Bab. 15. Kedatangan Mama 21++

“Ampun..Mmhh Will.. Mmhh..”

“Minta ampun.. Mmhh!??”

William terus berpacu, sudah dua kali boy muntah, tetapi pria itu tidak menegenal lelah. Regina hanya bisa pasrah. Tenaganya telah habis terkuras.

“Will…” wanita itu menjerit, seiring tubuhnya yang bergetar hebat.

William membiarkan Regina mengontrol dirinya. Nafasnya begitu memburu, tersengal seperti habis lari menegejar maling.

“Sudah?”

Regina menggeleng, ia tidak sanggup lagi. Dengan lemah, kepalanya menoleh ke arah nakas. Waktu menunjukkan pukul 2 dini hari.

William menghajarnya sudah sejak pukul 10 malam tadi.

“Cukup.. Will..” tangan lemahnya mengusap lengan kokoh William yang mengukungnya.

Namun pria itu menulikan telinganya. Ia kembali memacu si boy, menghiraukan Regina yang sudah tak bertenaga lagi.

Bertepatan dengan muntahnya boy, untuk yang ketiga kalinya, Regina pun memejamkan matanya.

Dia sudah terlalu lelah meladeni atasannya yang tidak waras ini.

“Semoga William junior segera hadir disini.” Bisik William dia atas perut rata sekretarisnya. Namun, ia tau hal itu hanya gurauan semata.

Setelah nafasnya berangsur stabil, William memisahkan diri dari Regina. Ia kemudian berlalu ke kamar mandi untuk membuang alat pelindung diri si boy.

Ya, mereka melakukannya dengan menggunakan APD pada si boy. Itu merupakan syarat dari Regina. Jika tidak di turuti, wanita itu juga tidak akan menuruti keinginan William. Dan si pria durjana itu, tidak punya pilihan lain, selain menuruti keinginan Regina, demi terpenuhinya kebutuhan batinnya.

“Cih.. sial.. tunggu saja.. suatu saat aku tidak akan membeli barang durjana itu lagi.” Gerutu William sembari membersihkan si boy.

Setelah bersih, pria itu kembali ke dalam kamar, sembari membawa handuk kecil yang telah ia siram dengan air hangat.

Dengan hati-hati William membersihkan si girl. Panggilan yang William buat untuk milik Regina.

“Girl.. you’re so damn hot..”

Setelah bersih, William kembali membawa handuk itu kedalam kamar mandi. Dan pria itu pun bergabung bersama Regina ke alam mimpi.

“I love you..Hon.” Bisiknya di atas kepala sang sekretaris. Tak lupa melabuhkan sebuah kecupan hangat di sana.

Regina hanya menggeliat, dalam terpejamnya, wanita itu memeluk erat pinggang William, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang pria itu.

William tersenyum, ia mengusap lembut punggung polos wanitanya.

Saat hendak memejamkan mata, ponsel di atas nakas di sampingnya berdering, dengan cepat William meraihnya. Agar tidur Regina tak terusik.

“Ya, ma?” Jawab William berbisik, setelah melihat nama sang mama di layar ponsel.

“Kenapa menelpon tengah malam begini? Mama tidak tidur?” Tanyanya lagi.

“Mama baru mau tidur, tadi habis di ganggu papamu.” Ucap nyonya Aurel dari seberang.

William mencebik mendengar ucapan sang mama. Ia tau maksud ucapan wanita yang telah melahirkannya itu. Bagaimana dia tidak memiliki kebutuhan batin yang besar, jika kedua orang tuanya sendiri yang mewarisi.

“Ingat umur, ma.”

“Namanya juga puber kedua.” Jawab nyonya Aurel terkekeh. “Kamu dimana? Kenapa tidak pulang?” Lanjutnya lagi.

“Aku tidur di apartemen, ma.”

“Kenapa sekarang jadi sering tidur di apartemen? Sudah bosan tidur dirumah?”

William memijat pangkal hidungnya. Kenapa mamanya begitu cerewet?

“Ma, pulang kantor aku harus ke klub, dari klub lebih dekat ke apartemen daripada ke rumah. Besok pagi, aku juga harus ke kantor lagi.” Dusta William.

“Kenapa kamu berbisik seperti itu? Apa kamu sedang tidur bersama seseorang? Apa seorang wanita? Pacarmu? Atau wanita bayaran mu?”

William menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.

“Ma, ini sudah malam, salah! Lebih tepatnya ini sudah pagi. Aku lelah, ma. Aku mau tidur.”

“Hei.. Willi—.”

William mematikan panggilan telepon terlebih dulu. Ia tidak perduli, dengan mamanya yang sedang mengomel di seberang sana.

******

Waktu menujukkan pukul 7 pagi, Alvino pun kembali menyambangi rumah kontrakan sang kekasih. Namun rumah itu masih seperti kemarin. Kosong tak berpenghuni.

Pria itu mencoba menghubungi Regina kembali. Namun hasilnya tetap sama, wanita itu tidak menjawab panggilan telpon darinya.

“Sayang, kamu dimana?” Ucap Alvino lirih. Tak ada orang di sekitar rumah itu yang bisa ia tanyai.

Para penghuni kontrakan di sekitarnya tidak terlalu berbaur dengan penghuni lainnya. Mereka bersikap masa bodo. Dan tidak terlalu ikut campur urusan orang lain.

Alvino hendak mencari Regina ke tempat wanita itu bekerja, namun denting ponsel menghentikan langkahnya.

“Pak, pagi ini kita ada pertemuan dengan klien dari luar kota.”

Sebuah pesan masuk dari Tamara membuat Alvino mengurungkan niatnya mencari Regina. Ia pun bergegas menuju kantor sendiri.

****

“Apa rahang mu masih sakit, Hon?” Tanya William sembari mendekap pinggang Regina dari belakang.

Mereka sedang berada di meja makan, dengan Regina yang sedang sibuk menata isian sandwich, di atas piring.

“Sudah tidak.”

“Kalau masih sakit, kamu libur saja hari ini.”

“Mm, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Lagi pula, pekerjaan kita sedang banyak-banyaknya kan? Nanti saja ambil liburnya.”

William menggangguk patuh. Kemudian mengambil tempat duduk, untuk memulai sarapannya.

“Tetapi jika kamu merasa sakit, katakan ya? Aku tidak mau kamu sampai kenapa-napa.”

“Iya, pak bos.” Jawab Regina tersenyum.

Setelah 15 menit menikmati makan paginya, pasangan direktur dan sekretaris itu, bergegas meninggalkan apartemen. Namun, langkah mereka terpaku, kala mendapati nyonya Aurel di depan pintu.

“Yang mulia ratu?”

“Nyonya Antony?”

Ucap William dan Regina bersamaan. Mereka berdua saling menatap satu sama lain. Gugup! Kedua orang itu di landa kegugupan, mereka seperti pasangan selingkuh yang di labrak oleh pasangan sah.

William merasa bulir-bulir air mulai keluar dari pori-pori kulitnya.

“Regina? Kamu disini?”

“H-Hah, i-iya, nyonya.” Jawab Regina terbata. Lidahnya seakan kelu.

“Apa kalian sudah terlambat? Boleh mama masuk sebentar?” Tanya wanita paruh baya itu, namun kakinya tetap melangkah, menerobos dua orang yang sedang mematung di ambang pintu.

“Astaga.” William berbalik, mendekat ke arah sang mama.

“Ada apa pagi-pagi sudah kemari, ma?” Ia tidak menyangka mamanya akan datang karena mencurigainya tidur dengan seorang wanita.

“Mama membawakan kamu sarapan.” Ucap nyonya Aurel sembari memperlihatkan tas kain berisi kotak makanan.

“Tetapi, sepertinya kamu sudah sarapan? Kamu sudah siap ke kantor.”

William mengangguk. “Ya, Regina yang membuatkan aku sarapan.”

“Ah ya, apa kamu membuat sarapan di rumah mu, Re?” Tanya mama William itu ke arah Regina.

Kepala Regina menggeleng. Namun sedetik kemudian ia menyadari kebodohannya.

“A-aku membuat sarapan di sini, nyonya. Aku datang jam 6 tadi.” Wanita itu berdusta kepada ibu atasannya.

‘Semoga nyonya Antony percaya.’

“Iya ma, aku memintanya datang untuk membuat sarapan.” Dukung William.

Nyonya Aurel mengangguk. “Ya sudah. Mama bawa pulang saja sarapan ini lagi.” Ucapnya lesu.

“Jangan, nyonya. Untuk ku saja. Nanti bisa aku makan saat makan siang.” Regina tau, itu pasti isinya nasi goreng, atau nasi lainnya.

“Kamu mau?”

Regina mengangguk. Nyonya Aurel pun menyerahkan tas bekal itu kepada Regina.

Istri pak Antony itu meneliti ruangan apartemen sang putra, meski ia tau alamat dan nomor unitnya, namun ini baru pertama kali nyonya Aurel menginjakkan kakinya di tempat tinggal William.

“Ya sudah. Kalian boleh berangkat. Mama mau di sini dulu, melihat-lihat.”

Mata William membola mendengar ucapan sang mama. Ia tidak bisa membiarkan ibunya tetap berada disana sendirian. Di kamarnya ada barang-barang wanita.

“Ma,. Mama pulang saja dulu. Melihat-lihat apartemen ku nanti saja, saat aku libur.” William mendekat ke arah sang mama.

“Katanya di gedung ini. Ada pekerja yang meninggal saat pembangunan gedung ini. Yang aku dengar-dengar, arwahnya masih suka berkeliaran, aku takut nanti—

“Stop, kamu jangan teruskan. Mama mau pulang saja.” Nyonya Aurel bergegas. Ia sangat takut dengan hal-hal yang berbau horor.

“Terima kasih, bekalnya nyonya.” Ucap Regina.

“Iya. Nanti lain kali mampir ke rumah, kita masak bersama.” Setelah mengucapkan itu, nyonya Aurel pun menghilang di balik pintu.

Dan William pun tak mampu menahan tawanya.

“Kamu jahat, kenapa membohongi mama mu?” Regina memukul lengan William.

“Aku tidak mungkin membiarkan mama disini sendiri. Bisa-bisa dia melihat barang-barang mu yang ada di kamar.”

Regina pun mengangguk paham. Mereka pun kembali tertawa bersama.

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Wiek Soen

Wiek Soen

anak dan calon mantu durhakim 🤣🤣🤣🤣

2022-09-13

0

siapahayo

siapahayo

bacanya sampe ikut tertawa lihat kelakuan s wiliam ini 😂

2022-09-10

0

Keser Galby

Keser Galby

dasar anak durhaka 🤣🤣

2022-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Berakhir Di Ranjang.
2 Bab. 2. Direktur Baru.
3 Bab. 3. Awas Kamu Regina.
4 Bab. 4. Pembicaraan Apa Ini?
5 Bab. 5. Jadikan Aku Yang Kedua. 21++
6 Bab. 6. Siap Menjadi Simpananmu.
7 Bab. 7. Untuk Uang Jajan.
8 Bab. 8. Dasar Pria Nakal.
9 Bab. 9. Selalu Saja Begitu.
10 Bab. 10. Menyerobot di Tikungan!
11 Bab. 11. Saling Menguntungkan.
12 Bab. 12. Maafkan Aku.
13 Bab. 13. Kamu Tanggung Jawab Ku.
14 Bab. 14. Gara-Gara Handuk Kimono.
15 Bab. 15. Kedatangan Mama 21++
16 Bab. 16. Bos dan Sekretaris.
17 Bab. 17. Rahasia William.
18 Bab. 18. Gara-Gara Mobil Baru.
19 Bab. 19. Aku Cemburu!
20 Bab. 20. Akhir Pekan.
21 Bab. 21. Di Rumah Keluarga Sanjaya.
22 Bab. 22. Masih, Di Rumah Sanjaya.
23 Bab. 23. Gara-Gara Film 365 Hari.
24 Bab. 24. Are You Ready? 21++
25 Bab. 25. Aku Memberimu Harapan.
26 Bab. 26. APD Boy Habis.
27 Bab. 27. Bayar Dengan Cinta.
28 Bab. 28. Thanks, Babe.
29 Bab. 29. Rencana Pak Antony.
30 Bab. 30. Kita Kawin Lari.
31 Bab. 31. Satu Sama.
32 Bab. 32. Menyebalkan.
33 Bab. 33. Dia Adikku.
34 Bab. 34. Jangan Menyakitinya.
35 Bab. 35. Jauhi Kakakku.
36 Bab. 36. Aku Memiliki Hadiah Untukmu.
37 Bab. 37. Apa Kalian Sudah Pu-as?!
38 Bab. 38. Apa Kamu Ingin Menangis?
39 Bab. 39. Maafkan Aku Melanggar Janji.
40 Bab. 40. Dasar Pria Sombong.
41 Bab. 41. Regina Jodoh William.
42 Bab. 42. Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan.
43 Bab. 43. Pulang Kampung.
44 Bab. 44. Mama Kecewa DenganMu.
45 Bab. 45. Pecat Wanita Itu.
46 Bab. 46. Tertangkap Basah.
47 Bab. 47. Aku Yang Memulai.
48 Bab. 48. Aku Tidak Mau.
49 Bab. 49. Tidak Ada Yang Lain.
50 Bab. 50. Sudah Berakhir.
51 Bab. 51. Bertemu Kembali.
52 Bab. 52. Kedatangan Reka.
53 Bab. 53. Hamil 6 Minggu.
54 Bab. 54. Bagaimana Bisa?
55 Bab. 55. Papa Punya Pilihan Lain.
56 Bab. 56. Percaya Diri Itu Perlu.
57 Bab. 57. Pria Paling Sombong.
58 Bab. 58. Bersiap Memberi Kejutan.
59 Bab. 59. Cara Membatalkan Perjodohan 21++
60 Bab. 60. Putri Om Regan?
61 Bab. 61. Tidak Mungkin.
62 Bab. 62. Aku Juga Mencintaimu.
63 Bab. 63. Beri Aku Waktu.
64 Bab. 64. Mama Sudah Tau.
65 Bab. 65. Kebetulan Macam Apa Ini?
66 Bab. 66. Ada Apa Dengan Regina?
67 Bab. 67. Siapa Ayahnya?
68 Bab. 68. Kamu Pilihan Papa.
69 Bab. 69. Aku Sangat Mencintainya.
70 Bab. 70. Aku Sengaja Melakukannya.
71 Bab. 71. Terima Kasih, Ayah.
72 Bab. 72. Beraninya Kamu Pergi.
73 Bab. 73. Kenapa Bisa Kecolongan?
74 Bab. 74. Seperti Tom dan Jerry.
75 Bab. 75. Mungkin Anakmu Perempuan.
76 Bab. 76. Ada Syaratnya.
77 Bab. 77. Berbahagialah, Nak.
78 Bab. 78. Tidak Ada Harapan.
79 Bab. 79. Tidak Pernah Merebutnya.
80 Bab. 80. Bertengkar Dengan Siapa?
81 Bab. 81. Mereka Di Jodohkan.
82 Bab. 82. Aku Menyesal, Ma.
83 Bab. 83. Wedding Day.
84 Bab. 84. Beautiful In White.
85 Bab. 85. Saatnya Kamu Bahagia.
86 Bab. 86. Disamakan Dengan Burung.
87 Bab. 87. Berebut Sekotak Susu.
88 Bab. 88. Terimakasih Untuk PengkhinatanMu.
89 Bab. 89. Kamu Milikku, Willona.
90 Bab. 90. Kamu Harus Membayar Ku.
91 Bab. 91. Feeling Ibu Hamil.
92 Bab. 92. Aku Bukan Sayangmu.
93 Bab. 93. Dimana Suami Mu?
94 Bab. 94. Hanya Berniat Menolong.
95 Bab. 95. Kamu Memang Pria Baik.
96 Bab. 96. Berhenti Mengharapkan Regina.
97 Bab. 97. Kita Perlu Bicara
98 Bab. 98. Aku Punya Calon Istri.
99 Bab. 99. Maukah Kamu Menjadi Kekasihku?
100 Bab. 100. Putri Nyonya Karin.
101 Bab. 101. Kasihan Sekali Dia.
102 Bab. 102. Siapa Yang Kamu Pilih?
103 Bab. 103. Apa Daddy Boleh Berkunjung?
104 Bab. 104. Tidak Mau Berdiri.
105 Bab. 105. Dia Menyindir Ku?
106 Bab. 106. Dokter Gombal.
107 Bab. 107. Cemburu Dengan Papa.
108 Bab. 108. Kekanakan dan Egois.
109 Bab. 109. Suami Takut Istri.
110 Bab. 110. Cinta Perlu Perjuangan.
111 Bab. 111. Rindu Ibu.
112 Bab. 112. Manis Sekali.
113 Bab. 113. Kejutan.
114 Bab. 114. Kamu Ingin Merebut Orang Tuaku?
115 Bab. 115. Aku Sudah Memaafkan Mu.
116 Bab. 116. Dokter Juga Bisa Sakit.
117 Bab. 117. Beraninya Menyakiti Putriku.
118 Bab. 118. Beri Aku Kesempatan.
119 Bab. 119. Ingin Melihat Burung Ayah.
120 Bab. 120. Berpamitan.
121 Bab. 121. Melakukan Dosa.
122 Bab. 122. Menikahlah Denganku, Tamara.
123 Bab. 123. Tidak Meminta Restu.
124 Bab. 124. Minum Apa?
125 Bab. 125. Maafkan Aku, Sayang. 21+
126 Bab. 126. Melamar Willona.
127 Bab. 127. Aku Juga Mencintai Reka.
128 Bab. 128. Pernikahan Alvino & Tamara.
129 Bab. 129. Persiapan Pernikahan.
130 Bab. 130. Berbahagia Selalu.
131 ExtraPart. Hadiah Pernikahan.
132 ExtraPart. Honeymoon, Babymoon.
133 ExtraPart. Bali.
134 ExtraPart. Periksa Kandungan.
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab. 1. Berakhir Di Ranjang.
2
Bab. 2. Direktur Baru.
3
Bab. 3. Awas Kamu Regina.
4
Bab. 4. Pembicaraan Apa Ini?
5
Bab. 5. Jadikan Aku Yang Kedua. 21++
6
Bab. 6. Siap Menjadi Simpananmu.
7
Bab. 7. Untuk Uang Jajan.
8
Bab. 8. Dasar Pria Nakal.
9
Bab. 9. Selalu Saja Begitu.
10
Bab. 10. Menyerobot di Tikungan!
11
Bab. 11. Saling Menguntungkan.
12
Bab. 12. Maafkan Aku.
13
Bab. 13. Kamu Tanggung Jawab Ku.
14
Bab. 14. Gara-Gara Handuk Kimono.
15
Bab. 15. Kedatangan Mama 21++
16
Bab. 16. Bos dan Sekretaris.
17
Bab. 17. Rahasia William.
18
Bab. 18. Gara-Gara Mobil Baru.
19
Bab. 19. Aku Cemburu!
20
Bab. 20. Akhir Pekan.
21
Bab. 21. Di Rumah Keluarga Sanjaya.
22
Bab. 22. Masih, Di Rumah Sanjaya.
23
Bab. 23. Gara-Gara Film 365 Hari.
24
Bab. 24. Are You Ready? 21++
25
Bab. 25. Aku Memberimu Harapan.
26
Bab. 26. APD Boy Habis.
27
Bab. 27. Bayar Dengan Cinta.
28
Bab. 28. Thanks, Babe.
29
Bab. 29. Rencana Pak Antony.
30
Bab. 30. Kita Kawin Lari.
31
Bab. 31. Satu Sama.
32
Bab. 32. Menyebalkan.
33
Bab. 33. Dia Adikku.
34
Bab. 34. Jangan Menyakitinya.
35
Bab. 35. Jauhi Kakakku.
36
Bab. 36. Aku Memiliki Hadiah Untukmu.
37
Bab. 37. Apa Kalian Sudah Pu-as?!
38
Bab. 38. Apa Kamu Ingin Menangis?
39
Bab. 39. Maafkan Aku Melanggar Janji.
40
Bab. 40. Dasar Pria Sombong.
41
Bab. 41. Regina Jodoh William.
42
Bab. 42. Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan.
43
Bab. 43. Pulang Kampung.
