“Guru! Murid ini datang untuk menepati janji,” ucap Aether memberikan Sujud kepada ksatria tersebut.
Terlihat ketenangan dari Aether saat berhadapan ksatria yang menggunakan pedang tersebut, padahal Zeus yang ada di dekatnya Sudah keringat Dingin setelah melihat aura yang dikeluarkan oleh monster yang ada Di hadapannya.
Yang diyakini mungkin udah Sekuat sang kaisar Gowa, setelah bersujud tiga kali Aether langsung mengaktifkan grimoire yang dia miliki dan menarik pedangnya untuk bertarung dengan Sekuat tenaga.
Benturan pertama mereka menjadi tanda bagi zeus dan rangga untuk Segera pergi menuju tempat teleportasi yang ada dalam ruangan ini.
Rangga yang memang sudah berada dalam tempat ini selama beberapa saat jadinya sangat paham tentang lokasi dari gerbang teleportasi itu berada, terlihat si ksatria itu Sempat berniat untuk menghalanginya namun Segera ditahan oleh Aether.
“Jadi ini kekuatan Sesungguhnya dari Seorang kapten dari pasukan kesatria hitam dari kerajaan barat di masa lalu,” gumam Aether yang merasakan Kemampuan Asli dari Gurunya.
Sebagai murid ia tentunya beberapa kali merasakan latihan bertarung dengan sanga Guru, namun ia selalu menerka kalau gurnya itu sama Sekali tidak memperlihatkan kekuatan Aslinya, dan Sepertinya tebakannya itu benar saat bertarung Sekarang ia dapat merasakan kalau kekuatan yang ia lawan Dahulu hampir Dua kali lipat dengan kekuatan yang dimiliki gurunya saat kehilangan kontrol Seperti ini.
Bukan hanya kekuatan, yang sangat berbeda dengan apa yang dulu mereka katakan, kecepatan dan kemampuan berpedang yang dimiliki gurunya ini jauh lebih meningkat daripada yang diajarkan dahulu.
............
Di Lain tempat, Mia, diablo, dan Hades sedang dalam kesulitan yang lebih mengerikan, ia terus Dipermainkan oleh Naga itu walaupun dengan berbagai cara yang telah ia lakukan kecepatan regenerasi dari naga memang terlalu mengerikan.
“Aku mulai berpikir kalau Aether mengirim kita melawan Naga ini, hanya untuk mengirim kita mati,” keluh Ma karena sama Sekali tidak menemukan titik lemah baik yang dilakukan oleh Aether maupun titik lemah yang menurutnya setidaknya memberikannya luka dalam pertarungan ini.
Mereka bahkan telah berhasil untuk memotong salah satu kaki dari naga itu, namun dalam Sekejap kaki itu akan segera tumbuh menjadi kaki yang baru..
“Sepertinya aku terlalu berharap kepada Kalian, asalkan kalian tahu, hanya dengan menggunakan Sebuah pedang anak itu berhasil memotong 2 kaki ku Sedang kalian Sudah bertiga tapi hanya mampu memotong satu kaki ku semata.”
Sebenarnya Naga ini memiliki kecepatan yang tergolong lambat, memang kekuatan yang dimiliki dapat menghancurkan mereka dengan satu kali Serangan. Tapi karena kecepatanya yang lambat sampai Sekarang mereka masih tergolong baik baik saja.
Yang membuat ini sangat merepotkan adalah kemampuan regenerasi yang dimilikinya dan satu lagi kemampuannya yang membuat Diablo dan kawan kawan merasa sakit kepala melihatnya adalah si naga itu memiliki kemampuan Untuk kebal terhadap beberapa Serangan Sihir, Sehingga berbagai Sihir biasa tidak akan mempan melawan NAga ini.
“Bam, bam, bam!” terdengar tiga kali tembakan yang berasal dari Mia dan tembakan tersebut sangat kuat Sehingga dapat menghancurkan masing masing satu kaki dari sang naga yang perkasa.
“Kalau hanya menghancurkan, kami tidak kalah dengan orang buta itu, jadi berhentilah meremehkan dan lawan kami dengan Serius, dan untuk kalian terus kenapa kalau ia memiliki regenerasi yang super kuat, kita ini bertiga buat naga itu hancur sampai tidak tersisa untuk dia kembali beregenerasi.” Sedikit pidato pembakar semangat Akhirnya keluar dari mulut Mia
“Mari Selesaikan ini, dan mengejek orang itu jika kita berhasil menyelesaikan pertarungan ini lebih dulu,” salah satu Motivasi terbesar mereka adalah mengalahkan naga ini Sebelum Aether mengalahkan lawannya di lantai Sepuluh setidaknya walaupun mereka tidak bisa membandingkan LAwan yang mereka miliki namun setidaknya mereka bisa berbangga hati karena menang lebih dulu dari pada Aether
......
Berbeda dengan Kelompok Diablo, yang dari awal Sepertinya Sudah turun dengan kekuatan penuh, Sehingga saat yang ada pertarungan terlihat sangat Sengit, walaupun Aether belum terlalu belum berada Di tingkatan gurunya itu.
Tapi Sepertinya Setiap gerakan berpedang dari gurunya, telah ia kuasai dengan baik Sehingga Ia terus memberikan sebuah perlawanan, walaupun gurunya saat ini telah tidak memiliki emosi, entah Kenapa Aether merasa Ada yang aneh yang terjadi dengan gurunya
Itu terutama, Semakin lama Aether bertarung dengan gurunya ia merasa kekuatan dari Gurunya ini Semakin meningkat, Sehingga lama kelamaan bahkan untuk menangkis satu serangan pedang ia Sudah sangat kesusahan.
Itu terbukti saat ia menahan satu Serangan pedang dari gurunya langsung terbang karena kekuatan itu melebihi ekspektasi yang dia miliki, Aether sampai bengong karena tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada gurunya Sehingga kekuatan terus bertambah selama bertarung
Ia terus mencoba menyerang, dan hasilnya Selama itu pula ia hanya Dilemparkan satu buah Serangan pedang. Walaupun berada dalam kebingungan Aether masih berusaha untuk tetap tenang.
Ia terus mengingat apa yang dikatakan oleh gurunya saat menghadapi musuh yang lebih kuat, walaupun membutuhkan waktu, tapi Aether akhirnya terbiasa untuk menahan serangan itu, dengan menggunakan Sihir gravitasi milikinya.
“Sepertinya aku memang harus melepaskan pembatas sialan ini untuk bisa terus bisa melakukan perlawanan.” Gumam Aether.
Ia telah menggunakan Sihir gravitasinya untuk Sedikit memperlambat gerakan lawannya, tapi itu sama Sekali tidak berpengaruh. Sehingga ia memiliki cara terakhir.
Semenjak ia mendapat grimoire ini salah satu sihir yang paling Sering gunakan dan Sekaligus menjadi dasar dari Semua Sihir dari grimorenya adalah Sihir yang membuat medan gravitasi yang dapat terus Ditingkatkan.
Dan Semekajk itu ia diwaktu luang akan terus menggunakan Sihir itu kepada Dirinya, ia Seringkali menganggap ini Sebagai latihan, dan saat ia terbiasa maka dia akan terus meningkatkan level kekuatan medan gravitasi tersebut.
Termasuk saat ia telah memasuki dungeon ini, sepanjang waktu ia akan terus mengaktifkan medan gravitasi baik saat ia bertarung atau Sedang istirahat. Yang terkadan membuatnya lebih cepat lelah dari biasanya.
Dan rekor yang saat ini dia pegang adalah dapat terbaca bergerak dengan 50x medan gravitasi, secara perlahan cahaya dari grimoire kembali meredup tanda kalau itu telah dinonaktifkan.
“Maaf telah menunggu lama,” ucapnya yang kembali melakukan pertarungan pedang bersama ksatria itu.
Kali ini dan memang benar, terlihat kalau Aether dapat kemabli mengimbagi permainan pedang dari kesatria itu.
Yang membuat Aether Sedikit jengkel semakin lama ia bertarung dengan gurunya itu, semakin ia merasakan adanya kekuatan khusus yang membuat gurunya Nya menjadi semakin kuat Itulah yang membuat Aether terus merasa kesusahan saat berhadapan dengan Si ksatria.
“Ternyata, itu kau bocah bau,” ucap si ksatria dengan sedikit lantang saat mereka Sedang beradu pedang dengan Aether.
“Guru! Akhirnya kau sadar,” ucap Aether yang mundur selangkah dan memberikan beberapa penghormatan kepada gurunya itu.
“Aku tidak menyangka bocah bau yang pernah ku latih akan berkembang dengan pesat Seperti ini.”
“Lain kali saat kau melatih seseorang ingatlah untuk mengajarinya cara memasak makanan dengan baik!” ucap Aether yang tidak dimengerti Sang kesatria.
saat aether mengatakan itu ia sempat mengingat bagaimana pengalaman buruknya, saat keluar dari dungeon namun tidak memiliki kemampuan memasak yang cukup baik.
Mereka terus melanjutkan pertarungan walaupun kesadaran dari Si ksatria telah kembali namun tubuhnya masih belum bisa dikontrol dengan baik Sehingga pertarungan masih Di bisa Di lanjutkan.
Bahkan terlihat Si ksatria itu malah memberikan beberapa Arahan kepada Aether untuk memperbaiki gerakan perbedangnya yang masih kurang baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments