujan berhenti agar Dina tidak semakin kedinginan.
Namun tatapan Gara terarah pada beberapa mahasiswa yang menatap intens Dina. Gara tak suka mahasiswa laki laki itu menatap intens Dina. Ketika itu Gara langsung melihat ke arah Dina. Gara saat itu melihat pakaian putih Dina yang terkena hujan memperlihatkan warna bra hitam yang dipakai Dina. Walaupun Dina mengatubkan tanganya, tapi tetap saja warna bra hitam Dina terlihat dari samping.
"Sial, aku tidak bisa membiarkan mereka menatap Dina seperti itu, aku harus melindungi Dina," batin Gara
Gara saat itu membuka jaketnya lalu mendekatkan dirinya pada Dina. Dina yang merasa Gara mendekatinya merasa ketakutan. Walaupun tubuhnya lemas, Dina masin menjauhkan tubuhnya karena takut.
"Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Dina lirih
"Ssst...diam. aku tidak mau tahu. pakai jaketku sekarang, pakaianmu tembus kena hujan. menurutlah.." jawab Gara
Gara kemudian memakaikan jaketnya ke tubuh Dina. Setelah itu Gara menatap para pria yang menatap Dina lalu mengatakan sesuatu.
"Jaga matamu, atau kamu akan berurusan denganku !!!" ucap Gara tegas
Para mahasiswa laki laki itu langsung tersentak kaget saat Gara menegurnya. Setelah menegur mahasiswa yang beteduh, Gara sengaja mengubah posisi duduknya agar tubuhnya bisa menjadi penghalang mahasiswa laki laki itu menatap Dina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments