Episod spesial teruntuk pembaca setiaku😚🌷🌷🌷
Keesokan harinya ...
Seperti biasa Rea menyiapkan sarapan untuk Arfan dan Nathan. Tangannya sungguh cekatan saat menata keperluan makan diatas meja. Mulai menuangkan susu coklat panas kedalam gelas cukup tinggi. Tak lupa mengoleskan selai rasa blueberry diatas roti tawar, kemudian menaruhnya diatas piring.
Kedua makanan yang biasa Arfan konsumsi setiap pagi itu ia taruh dalam nampan keramik bewarna putih. Kakinya baru saja akan melangkah menemui suaminya tersebut. Namun terhenti tatkala melihat orang yang dituju berada dihadapannya.
Istrinya Arfan ini heran saat melihat suaminya berpakaian santai, tidak seperti biasanya. Dahinya ia kerutkan, sang suami hanya tersenyum tipis, kesambet apa duda ini!
"Tidak ke kantor kak?" Sembari memperhatikan suaminya yang bersiap untuk duduk.
"Tidak, hari ini kita jalan-jalan." Rea membulatkan matanya, dan bibirnya sedikit menganga saat mendengar ucapan suaminya. Tidak bisa dipercaya, ada angin apa hingga duda ini mengajaknya jalan-jalan?
"Kita?" Apa aku berimajinasi?" Batin Rea.
"Kenapa dadakan?" Tanya Rea, tangannya menaruh nampan berisi sarapan Arfan diatas meja.
"Kenapa? Kamu gak suka?" Kata Arfan dengan nada menantang.
"Em ... bukan gitu kak, tapi_" Belum sempat Rea menyelesaikan ucapannya, Arfan sudah menyelanya.
"Aku tidak terima penolakan." Katanya, sembari menarik nampan berisi sarapan.
Apa maunya duda satu ini! Kemana kalimat yang ia ucapkan dimalam itu. Apa kepalanya terbentur dinding sehingga ia melupakan ucapannya sendiri? Gadis mini itu menghela nafas, sikap suaminya yang berubah-ubah cukup membuatnya pusing bukan main.
Setelah mendengar ucapan suaminya, Rea meninggalkannya sendiri dimeja makan. Gadis mini itu menuju kamarnya, Arfan yang sadar ditinggal pergi istrinya sekilas menengok kearah belakang.
"Mau kemana dia?" Lirihnya.
Tak lama terdengar suara langkah kaki menghampiri meja makan, diiringi dengan celotehan bayi. Firasat Arfan mengatakan, itu pasti Rea dengan Nathan.
Dan benar saja, lelaki berkumis tipis ini menoleh kekanan saat mendengar suara kursi sedang digeser, dan pelakunya yang tak lain ialah Rea.
Mereka sarapan selayakanya keluarga yang bahagia, tetapi bedanya sama sekali tidak ada perbincangan dimeja makan tersebut. Arfan sibuk dengan roti dan susu coklatnya, dan Rea sibuk dengan Nathan.
🌷🌷🌷
Seperti yang dikatakan Arfan bahwa hari ini mereka akan berjalan-jalan. Rea dan Nathan sudah siap dengan pakain santai mereka, keduanya segera keluar menemui duda angkuh tersebut.
"Em ... Ki ... kita mau jalan kemana?" Gugup Rea, lantaran tidak biasa menyebut kata "Kita" saat berbicara dengan suaminya tersebut.
"Kemana aja, nanti juga kamu tahu." Ucap Arfan dengan datar, kemudian berjalan menuju garasi mobilnya. Sedangkan dibelakangnya sang istri mengerucutkan bibirnya, kesal akan sikap suaminya tersebut.
Semua barang keperluan mereka sudah Arfan persiapkan dari semalam, maka dari itu Rea hanya perlu mengganti pakaiannya saja. Keluarga kecil itu masuk kedalam mobil bewarna hitam. Tak lama mobil itu melaju ketempat dimana hanya Arfan yang tahu.
