Felix membungkuk pada Mr. Lin rekan bisnisnya yang tadi sempat berbincang dengannya yang undur diri dari hadapannya. Setelah Hanna pergi ke toilet, pria paruh baya itu menghampiri Felix untuk membicarakan proyek kerja sama mereka. Lantas, kini sepeninggal Mr. Lin, bola mata Felix berpencar.
'Di mana wanita itu?' batin Felix kesal. Dia memeriksa jamnya kemudian berdecak. Entah kenapa, dia merasa tidak tenang karena Hanna belum kembali dari toilet. Khawatir? Tentu saja tidak. Apalagi, ada John berada di sisi wanita itu. Lantas?
Felix mendengkus kasar, kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi John. Baru saja dia akan menggeser layar diponselnya, tetapi sebuah suara menghentikannya.
"Aku benar-benar tidak suka dengan caramu, Fel."
Felix menoleh dan mendapati wajah Leo yang tampak kesal padanya. Senyum sinis terukir di wajah tampannya.
"Apa ini soal Hanna lagi? Maaf, tapi aku sedang tidak mood membicarakannya."
Leo mendengkus kasar. "Berhentilah bersikap brengsek, Felix Alley Huang! Aku tahu kau membencinya, tapi paling tidak jangan remehkan dia di depan orang-orang seperti tadi. Bagaimana pun, dia istrimu. Tidak seharusnya kau memperlakukannya seperti wanita murahan. Apakah dengan menghancurkan orang-orang di sekitarnya dan mengurungnya di dalam mansion megahmu masih belum bisa membuatmu puas menyakitinya?"
Leo hampir terbawa emosi, terbukti dari napasnya yang memburu diakhir kalimatnya. Namun, Felix bergeming menatapnya dengan tatapan datar.
"Fel, kau tahu kan, apa yang terjadi pada orangtuaku? Aku tidak ingin kau mengalami karma yang sama seperti ayahku. Aku—"
"—kau juga tahu kan, apa yang menimpaku sewaktu aku kecil?" potong Felix tajam dan penuh kebencian dia mengepalkan tangannya kuat. "Kau tahu dengan betul bagaimana semua orang yang kucintai dan yang kusayangi menolakku. Bagi mereka, aku adalah anak yang terbuang dan tidak diinginkan untuk hadir ke dunia ini. Bahkan, mereka juga menganggapku monster. Sejak itu, aku tidak pernah mau lagi mengenal yang namanya cinta ataupun kasih sayang.
Namun, tiba-tiba saja Hanna Osment datang dan mengacaukan segalanya. Dia membuatku merasakan cinta lagi. Tapi apa yang diperbuatnya?" Felix tergelak miris. "Dia rupanya sama saja dengan orang-orang yang menolakku saat aku kecil. Maka dari itu, aku bertekad menjadikannya milikku lalu menghancurkannya, membalas semua rasa sakitku pada dirinya."
Leo menghela napas frustrasi. "Tapi Fel, caramu itu tetap salah. Kalau kau memang mencintainya saat itu, kau tidak akan berbuat seperti ini padanya. Kecuali, kalau kau terobsesi padanya."
Felix dan Leo bertatapan untuk beberapa saat. Tidak ada satu pun dari mereka mengalihkan pandangan sampai pada akhirnya Felix berkata, "Apa kau menyukai Hanna, Leo?"
Seketika itu juga, mata Leo melebar. Dia berubah gugup. "T-tidak, Fel. Aku hanya—"
"—hanya apa? Peduli? Khawatir?" Felix berdecih. "Kalau kau menyukainya, kata—"
"—ya, aku menyukainya. Aku menyukainya lebih dulu dibandingkan dirimu, bahkan sejak aku masih berusia sepuluh tahun. Hanya saja, aku tidak tahu namanya."
Kali ini, Felix tak dapat menimpali perkataan Leo. Dia hanya melayangkan tatapan tajam dan menusuknya pada pria yang merupakan sepupunya itu. Tangannya terkepal kuat di sisi tubuhnya. Rahangnya mengeras, ingin sekali dia memukuli pria di hadapannya ini. Namun, reputasi dan statusnya dipertaruhkan jika dia benar-benar melakukannya.
"Kenapa, Fel? Kau merasa cemburu dan tidak terima atas pengakuanku? Bukankah kau sekarang membencinya? Lalu, kenapa kau merasa begitu?"
"Brengsek!" Felix hanya memakai.
"Fel, kau masih mencintainya, 'kan? Kalau begitu, berhentilah menyakitinya sebelum kau menyesal."
Lantas, Leo pun berbalik pergi meninggalkan Felix yang masih membisu. Namun, diam-diam Felix memikirkan kembali pengakuan Leo padanya. Seketika rasa sesak menyerangnya. Mendengar pengakuan Leo soal perasaanya pada Hanna membuat dadanya bergemuruh. Andai saja Leo bukan sepupunya, sudah pasti Felix akan berniat melenyapkan Leo, sama seperti dia melenyapkan Michael dua tahun yang lalu.
Lantas, kini dia dilema soal perasaanya. Benarkah dia masih mencintai Hanna seperti sembilan tahun yang lalu? Atau perasaan bencilah yang menghinggapi hatinya seperti yang dia yakini selama ini?
Lalu, apa maksud Leo berkata bahwa dia sudah menyukai Hanna sejak berusia sepuluh tahun?
Jawaban dari semua pertanyaannya adalah dia tidak tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments