Bab. 6. Siap Menjadi Simpananmu.

“Jadi kamu sudah tinggal disini selama 5 tahun?” William mengamati rumah kontrakan yang di tempati oleh Regina.

Wanita itu mengangguk, seraya meletakkan segelas air putih di hadapan atasannya.

“Kemarilah.” Tangan William menarik tangan Regina. Wanita itu menurut. Dan duduk di atas pangkuan William.

“Pindah ke apartemen ya.” Ucapnya seraya membelit pinggang ramping wanita itu.

“Kenapa? Apa supaya kamu mudah mendapat jatah?” Tanya Regina tergelak.

William menyunggingkan sudut bibirnya.

“Tidak. Tempat ini terlalu kecil untukmu. Ruang tamu ini saja, hanya seluas kamar mandi di apartemen.”

Regina ikut mengamati ruangan yang berbaur dengan dapur terbuka itu. Ya, ternyata ruang tamunya memang hanya seluas kamar mandi milik pria itu. Bukan seluas kamarnya.

“Tetapi aku sudah lima tahun di sini. Aku sudah nyaman.”

William menghela nafasnya pelan.

“Apa si rahwana sering kesini?”

Regina mengangguk sebagai jawaban.

“Apa itu alasan mu tidak mau pindah?”

Regina menggeleng. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu.

“Bukan seperti itu. Kita baru mengenal sehari. Bagaimana bisa kamu sudah memberiku apartemen?”

“Kenapa tidak? Kita baru kenal satu jam saja, kamu sudah memberikan kesucian mu padaku. Jadi tidak alasan, untuk aku memberi apartemen padamu.”

Regina mencebik.

“Apa itu artinya aku menjual diriku?”

“Tidak!” William menyatukan bibir mereka dengan kasar. Ia tidak suka mendengar wanita itu menyebut kata seperti itu.

“Jangan pernah berpikir seperti itu. Aku murni memberikannya karena aku ingin kamu tinggal dengan nyaman.”

Regina mengecup singkat bibir pria itu.

“Terima kasih, tetapi aku benar-benar sudah nyaman disini.”

Dan William hanya bisa membuang nafasnya kasar.

“Gi?”

“Ya?”

“Bagaimana jika kita menjalin hubungan yang saling menguntungkan? Toh kamu belum putus dan belum bisa menjalin hubungan yang baru.”

“Maksud kamu apa?”

William mengeratkan pelukannya pada pinggang Regina. Kemudian menjatuhkan kepalanya di atas dada wanita itu.

“Aku siap menjadi simpananmu. Aku akan memberikan apapun yang kamu mau. Asalkan, setiap aku mau, kamu siap.”

Regina tergelak mendengar ucapan William.

“Apa ini sejenis tawaran seorang sugar daddy?”

“Katakan saja begitu. Meski umur kita hanya berbeda empat tahun. Kalau papa gula itu, rata-rata pria yang sudah mendekati masa kedaluarsa.”

Ucapan William membuat Regina terbahak. Ada saja ungkapan yang keluar dari bibir pria tampan itu.

“Jangan tertawa. Kamu mau kan? Kita sudah sama-sama salah melangkah. Ya sudah, kita lanjutkan saja. Kamu bebas jika masih ingin berhubungan dengan si rahwana, tetapi ingat, ada aku yang selalu menanti. Menunggu mu untuk kembali.”

William terlihat serius. Regina pun terdiam. Memikirkan apa yang pria itu ucapakan. Dan memang benar, mereka sudah salah melangkah. Hubungan mereka sudah sangat jauh, jika putus dari Alvino sekalipun, mungkin tidak ada pria yang mau menerimanya karena sudah bekas.

Tanpa sadar, kepala wanita itu pun mengangguk. Yang William artikan sebagai tanda persetujuan. Pria itu pun tersenyum senang, kemudian kembali menyatukan bibir mereka.

“Apa aku boleh menginap?”

“Tidak!”

“Kenapa?”

“Aku takut, Alvino besok pagi datang kemari.”

William berdecak sebal. Inilah resiko jika menjalin hubungan dengan kekasih orang.

****

Keesokan paginya, benar seperti yang Regina ucapkan. Ternyata Alvino mendatanginya pagi ini, dengan membawa sarapan untuk mereka berdua.

“Mama yang memasak. Katanya untuk calon mantu tersayang.”

Regina mencebik. Jika sebelumnya ia akan berbunga mendengar ucapan manis yang keluar dari bibir Alvino, lain halnya sekarang.

Setiap pria itu melontarkan kalimat manis, rasanya Regina ingin muntah di hadapan pria itu.

“Sampaikan ucapan terima kasihku pada mama.” Balasnya dengan senyum palsu.

Ia menyiapkan makanan itu di atas piring, kemudian menyajikan di atas meja. Mereka sarapan dengan santai.

“Mobil mu kemana, sayang?”

“Mogok.”

Alvino menghela nafasnya pelan. Kemudian meneguk sedikit air yang tersedia di hadapannya.

“Kita beli mobil yang baru ya?”

Ucapan Alvino membuat Regina tersedak. Dengan sigap, pria itu menyodorkan air kepada Regina.

‘Jangan sok manis breng… menawari ku mobil, apa supaya kamu lebih leluasa menumbuk sekretaris mu? Ah aku dan William sama saja.’

“Sayang?”

“Ah. I-iya? Ada apa Vin?”

“Kita beli mobil. Supaya kamu tidak menunggu angkutan umum lagi.”

Kepala Regina menggeleng. Ia sudah bertekad tidak akan menerima apapun lagi dari pria itu.

“Tidak, Vin. Terima kasih. Mobil itu masih bisa aku gunakan. Hanya saja, bulan ini aku terlambat menservisnya. Jadi dia ngambek.” Ucapnya pura-pura terkekeh.

Alvino pun mengantar Regina sampai tepat di pintu lobby gedung SANJAYA GROUP.

Dengan langkah ringannya, Regina melangkah memasuki lobby. Karyawan lain yang berpapasan dengannya saling menyapa. Ada juga yang sedikit membungkuk memberi hormat.

Semenjak menjadi sekretaris pemilik perusahaan, ia menjadi lebih di segani dan di hormati.

Memasuki lift khusus yang langsung menuju lantai 20, wanita itu sedikit bersenandung ria. Hatinya tiba-tiba berbunga. Bukan karena tawaran mobil yang Alvino berikan. Ia sendiri pun tak tau.

Tiba di lantai tempatnya bekerja, ia meletakkan tas yang ia bawa di atas meja kerja. Kemudian mengambil kunci ruangan sang atasan. Yang tersimpan di laci meja kerjanya. Laci itu pun terkunci, dan kuncinya ia yang membawa.

Regina melangkah membuka ruangan direktur. Kemudian ia merapikan dan membersihkan meja atasannya.

Hal itu sudah biasa ia lakukan dari hari pertama menjadi sekretaris pak Antony.

Beberapa saat, wanita itu kembali ke mejanya. Menyalakan komputer lipatnya. Kemudian memeriksa beberapa berkas yang akan di serahkan kepada William nantinya.

Hampir 30 menit berkutat dengan pekerjaannya. Suara lift terbuka, menginterupsi. Regina dengan cepat berdiri, menyambut kedatangan sang atasan.

Saat hendak bersuara, Regina hanya mampu menganga. William datang tak sendiri. Pria itu datang bersama seorang wanita cantik, bak model internasional.

“Selamat pagi, nona Regina.” William menyapa terlebih dulu.

“Pa-pagi, pak.” Balasnya dengan tergagap. Baru saja bunga bermekaran di hatinya. Namun kini bunga itu telah kembali layu.

“Tolong buatkan teh untuk tamu ku.”

“Ba-baik, pak.”

William dan wanita cantik itu pun berlalu menuju ruangannya.

Pundak Regina terkulai lemas. Jadi seperti ini rasanya berselingkuh? Harus rela melihat selingkuhan kita bersama orang lain?

“Dasar pria nakal.” Gerutunya, sembari ikut melangkah kedalam ruangan sang atasan untuk membuatkan mereka teh.

Waktu berlalu. Hampir satu jam William di dalam bersama wanita itu. Regina berusaha tidak perduli. Tetapi sudut matanya selalu saja mengamati pintu ruangan William.

“Ingat Re. Hubungan ini hanya hubungan saling menguntungkan, dia saja membiarkan mu tetap bersama Alvino. Itu artinya, dia juga ingin bersama wanita lain.” Regina bermonolog.

Tiga puluh menit berlalu. Kesabaran Regina menunggu pintu itu terbuka telah habis. Membuang nafasnya kasar, wanita itu pun bangkit, hendak ke dalam memeriksa keadaan.

Baru akan melangkah, daun pintu itu sudah terbuka lebar. William muncul dengan hanya menggunakan kemeja yang lengannya terlipat hingga dibawah siku.

“Senang bekerja sama dengan mu, Will.” Ucap wanita itu, mereka pun saling membenturkan pipi kanan dan pipi kiri.

Membuat Regina memalingkan wajahnya.

“Tentu. Nanti kita lanjutkan lagi.” Ucap William sembari mengedipkan salah satu matanya. Dan mereka pun tergelak bersama.

William mengantar wanita itu hingga pintu lift. Setelah makhluk cantik itu menghilang, William berbalik.

“Ikut aku ke dalam.” Menarik tangan Regina tanpa permisi.

William menutup pintu, dan tak lupa menguncinya. Kemudian menuntun Regina duduk di sofa bersamanya.

“Ada apa, pak?”

William mencebik. Ia kemudian mendekatkan wajahnya, mengikis jarak di atara mereka, namun Regina menghindar.

“Apa yang tadi belum cukup?”

Alis William berkerut, hampir saja menyatu. Sedetik kemudian, senyum tersungging di sudut bibirnya.

“Jangan salah paham. Dia sepupu ku dari pihak mama, dia menejer salah satu bank swasta.” Tangan pria itu kemudian terulur meraih amplop di atas meja. Kemudian menyodorkan pada Regina.

“Bukalah.”

Regina pun membuka amplop yang berisi logo salah satu bank swasta itu. Merobek ujungnya, kemudian mengeluarkan isinya.

“Ini apa, Will?” Tanyanya saat menemukan isi amplop itu. Sebuah kartu kredit berwarna hitam.

William berdecak.

“Papa bagaimana sih. Masa mengangkat sekretaris yang kurang update begini?”

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

neni onet

neni onet

klo lagi jatuh cinta memang kadang jadi bodoh, CCTV yang tersambung ke laptop apa gunanya coba klo ga diintip 😁

2024-06-16

0

neni

neni

maklum orkam engak tau itu kartu apa😁aturan lihat dalam ruangan juga bisa dari leptop kan ada CCTV nya

2022-08-06

0

Pau Jiah

Pau Jiah

kenapa Regina gak liat apa yg di lakukan mereka. kan CCTV tersambung di leptop nya Regina.

2022-08-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Berakhir Di Ranjang.
2 Bab. 2. Direktur Baru.
3 Bab. 3. Awas Kamu Regina.
4 Bab. 4. Pembicaraan Apa Ini?
5 Bab. 5. Jadikan Aku Yang Kedua. 21++
6 Bab. 6. Siap Menjadi Simpananmu.
7 Bab. 7. Untuk Uang Jajan.
8 Bab. 8. Dasar Pria Nakal.
9 Bab. 9. Selalu Saja Begitu.
10 Bab. 10. Menyerobot di Tikungan!
11 Bab. 11. Saling Menguntungkan.
12 Bab. 12. Maafkan Aku.
13 Bab. 13. Kamu Tanggung Jawab Ku.
14 Bab. 14. Gara-Gara Handuk Kimono.
15 Bab. 15. Kedatangan Mama 21++
16 Bab. 16. Bos dan Sekretaris.
17 Bab. 17. Rahasia William.
18 Bab. 18. Gara-Gara Mobil Baru.
19 Bab. 19. Aku Cemburu!
20 Bab. 20. Akhir Pekan.
21 Bab. 21. Di Rumah Keluarga Sanjaya.
22 Bab. 22. Masih, Di Rumah Sanjaya.
23 Bab. 23. Gara-Gara Film 365 Hari.
24 Bab. 24. Are You Ready? 21++
25 Bab. 25. Aku Memberimu Harapan.
26 Bab. 26. APD Boy Habis.
27 Bab. 27. Bayar Dengan Cinta.
28 Bab. 28. Thanks, Babe.
29 Bab. 29. Rencana Pak Antony.
30 Bab. 30. Kita Kawin Lari.
31 Bab. 31. Satu Sama.
32 Bab. 32. Menyebalkan.
33 Bab. 33. Dia Adikku.
34 Bab. 34. Jangan Menyakitinya.
35 Bab. 35. Jauhi Kakakku.
36 Bab. 36. Aku Memiliki Hadiah Untukmu.
37 Bab. 37. Apa Kalian Sudah Pu-as?!
38 Bab. 38. Apa Kamu Ingin Menangis?
39 Bab. 39. Maafkan Aku Melanggar Janji.
40 Bab. 40. Dasar Pria Sombong.
41 Bab. 41. Regina Jodoh William.
42 Bab. 42. Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan.
43 Bab. 43. Pulang Kampung.
44 Bab. 44. Mama Kecewa DenganMu.
45 Bab. 45. Pecat Wanita Itu.
46 Bab. 46. Tertangkap Basah.
47 Bab. 47. Aku Yang Memulai.
48 Bab. 48. Aku Tidak Mau.
49 Bab. 49. Tidak Ada Yang Lain.
50 Bab. 50. Sudah Berakhir.
51 Bab. 51. Bertemu Kembali.
52 Bab. 52. Kedatangan Reka.
53 Bab. 53. Hamil 6 Minggu.
54 Bab. 54. Bagaimana Bisa?
55 Bab. 55. Papa Punya Pilihan Lain.
56 Bab. 56. Percaya Diri Itu Perlu.
57 Bab. 57. Pria Paling Sombong.
58 Bab. 58. Bersiap Memberi Kejutan.
59 Bab. 59. Cara Membatalkan Perjodohan 21++
60 Bab. 60. Putri Om Regan?
61 Bab. 61. Tidak Mungkin.
62 Bab. 62. Aku Juga Mencintaimu.
63 Bab. 63. Beri Aku Waktu.
64 Bab. 64. Mama Sudah Tau.
65 Bab. 65. Kebetulan Macam Apa Ini?
66 Bab. 66. Ada Apa Dengan Regina?
67 Bab. 67. Siapa Ayahnya?
68 Bab. 68. Kamu Pilihan Papa.
69 Bab. 69. Aku Sangat Mencintainya.
70 Bab. 70. Aku Sengaja Melakukannya.
71 Bab. 71. Terima Kasih, Ayah.
72 Bab. 72. Beraninya Kamu Pergi.
73 Bab. 73. Kenapa Bisa Kecolongan?
74 Bab. 74. Seperti Tom dan Jerry.
75 Bab. 75. Mungkin Anakmu Perempuan.
76 Bab. 76. Ada Syaratnya.
77 Bab. 77. Berbahagialah, Nak.
78 Bab. 78. Tidak Ada Harapan.
79 Bab. 79. Tidak Pernah Merebutnya.
80 Bab. 80. Bertengkar Dengan Siapa?
81 Bab. 81. Mereka Di Jodohkan.
82 Bab. 82. Aku Menyesal, Ma.
83 Bab. 83. Wedding Day.
84 Bab. 84. Beautiful In White.
85 Bab. 85. Saatnya Kamu Bahagia.
86 Bab. 86. Disamakan Dengan Burung.
87 Bab. 87. Berebut Sekotak Susu.
88 Bab. 88. Terimakasih Untuk PengkhinatanMu.
89 Bab. 89. Kamu Milikku, Willona.
90 Bab. 90. Kamu Harus Membayar Ku.
91 Bab. 91. Feeling Ibu Hamil.