Mobil mereka melalui jalan kota yang super padat. Hari yang semakin siang, membuat matahari sedikit meninggi. Sifatnya yang memberi kehangatan pada makhluk dibumi ini tak luput ia berikan pada keluarga kecil tersebut. Dengan menerangkan cahayanya, sang surya menghantarkan kehangatannya melewati jendela kaca mobil mereka.
Nampak jelas dari kaca, sebagian penduduk kota tengah sibuk ditepi jalan. Ada yang tengah berjualan, menunggu angkutan umum, atau sekedar berjalan ditrotoar.
Setelah mengarungi jalan raya super padat, akhirnya mereka sampai ditempat yang tidak asing bagi Rea dan Arfan.
"I ... ini," lirih Rea dengan terbata-bata. Ia sedikit tidak percaya jika Arfan akan membawanya ketempat ini.
Keluarga kecil itu mulai memasuki area taman, dengan cepat Arfan menggelar tikar untuk mereka duduk, kemudian menaruh keranjang camilan diatasnya. Keduanya duduk berhadapan, hati Rea berdegub tidak karuan.
Dimata Rea, nampak Arfan mulai mengeluarkan beberapa cemilan dari keranjangnnya. Setelah itu menuangkan jus alpukat kedalam gelas bening.
Disaat suaminya yang fokus menata makanan untuk mereka, Rea terus memandang pria dihapannya itu dengan lekat. Angin pantai yang cukup besar, meniup rambut Arfan bagian depan yang terlihat mulai memanjang.
Ting ...
Sayangkuh Kak Arfan😚:
"Sayang kamu sudah bangun?"
Gadis yang baru saja bangun tidur itu tersenyum bahagia saat melihat pesan dari kekasihnya.
Rea:
"Iya nih udah, kenapa?" Balas gadis ini yang seolah berkata datar, walau sebenarnya ia tersenyum dibaliknya.
Ting ...
Sayangkuh Kak Arfan😚:
"Kamu turun geh dari kasur, terus jalan kearah balkon kamarmu."
Rea yang membaca pesan kekasihnya itu keheranan, dari mana pria diujung sana tahu kalau ia masih diatas ranjang? Dan apa yang tengah ia lakukan sehingga menyuruhnya menghampiri balkon kamar?
Gadis ini sudah sudah dirundung rasa penasaran, dengan bergegas ia berjalan menuju balkon kamarnya. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat pria yang sangat ia cintai itu lakukan.
"I L O V E Y O U." Lirih Rea saat membaca ukiran kalimat tersebut diatas pasir. Senyum merekah pun terukir dibibir mungilnya, saat tak lama pria yang ia cari hadir dipandangan matanya dengan membawa sebuah kotak besar berbentuk love bewarna merah.
Pria itu menggerakkan tangannya dari bawah membentuk sebuah kalimat. Kedua telapaknya ia letakan tepat didadanya, kemudian bergerak kearah jantung, setelah itu jemarinya menunjuk gadis pujaannya yang berada diatas balkon, dan yang terakhir ia memutarkan telunjuknya.
Rea sudah tidak sanggup lagi menahan harunya, ia menangis diatas sana sembari menutup bibirnya. Arfan kembali bermain-main dengan jemrinya, kali ini ia membuat kiss jarak jauh. Rasa bahagia dan harunya sudah tak tertahan, ia segera berlari menemui kekasihnya itu dan memeluknya.
"Aku juga mencintaimu, selamanya!" Isak Rea saat berada dalam pelukan Arfan.
"Benarkah?" Goda Arfan sembari melepaskan pelukan kekasihnya tersebut.
"Iyalah, apa maksudmu?" Rea mengerucutkan bibirnya.
"Buka ini!" Kata Arfan dengan menyodorkan sebuah kotak berbentuk love bewarna merah. Rea membuka kotak yang diberikan kekasihnya itu, tetapi kosong.
"Apa-apaan ini! Aku tidak suka!" Rajuk Rea dan membuang kotak berbentuk love itu dengan kasar.
"Kalau yang ini?" Tanya Arfan sembari menyodorkan benda berbentuk dan berwarna yang sama namun ukurannya lebih kecil dari yang sebelumnya.
Jemari Arfan membuka tutup benda itu, dan terlihatlah benda bulat bewarna emas terpakir disana. Lagi-lagi Arfan membuat Rea menangis bahagia, tak lama terdengar suara petikan gitar diiringi dengan nyanyian.
Betapa bahagianya hatiku saat
Ku duduk berdua denganmu
Berjalan bersamamu
Menarilah denganku
Namun bila hari ini adalah yang terakhir
Namun ku tetap bahagia
Selalu kusyukuri
Begitulah adanya
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat cepatlah sampaikan kepadaku
Agar ku tak berharap
dan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya t'lah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah t'lah tiba
Izinkanku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan diujung waktu
Sudilah kau temani diriku
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat cepatlah sampaikan kepadaku
Agar ku tak berharap
dan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya t'lah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah t'lah tiba
Izinkanku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan diujung waktu
Sudilah kau temani diriku
Sudilah kau menjadi temanku
Sudilah kau menjadi
istriku*
"AKAD, Payung Teduh"
"Rea, Will you marry me?" Ucap Arfan sembari bersimpuh dibawah Rea.
Seketika wajah Rea berubah, dari tangis bahagia menjadi datar. Ia memegang lengan Arfan kemudian menyuruhnya untuk berdiri. Arfan dan orang-orang disekitarnya keheranan melihat tingkah Rea itu.
"Aku gak bisa," Lirih Rea namun masih bisa didengar oleh Arfan.
"Hah?" Pekik Arfan.
Belum sempat Rea menjawab keheranan Arfan, tetiba hujan turun mengguyur semua orang yang berada ditempat tersebut. Semua orang berhamburan menyelamatkan pakaian mereka agar tidak basah.
Rea mencoba mengikuti mereka dengan menarik pergelangan tangan Arfan, tetapi lelaki itu diam mematung. Rea yang merasakan Arfan yang tidak bergerak menengok kearah kekasihnya tersebut.
"Aku kecewa sama kamu Rey!" Teriak Arfan, hingga membuat orang-orang disekitar villa menengok kearah keduanya.
"Nanti aku jelasin di villa, ayo pergi dari sini?" Ucap Rea sedikit takut akan Arfan yang teriak barusan.
"Aku maunya disini!" Tegas Arfan.
"Hujan!" Kata Rea sembari mendangakan wajahnya keatas langit.
Arfan segera melepaskan jaket yang ia kenakan kemudian menutupi kepalanya dan juga Rea. Gadis itu terdiam saat melihat wajah Arfan yang tertunduk, ada tatapan kekecewan dalam rautnya. Ia sangat menyesal membuat lelucon seperti tadi.
Cukup lama keduanya berada dalam tangkupan jaket itu, Rea terdiam dan menunduk begitupun Arfan, sedikitpun tak ada kalimat yang keluar dari lisan mereka.
Air terus mengguyur bumi tanpa memikirkan penghuninya. Sudah lama Rea dan Arfan berada dibawah jaket itu, namun gadis itu tidak berbicara sama sekali. Arfan kecewa, ia memilih meninggalkan Rea. Namun kakinya baru satu kali melangkah, tangannya sudah ditarik oleh Rea.
"Kamu belum mendengar kalimatku setelahnya!" Teriak Rea, sengaja ia lakukan agar semua orang dapat mendengar jawaban yang sebenarnya. Arfan seketika membalikan tubuhnya dan menatap Rea.
"Aku memang tidak bisa! Tidak bisa menolakmu." Teriak Rea dengan mata memerah pertanda air mata yang tak sedikit telah ia curahkan dari sudut matanya.
Tanpa kata lagi, Arfan sudah tidak tahan, ia segera memeluk kekasihnya itu. Sorak dan siulanpun menyertai setelahnya.
"Rey, Kau baik-baik saja?"
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
kia
wuahhhh so sweet
2020-06-28
3
Raindse Praintzesa
baru baca sampai sini nih kak😄 nanti aku mampir lagi👍
2020-06-16
1
clapcaca
uwwu Thor aku baferr😍
2020-06-07
3