44
Bab. 44. Mama Kecewa DenganMu.
45
Bab. 45. Pecat Wanita Itu.
46
Bab. 46. Tertangkap Basah.
47
Bab. 47. Aku Yang Memulai.
48
Bab. 48. Aku Tidak Mau.
49
Bab. 49. Tidak Ada Yang Lain.
50
Bab. 50. Sudah Berakhir.
51
Bab. 51. Bertemu Kembali.
52
Bab. 52. Kedatangan Reka.
53
Bab. 53. Hamil 6 Minggu.
54
Bab. 54. Bagaimana Bisa?
55
Bab. 55. Papa Punya Pilihan Lain.
56
Bab. 56. Percaya Diri Itu Perlu.
57
Bab. 57. Pria Paling Sombong.
58
Bab. 58. Bersiap Memberi Kejutan.
59
Bab. 59. Cara Membatalkan Perjodohan 21++
60
Bab. 60. Putri Om Regan?
61
Bab. 61. Tidak Mungkin.
62
Bab. 62. Aku Juga Mencintaimu.
63
Bab. 63. Beri Aku Waktu.
64
Bab. 64. Mama Sudah Tau.
65
Bab. 65. Kebetulan Macam Apa Ini?
66
Bab. 66. Ada Apa Dengan Regina?
67
Bab. 67. Siapa Ayahnya?
68
Bab. 68. Kamu Pilihan Papa.
69
Bab. 69. Aku Sangat Mencintainya.
70
Bab. 70. Aku Sengaja Melakukannya.
71
Bab. 71. Terima Kasih, Ayah.
72
Bab. 72. Beraninya Kamu Pergi.
73
Bab. 73. Kenapa Bisa Kecolongan?
74
Bab. 74. Seperti Tom dan Jerry.
75
Bab. 75. Mungkin Anakmu Perempuan.
76
Bab. 76. Ada Syaratnya.
77
Bab. 77. Berbahagialah, Nak.
78
Bab. 78. Tidak Ada Harapan.
79
Bab. 79. Tidak Pernah Merebutnya.
80
Bab. 80. Bertengkar Dengan Siapa?
81
Bab. 81. Mereka Di Jodohkan.
82
Bab. 82. Aku Menyesal, Ma.
83
Bab. 83. Wedding Day.
84
Bab. 84. Beautiful In White.
85
Bab. 85. Saatnya Kamu Bahagia.
86
Bab. 86. Disamakan Dengan Burung.
87
Bab. 87. Berebut Sekotak Susu.
88
Bab. 88. Terimakasih Untuk PengkhinatanMu.
89
Bab. 89. Kamu Milikku, Willona.
90
Bab. 90. Kamu Harus Membayar Ku.
91
Bab. 91. Feeling Ibu Hamil.
92
Bab. 92. Aku Bukan Sayangmu.
93
Bab. 93. Dimana Suami Mu?
94
Bab. 94. Hanya Berniat Menolong.
95
Bab. 95. Kamu Memang Pria Baik.
96
Bab. 96. Berhenti Mengharapkan Regina.
97
Bab. 97. Kita Perlu Bicara
98
Bab. 98. Aku Punya Calon Istri.
99
Bab. 99. Maukah Kamu Menjadi Kekasihku?
100
Bab. 100. Putri Nyonya Karin.
101
Bab. 101. Kasihan Sekali Dia.
102
Bab. 102. Siapa Yang Kamu Pilih?
103
Bab. 103. Apa Daddy Boleh Berkunjung?
104
Bab. 104. Tidak Mau Berdiri.
105
Bab. 105. Dia Menyindir Ku?
106
Bab. 106. Dokter Gombal.
107
Bab. 107. Cemburu Dengan Papa.
108
Bab. 108. Kekanakan dan Egois.
109
Bab. 109. Suami Takut Istri.
110
Bab. 110. Cinta Perlu Perjuangan.
111
Bab. 111. Rindu Ibu.
112
Bab. 112. Manis Sekali.
113
Bab. 113. Kejutan.
114
Bab. 114. Kamu Ingin Merebut Orang Tuaku?
115
Bab. 115. Aku Sudah Memaafkan Mu.
116
Bab. 116. Dokter Juga Bisa Sakit.
117
Bab. 117. Beraninya Menyakiti Putriku.
118
Bab. 118. Beri Aku Kesempatan.
119
Bab. 119. Ingin Melihat Burung Ayah.
120
Bab. 120. Berpamitan.
121
Bab. 121. Melakukan Dosa.
122
Bab. 122. Menikahlah Denganku, Tamara.
123
Bab. 123. Tidak Meminta Restu.
124
Bab. 124. Minum Apa?
125
Bab. 125. Maafkan Aku, Sayang. 21+
126
Bab. 126. Melamar Willona.
127
Bab. 127. Aku Juga Mencintai Reka.
128
Bab. 128. Pernikahan Alvino & Tamara.
129
Bab. 129. Persiapan Pernikahan.
130
Bab. 130. Berbahagia Selalu.
131
ExtraPart. Hadiah Pernikahan.
132
ExtraPart. Honeymoon, Babymoon.
133
ExtraPart. Bali.
134
ExtraPart. Periksa Kandungan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!