92 Bab. 92. Aku Bukan Sayangmu.
93 Bab. 93. Dimana Suami Mu?
94 Bab. 94. Hanya Berniat Menolong.
95 Bab. 95. Kamu Memang Pria Baik.
96 Bab. 96. Berhenti Mengharapkan Regina.
97 Bab. 97. Kita Perlu Bicara
98 Bab. 98. Aku Punya Calon Istri.
99 Bab. 99. Maukah Kamu Menjadi Kekasihku?
100 Bab. 100. Putri Nyonya Karin.
101 Bab. 101. Kasihan Sekali Dia.
102 Bab. 102. Siapa Yang Kamu Pilih?
103 Bab. 103. Apa Daddy Boleh Berkunjung?
104 Bab. 104. Tidak Mau Berdiri.
105 Bab. 105. Dia Menyindir Ku?
106 Bab. 106. Dokter Gombal.
107 Bab. 107. Cemburu Dengan Papa.
108 Bab. 108. Kekanakan dan Egois.
109 Bab. 109. Suami Takut Istri.
110 Bab. 110. Cinta Perlu Perjuangan.
111 Bab. 111. Rindu Ibu.
112 Bab. 112. Manis Sekali.
113 Bab. 113. Kejutan.
114 Bab. 114. Kamu Ingin Merebut Orang Tuaku?
115 Bab. 115. Aku Sudah Memaafkan Mu.
116 Bab. 116. Dokter Juga Bisa Sakit.
117 Bab. 117. Beraninya Menyakiti Putriku.
118 Bab. 118. Beri Aku Kesempatan.
119 Bab. 119. Ingin Melihat Burung Ayah.
120 Bab. 120. Berpamitan.
121 Bab. 121. Melakukan Dosa.
122 Bab. 122. Menikahlah Denganku, Tamara.
123 Bab. 123. Tidak Meminta Restu.
124 Bab. 124. Minum Apa?
125 Bab. 125. Maafkan Aku, Sayang. 21+
126 Bab. 126. Melamar Willona.
127 Bab. 127. Aku Juga Mencintai Reka.
128 Bab. 128. Pernikahan Alvino & Tamara.
129 Bab. 129. Persiapan Pernikahan.
130 Bab. 130. Berbahagia Selalu.
131 ExtraPart. Hadiah Pernikahan.
132 ExtraPart. Honeymoon, Babymoon.
133 ExtraPart. Bali.
134 ExtraPart. Periksa Kandungan.
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab. 1. Berakhir Di Ranjang.
2
Bab. 2. Direktur Baru.
3
Bab. 3. Awas Kamu Regina.
4
Bab. 4. Pembicaraan Apa Ini?
5
Bab. 5. Jadikan Aku Yang Kedua. 21++
6
Bab. 6. Siap Menjadi Simpananmu.
7
Bab. 7. Untuk Uang Jajan.
8
Bab. 8. Dasar Pria Nakal.
9
Bab. 9. Selalu Saja Begitu.
10
Bab. 10. Menyerobot di Tikungan!
11
Bab. 11. Saling Menguntungkan.
12
Bab. 12. Maafkan Aku.
13
Bab. 13. Kamu Tanggung Jawab Ku.
14
Bab. 14. Gara-Gara Handuk Kimono.
15
Bab. 15. Kedatangan Mama 21++
16
Bab. 16. Bos dan Sekretaris.
17
Bab. 17. Rahasia William.
18
Bab. 18. Gara-Gara Mobil Baru.
19
Bab. 19. Aku Cemburu!
20
Bab. 20. Akhir Pekan.
21
Bab. 21. Di Rumah Keluarga Sanjaya.
22
Bab. 22. Masih, Di Rumah Sanjaya.
23
Bab. 23. Gara-Gara Film 365 Hari.
24
Bab. 24. Are You Ready? 21++
25
Bab. 25. Aku Memberimu Harapan.
26
Bab. 26. APD Boy Habis.
27
Bab. 27. Bayar Dengan Cinta.
28
Bab. 28. Thanks, Babe.
29
Bab. 29. Rencana Pak Antony.
30
Bab. 30. Kita Kawin Lari.
31
Bab. 31. Satu Sama.
32
Bab. 32. Menyebalkan.
33
Bab. 33. Dia Adikku.
34
Bab. 34. Jangan Menyakitinya.
35
Bab. 35. Jauhi Kakakku.
36
Bab. 36. Aku Memiliki Hadiah Untukmu.
37
Bab. 37. Apa Kalian Sudah Pu-as?!
38
Bab. 38. Apa Kamu Ingin Menangis?
39
Bab. 39. Maafkan Aku Melanggar Janji.
40
Bab. 40. Dasar Pria Sombong.
41
Bab. 41. Regina Jodoh William.
42
Bab. 42. Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan.
43
Bab. 43. Pulang Kampung.
44
Bab. 44. Mama Kecewa DenganMu.
45
Bab. 45. Pecat Wanita Itu.
46
Bab. 46. Tertangkap Basah.
47
Bab. 47. Aku Yang Memulai.
48
Bab. 48. Aku Tidak Mau.
49
Bab. 49. Tidak Ada Yang Lain.
50
Bab. 50. Sudah Berakhir.
51
Bab. 51. Bertemu Kembali.
52
Bab. 52. Kedatangan Reka.
53
Bab. 53. Hamil 6 Minggu.
54
Bab. 54. Bagaimana Bisa?
55
Bab. 55. Papa Punya Pilihan Lain.
56
Bab. 56. Percaya Diri Itu Perlu.
57
Bab. 57. Pria Paling Sombong.
58
Bab. 58. Bersiap Memberi Kejutan.
59
Bab. 59. Cara Membatalkan Perjodohan 21++
60
Bab. 60. Putri Om Regan?
61
Bab. 61. Tidak Mungkin.
62
Bab. 62. Aku Juga Mencintaimu.
63
Bab. 63. Beri Aku Waktu.
64
Bab. 64. Mama Sudah Tau.
65
Bab. 65. Kebetulan Macam Apa Ini?
66
Bab. 66. Ada Apa Dengan Regina?
67
Bab. 67. Siapa Ayahnya?
68
Bab. 68. Kamu Pilihan Papa.
69
Bab. 69. Aku Sangat Mencintainya.
70
Bab. 70. Aku Sengaja Melakukannya.
71
Bab. 71. Terima Kasih, Ayah.
72
Bab. 72. Beraninya Kamu Pergi.
73
Bab. 73. Kenapa Bisa Kecolongan?
74
Bab. 74. Seperti Tom dan Jerry.
75
Bab. 75. Mungkin Anakmu Perempuan.
76
Bab. 76. Ada Syaratnya.
77
Bab. 77. Berbahagialah, Nak.
78
Bab. 78. Tidak Ada Harapan.
79
Bab. 79. Tidak Pernah Merebutnya.
80
Bab. 80. Bertengkar Dengan Siapa?
81
Bab. 81. Mereka Di Jodohkan.
82
Bab. 82. Aku Menyesal, Ma.
83
Bab. 83. Wedding Day.
84
Bab. 84. Beautiful In White.
85
Bab. 85. Saatnya Kamu Bahagia.
86
Bab. 86. Disamakan Dengan Burung.
87
Bab. 87. Berebut Sekotak Susu.
88
Bab. 88. Terimakasih Untuk PengkhinatanMu.
89
Bab. 89. Kamu Milikku, Willona.
90
Bab. 90. Kamu Harus Membayar Ku.
91
Bab. 91. Feeling Ibu Hamil.
92
Bab. 92. Aku Bukan Sayangmu.
93
Bab. 93. Dimana Suami Mu?
94
Bab. 94. Hanya Berniat Menolong.
95
Bab. 95. Kamu Memang Pria Baik.
96
Bab. 96. Berhenti Mengharapkan Regina.
97
Bab. 97. Kita Perlu Bicara
98
Bab. 98. Aku Punya Calon Istri.
99
Bab. 99. Maukah Kamu Menjadi Kekasihku?
100
Bab. 100. Putri Nyonya Karin.
101
Bab. 101. Kasihan Sekali Dia.
102
Bab. 102. Siapa Yang Kamu Pilih?
103
Bab. 103. Apa Daddy Boleh Berkunjung?
104
Bab. 104. Tidak Mau Berdiri.
105
Bab. 105. Dia Menyindir Ku?
106
Bab. 106. Dokter Gombal.
107
Bab. 107. Cemburu Dengan Papa.
108
Bab. 108. Kekanakan dan Egois.
109
Bab. 109. Suami Takut Istri.
110
Bab. 110. Cinta Perlu Perjuangan.
111
Bab. 111. Rindu Ibu.
112
Bab. 112. Manis Sekali.
113
Bab. 113. Kejutan.
114
Bab. 114. Kamu Ingin Merebut Orang Tuaku?
115
Bab. 115. Aku Sudah Memaafkan Mu.
116
Bab. 116. Dokter Juga Bisa Sakit.
117
Bab. 117. Beraninya Menyakiti Putriku.
118
Bab. 118. Beri Aku Kesempatan.
119
Bab. 119. Ingin Melihat Burung Ayah.
120
Bab. 120. Berpamitan.
121
Bab. 121. Melakukan Dosa.
122
Bab. 122. Menikahlah Denganku, Tamara.
123
Bab. 123. Tidak Meminta Restu.
124
Bab. 124. Minum Apa?
125
Bab. 125. Maafkan Aku, Sayang. 21+
126
Bab. 126. Melamar Willona.
127
Bab. 127. Aku Juga Mencintai Reka.
128
Bab. 128. Pernikahan Alvino & Tamara.
129
Bab. 129. Persiapan Pernikahan.
130
Bab. 130. Berbahagia Selalu.
131
ExtraPart. Hadiah Pernikahan.
132
ExtraPart. Honeymoon, Babymoon.
133
ExtraPart. Bali.
134
ExtraPart. Periksa Kandungan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!